Rabu, 01 Februari 2017

LAYANAN BIMBINGAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR DI SEKOLAH DASAR

LAYANAN BIMBINGAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR DI SEKOLAH DASAR
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata KuliahBimbingan Konseling” dosen pengampu Nurjaman, M.Pd



Disusun Oleh:
Kelompok 8
1.      Fifi Nurkholifah          (140641166)
2.      Saindah                       (140641172)

Kelas SD14-A.5

Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Cirebon
2016





KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah ini selesai dengan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini membahas mengenai “Bimbingan Konseling”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Bimbingan Konseling”. Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Makalah ini. Terimakasih juga kepada dosen pembimbing Nurjaman, M.Pd dan kepada kedua orang tua yang sudah membantu dalam bentuk materi dan doanya.
Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik sangat di harapkan dari para pembaca guna meningkatkan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang. Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan atau materi. Terimakasih atas perhatiannya, dan berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Cirebon, 21 Desember 2016


                                                                                                Penulis





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................  i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................
A.    Latar Belakang ................................................................................  1
B.     Rumusan Masalah ...........................................................................  2
C.     Tujuan .............................................................................................  2
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................
A.    Layanan Bimbingan Bagi Anak Berkesulitan Belajar .....................  3
1.      Pengajaran Perbaikan ....................................................................  4
2.      Kegiatan Pengayaan .....................................................................  6
3.      Peningkatan Motivasi Belajar .......................................................  8
4.      Peningkatan Keterampilan Belajar ................................................ 12
5.      Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik .............. 13
BAB III PENUTUP ................................................................................... 16
A.    Kesimpulan ..................................................................................... 16
B.     Saran ............................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 18



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
         Manusia merupakan unsur yang sangat menentukan bagi terselenggaranya pendidikan secara maksimal, efektif, dan efisein. Artinya manusia berperan penting dan ikut adil dalam proses pendidikan. Langeveld menyatakan pendidikan ialah setiap usaha,  pengaruh,  perlindungan, dan  bantuan  yang diberikan  kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau orang yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah,  buku, putaran  hidup  sehari-hari,  dan  sebagainya)  dan  ditujukan kepada orang yang belum dewasa.  Hal ini berarti pendidikan merupakan salah  satu  usaha  untuk  menjadikan  manusia  yang  lebih  baik  dan berkualitas.  Demikian  pula  anak  yang  mengalami  kesulitan  belajar  juga berhak mendapatkan pendidikan agar hidupnya lebih baik dan berkualitas.
         Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebuah proses belajar mempunyai unsur-unsur yang penting di dalamnya yang berpengaruh terhadap hasil belajar itu sendiri. Dalam suatu proses belajar pasti ada hambatan-hambatan dan masalah yang dihadapi oleh siswa. Masalah-masalah tersebut dapat diminimalisir dengan berbagai cara atau metode. Salah satunya adalah dengan cara menguasai keterampilan-keterampilan belajar. Cece  Wijaya  dan  A.Tabrani  Rusman  (1991:  173)  menegaskan bahwa  memberikan  bimbingan  merupakan  salah  satu  kemampuan profesional  dasar  guru  dalam  proses  belajar  mengajar.  Bantuan  dan bimbingan sangat dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan melalui belajar mengajar  di  sekolah.  Oleh  sebab  itu,  guru  perlu  memahami berbagai  teknik  bimbingan  dan  dapat  memilih  teknik  yang  tepat  untuk membantu siswanya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengajaran perbaikan dalam layanan bimbingan bagi anak berkesulitan belajar?
2.      Bagaimana kegiatan pengayaan dalam layanan bimbingan bagi anak berkesulitan belajar?
3.      Apa saja peningkatan motivasi yang digunakan dalam layanan bimbingan bagi anak berkesulitan belajar?
4.      Bagaimana peningkatan keterampilan belajar dalam layanan bimbingan bagi anak berkesulitan belajar?
5.      Bagaimana cara pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam layanan bimbingan bagi anak berkesulitan belajar?

C.    Tujuan
1.   Memahami pengajaran perbaikan dalam layanan bimbingan bagi anak berkesulitan belajar.
2.   Memahami kegiatan pengayaan dalam layanan bimbingan bagi anak berkesulitan belajar.
3.    Memahami peningkatan motivasi yang digunakan dalam layanan bimbingan bagi anak berkesulitan belajar
4.    Memahami peningkatan keterampilan belajar dalam layanan bimbingan bagi anak berkesulitan belajar.
5.    Memahami cara pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam layanan bimbingan bagi anak berkesulitan belajar.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Layanan Bimbingan Bagi Anak Berkesulitan Belajar Di Sekolah Dasar
         Dalam pelaksanaannya keberhasilan pelayanan BK sangat ditentukan oleh kerjasama yang harmonis dengan seluruh personil sekolah, baik kepala sekolah, wali kelas maupun guru mata pelajaran atau guru bidang studi (Mulyadi, 2003: 2). Bimbingan dan konseling adalah upaya dalam memberikan pelayanan bantuan kepada anak didik agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal (Muhaimin, 2013:10). Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan, mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutunya. Hal ini sangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi peserta didik (bakat, minat, dan kemampuannya). Adapun kepribadian menyangkut masalah perilaku atau sikap mental dan kemampuan yang meliputi masalah akademik dan keterampilan. Tingkat kepribadian merupakan suatu gambaran mutu dari orang yang bersangkutan.
         Keberadaan bimbingan dan penyuluhan di sekolah berperan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar dan juga membantu mengarahkan siswa untuk menjadi siswa yang baik. Dari sinilah peranan bimbingan sangat diperlukan. Keberadaan bimbingan dan penyuluhan berusaha untuk membantu siswa mencarikan jalan keluar dari setiap kesulitan yang dihadapi oleh para siswa dalam proses belajar. Dalam proses belajar, akan ditemui berbagai hal kemungkinan-kemungkinan yang positif dan negatif, karena belajar merupakan interaksi dari perkembangan diri individu dengan faktor lingkungan. Oleh sebab itu akan timbul suatu permasalahan yang harus dihadapi agar proses belajar tersebut menghasilkan tingkah laku yang baik.Permasalahan yang ditemui dalam belajar adalah kesulitan belajar. Dimana individu merasa sulit untuk menjalani proses perubahan menuju ke arah positif.
         Kesulitan belajar merupakan suatu hal yang dialami oleh sebagian siswa di sekolah dasar, bahkan dialami oleh siswa yang belajar di pendidikan lebih tinggi.  Kesulitan  belajar  secara  operasional  dapat  dilihat  dari  kenyataan empirik adanya siswa yang tinggal kelas, atau siswa yang kurang memperoleh nilai baik dalam beberapa mata pelajaran yang diikutinya.Suryaman B (2012) mengatakan bahwa: Anak yang mengalami kesulitan belajar adalah anak yang memiliki ganguan satu atau lebih dari proses dasar yang mencakup pemahaman penggunaan bahasa lisan atau tulisan, gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kemampuan yang tidak sempurna dalam mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau menghitung. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.
         Siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar perlu mendapatkan bantuan agar masalahnya tidak berlarut-larut yang nantinya dapat mempengaruhi proses perkembangan siswa. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya yang dilakukan konselor dalam layanan bimbingan konseling kepada anak yang berkesulitan dalam belajar. Upaya-upaya tersebut antara lain :
1.    Pengajaran Perbaikan
            Pengajaran perbaikan atau remidial teaching adalah suatu bentuk pengajaran yang  bersifat  menyembuhkan  atau  membetulkan,  atau  dengan  singkat  pengajaran yang membuat menjadi baik. Maka pengajaran perbaikan atau remedial teaching itu adalah  bentuk  khusus  pengajaran  yang  berfungsi  untuk  menyembuhkan, membetulkan  atau  membuat  menjadi  baik.  Seperti  kita  telah  ketahui  bahwa  dalam proses  belajar  mengajar  siswa  di  harapkan  dapat  mencapai  hasil  sebaik-baiknya sehingga  bila  ternyata  ada  siswa  yang  belum  berhasil  sesuai dengan  harapan  maka diperlukan  suatu  proses  pengajaran  yang  membantu  agar  tercapai  hasil  yang diharapkan.  Dengan  demikian  perbaikan  diarahkan  kepada pencapaian  hasil  yang optimal sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa melalui keseluruhan proses belajar mengajar dan keseluruhan pribadi siswa.
            Pengajaran perbaikan juga merupakan bentuk khusus dari pengajaran yang di berikan  kepada  seseorang  atau  beberapa  orang  murid  yang  mengalami  kesulitan belajar.  Kekhususan dari  pengajaran  ini  terletak  pada  murid  yang  dilayani,  bahan
pengajaran,  metode,  dan  media  penyampaiannya. Secara umum tujuan pengajaran perbaikan tidak berbeda dengan pengajaran biasa yaitu dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Secara khusus pengajaran perbaikan bertujuan agar siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan sekolah  melalui proses perbaikan.
                Pengajaran remedial yang diberikan kepada siswa sifatnya lebih khusus lagi, oleh sebab itu tidak mudah bagi guru untuk melakukannya, karena dalam pelaksanaan pengajaran remedial, guru dan konselor harus memperhatikan latar belakang masalah kesulitan belajar siswa. Proses pengajaran remedial dapat terlaksana dengan optimal, jika dilakukan melalui kerjasama antara konselor dan guru. Melalui pelaksanaan layanan bimbingan belajar, konselor menemukan latar belakang masalah kesulitan belajar siswa, dari latar belakang ini, guru mencari metode yang tepat untuk siswa agar dapat melaksanakan pengajaran dan siswa akan menjadi lebih mudah memahami pelajaran tersebut.

2.    Kegiatan Pengayaan
            Kegiatan pengayaan adalah suatu kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok cepat agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimilikinya.Kegiatan pengayaan dilaksanakan dengan tujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehingga tercapai tingkat perkembangan yang optimal. Terdapat dua karakteristik kegiatan pengayaan, yaitu:
a.       Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang menyenangkan dan memberikan kepuasan atas penguasaannya (bukan pengulangan kegiatan belajar sebelumnya).
b.      Kegiatan pengayaan hendaknya merupakan kegiatan yang menantang bagi siswa yang menuntut penerapan kemampuan kognitif tingkat tinggi (analisis, sistesis, evaluasi, dan kreasi).
                        Dalam merancang dan melaksanakan kegiatan           pengayaan, guru menerapkan pendekatan individu. Kegiatan pengayaan lebih bersifat fleksibel dibandingkan dengan kegiatan remedial. Artinya, kegiatan pengayaan dalam rangka memanfaatkan sisa waktu merupakan kegiatan yang menyenangkan dan dapat merangsang kreatifitas siswa secara mandiri. Ada beberapa kegiatan yang dapat dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam kaitannya dengan pengayaan. Berikut ini adalah beberapa kegiatan pengayaan yang dikemukakan oleh Julaeha:
a.       Tutor sebaya, selain efektif dalam kegiatan remedial, tutor sebaya juga efektif digunakan dalam kegiatan pengayaan. Melalui keiatan tutor sebaya, pemahaman siswa terhadap suatu konsep akan meningkat karena selain mereka harus menguasai konsep yang akan dijelaskan mereka juga harus mencari teknik menjelaskan konsep tersebut kepada temannya. Selain itu tutor sebaya juga dapat mengembangkan kemampuan kognitif tingkat tinggi.
b.      Mengembangkan latihan, siswa kelompok cepat dapat diminta untuk mengembangkan latihan praktis yang dapat dilaksanakan oleh teman-temannya yang lambat. Kegiatan ini dapat dilakukan untuk pendalaman materi yang menuntut banyak latihan, misalnya pada mata pelajaran matematika. Guru juga bisa meminta siswa kelompok cepat untuk membuat soal-soal latihan beserta jawabannya yang akan digunakan dalam kegiatan remedial atau sebagai bahan latihan dalam kegiatan tutor sebaya.
c.       Mengembangkan media dan sumber pembelajaran, siswa kelompok cepat diberi kesempatan untuk membuat hasil karya berupa model, permainan atau karya tulis yang berkaitan dengan materi yang dipelajari yang kemudian dimanfaatkan sebagai sumber belajar bagi siswa kelompok lambat.
d.      Melakukan proyek, keterlibatan siswa dalam suatu proyek atau mempersiapkan suatu laporan khusus berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari merupakan kegiatan pengayaan yang paling menyenangkan. Kegiatan ini mampu meningkatkan motivasi belajar, kesempatan mengembangkan bakat, dan menambah wawasan baru bagi siswa kelompok cepat.
e.       Memberikan permainan masalah atau kompetensi antarsiswa, dalam kegiatan ini guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk memecahkan suatu masalah atau permainan yang berkaitan dengan materi pelajaran agar mereka merasa tertantang. Melalui kegiatan ini, mereka akan berusaha untuk memecahkan masalah atau permainan dan mereka juga akan belajar satu sama lain dengan membandingkan strategi/teknik yang mereka gunakan dalam memecahkan permasalahan atau permainan yang diberikan.
3.      Peningkatan Motivasi Belajar
            Motivasi menurut bahasa diartikan sebagai usaha yang menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tertentu tergerak untuk melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa. Beberapa cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, antara lain :
a.       Memperjelas tujuan yang ingin dicapai
Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham kearah mana ia ingin dibawa. Pemahaman siswa terhadap tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi nbelajar siswa (Sanjaya, 2009:29). Oleh sebab itu, sebelum proses pembelajaran dimulai hendaknya guru menjelaskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai.
b.      Membangkitkan minat siswa
Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh karena itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar (Sanjaya, 2009:29). Salah satu cara yang logis untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran adalah mengaitkan pengalaman belajar dengan minat siswa (Djiwandono, 2006:365). Pengaitan pembelajaran dengan minat siswa adalah sangat penting, dan karena itu tunjukkanlah bahwa pengetahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka. Demikian pula tujuan pembelajaran yang penting adalah membangkitkan hasrat ingin tahu siswa mengenai pelajaran yang akan datang, dan karena itu pembelajaran akan mampu meningkatkan motivasi instrinsik siswa untuk mempelajari materi pembelajaran yang disajikan oleh guru (Anni, dkk., 2006:186).
c.       Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar
Siswa hanya mungkin dapat belajar baik manakala ada dalam suasana yang menyenangkan, merasa aman, bebas dari takut. Usahakan agar kelas selamanya dalam suasana hidup dan segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk itu guru sekali-kali dapat melakukan hal-hal yang lucu.
d.      Mengguanakan variasi metode penyajian yang menarik
Guru harus mampu menyajikan informasi dengan menarik, dan asing bagi siswa-siswa. Sesuatu informasi yang disampaikan dengan teknik yang baru, dengan kemasan yang bagus didukung oleh alat-alat berupa sarana atau media yang belum pernah dikenal oleh siswa sebelumnya sehingga menarik perhatian bagi mereka untuk belajar. Dengan pembelajaran yang menarik, maka akan membangitkan rasa ingin tahu siswa di dalam kegiatan pembelajaran yang selanjutnya siswa akan termotivasi dalam pembelajaran. Motivasi instrinsik untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran yang menarik, dan juga penggunaan variasi metode pembelajaran. Misalnya, untuk membangkitkan minat belajar siswa dapat dilakukan dengan cara pemutaran film, mengundang pembicara tamu, demonstrasi, komputer, simulasi, permaianan peran, belajar melalui radio, karya wiasata, dan lainnya ( Hamalik, 2009:168).
e.       Berilah pujian yang wajar setiap keberhasilan siswa
Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Dalam pembelajaran, pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Karena anak didik juga manusia, maka dia juga senang dipuji. Karena pujian menimbulkan rasa puas dan senang (Sanjaya, 2009:30 ; Hamalik, 2009:167). Namun begitu, pujian harus sesuai dengan hasil kerja siswa. Jangan memuji secara berlebihan karena akan terkesan dibuat-buat. Pujian yang baik adalah pujian yang keluar dari hati seoarang guru secara wajar dengan maksud untuk memberikan penghargaan kepada siswa atas jerih payahnya dalam belajar.
f.       Berikan penilaian
Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai bagus. Untuk itu mereka belajar dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan segera agar siswa secepat mungkin mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing (Sanjaya, 2009:31). Penilaian secara terus menerus akan mendorong siswa belajar, oleh karena setiap anak memilki kecenderungan untuk memmperoleh hasil yang baik. Disamping itu, para siswa selalu mendapat tantangan dan masalah yang harus dihadapi dan dipecahkan, sehingga mendorongnya belajar lebih teliti dan seksama (Hamalik, 2009:168).
g.      Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa
Siswa butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan mmemberikan komentar yang positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan komentar secepatnya, misalnya dengan memberikan tulisan “ bagus” atau “teruskan pekerjaanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang positif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (Sanjaya, 2009: 21). Penghargaan sangat efektif untuk memotivasi siswa dalam mengerjakan tugas-tugas, baik tugas-tugas yang harus dikerjakan segera, maupun tugas-tugas yang berlangsung terus menerus (Prayitno, 2008:17). Sebaliknya pemberian celaan kurang menumbuhkan motivasi dalam belajar. Bahkan menimbulkan efek psikologis yang lebih jelek.
h.      Ciptakan persaingan dan kerjasama
Persaingan yang sehat dapat menumbuhkan pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses pemebelajaran siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik (Sanjaya, 2009: 31). Oleh sebab itu, guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antar kelompok maupun antar individu. Namun demikian, persaingan tidak selamanya menguntungkan, terutama untuk siswa yang memang dirasakan tidak mampu untuk bersaing, oleh sebab itu pendekatan cooperative learning dapat dipertimbangkan untuk menciptakan persaingan antar kelompok.

4.      Peningkatan Keterampilan Belajar
            Keterampilan  belajar  merupakan  salah  satu  potensi  siswa  yang  wajib dikembangkan.  Keterampilan belajar adalah keahlian yang didapat melalui proses latihan yang berguna bagi siswa untuk menguasai materi pelajaran. Keterampilan  belajar  ditujukan  untuk  meningkatkan kemampuan  siswa  dalam belajar, untuk lebih memahami konsep belajar, dan untuk belajar mengaplikasikan konsep yang didapat selama belajar ke dalam kehidupan  nyata  sehari-hari. Secara khusus, keterampilan dalam belajar adalah suatu cara yang dipakai untuk mendapat, mempertahankan, dan mengungkapkan pengetahuan serta merupakan cara untuk menyelesaikan masalah. Untuk memperoleh keterampilan dalam belajar, murid akan menyadari bagaimana cara belajar yang paling baik sehingga menjadi lebih bertanggung jawab akan kegiatan belajarnya. Keterampilan belajar memungkinkan siswa menjadi pebelajar yang mampu  mengatur,  mengolah,  dan  memotivasi  diri. Tujuan keterampilan belajar antara lain:
a.       Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran
Pembelajaran keterampilan belajar dalam hal ini dilihat sebagai suatu  proses  latihan  yang  berkesinambungan.  Dalam  melatih penguasaan  keterampilan  belajar  semua  panca  indera  yang  dimiliki oleh setiap individu merupakan alat untuk belajar, namun keterampilan membaca,  menulis,  dan  mencatat  harus  dilatih  menjadi  keterampilan belajar  yang  mampu  mendukung proses  pembelajaran  dalam menguasai materi yang dipelajari.

b.      Menumbuhkan minat dan motivasi
Kegiatan belajar perlu dilakukan dengan cara-cara yang  efektif salah  satunya  adalah  penguasaan  keterampilan  belajar.  Dengan penguasaan keterampilan belajar, siswa akan memiliki motivasi belajar yang  baik.  Motivasi belajar  adalah  merupakan  faktor  psikis  yang  bersifat  non-intelektual. Peranannya  yaitu  dalam  hal  penumbuhan  gairah,  merasa  senang  dan semangat untuk belajar.
c.       Membentuk peserta didik yang mandiri dalam belajar
Pembelajaran  keterampilan  belajar  tidak  hanya mengembangkan  aspek  kognitif  saja,  akan  tetapi  juga  menyangkut pengembangan aspek afektif (menghadapi kecemasan dan kegelisahan) dan juga psikomotorik (koordinasi mata dengan tangan, telinga dengan tangan  dan  lainnya).  Keterampilan  belajar  diarahkan  untuk menghasilkan individu-individu yang mampu belajar dan mengarahkan dirinya sendiri untuk menjadi seorang pembelajar yang mandiri.

5.      Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik
            Sikap dan kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam belajar. Sikap belajar ikut menentukan intensitas kegiatan belajar, sikap belajar yang positif akan menimbulkan intensitas kegiatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sikap belajar yang negatif. Peranan sikap bukan saja ikut menentukan apa yang dilihat seseorang melainkan juga bagaimana ia melihatnya. Sebagian dari hasil belajar ditentukan oleh sikap dan kebiasaan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam belajar. Sikap dan kebiasaan belajar yang baik tidak tumbuh secara kebetulan, melainkan seringkali perlu ditumbuhkan melalui bantuan yang terencana, terutama oleh guru-guru konselor dan orang tua siswa. Sikap dan kebiasaan belajar tidak tumbuh sendiri tetapi adanya usaha dari diri sendiri dan bantuan dari orang tua, guru serta konselor di sekolah.
            Hasil belajar yang baik dapat diperoleh dengan adanya sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Usaha dari diri sendiri untuk membentuk sikap dan kebiasaana belajar yang lebih baik merupakan cara yang lebih efektif karena keinginan yang kuat menjadi motivasi yang positif bagi diri kita. Di dalam pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik ini, siswa dapat melakukannya dengan perbuatan. Berikut ini adalah cara-cara untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik:
a.       Membuat Jadwal dan Pelaksanaannya
Siswa dapat membagi waktu dengan baik agar dapat membantu proses belajar dan belajar itu sendiri dengan baik dan bisa teratur.
b.      Mengulangi Lagi Pelajaran yang Di Ajarkan Di Sekolah. Cara ini dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, karena hal tersebut mencerminkan sikap belajar yang rutin.
c.       Membaca dan Membuat Catatan
Dalam setiap pelajaran apapun selalu ada membaca, walaupun bacaannya hanya satu atau dua kalimat. Dan bacaan itu harus di catat yang penting-penting saja. Apabila sewaktu-waktu siswa lupa tentang bacaan tersebut, siswa dapat membuka catatannya kembali.
d.      Mengerjakan Tugas
Sama seperti membaca dan mencatat, tugas selalu ada dalam setiap harinya. Baik tugas kelompok maupun individu. Sesulit apapun tugas tersebut, siswa pasti dapat mengerjakannya. Dengan cara bertanya kepada guru, orang tua, teman, kakak, saudara, tetangga, dll. Tetapi siswa harus mengerjakan tugas tersebut. Karena tugas dapat menambah nilai siswa.
e.       Peran Orang Tua
Peran orang tua sangat penting untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Karena jika sewaktu-waktu siswa dapat bertanya kepada orang tua. Tetapi, siswa juga harus bisa mandiri. Tidak boleh hanya mengandalkan jawaban dari orang tua.
f.       Belajar Secara Continue
Artinya belajar secara urut atau bertahap setiap harinya. Supaya kita dapat memahami pelajaran tersebut dengan jelas.
                                    Untuk mencapai keberhasilan belajar diperlukan sikap dan                           kebiasaan yang baik antara lain :
a.       Pembuatan jadwal dan pelaksanannya agar dapat membantu belajar dengan baik dan teratur dan disiplin.
b.      Membaca dan membuat catatan.
c.        Mengulangi bahan-bahan pelajaran.
d.      Konsentrasi atau pusatkan perhatian.







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
         Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan, mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutunya. Pengajaran perbaikan atau remidial teaching adalah suatu bentuk pengajaran yang  bersifat  menyembuhkan  atau  membetulkan,  atau  dengan  singkat  pengajaran yang membuat menjadi baik. Kegiatan pengayaan adalah suatu kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok cepat agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimilikinya.
         Motivasi menurut bahasa diartikan sebagai usaha yang menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tertentu tergerak untuk melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Keterampilan  belajar  merupakan  salah  satu  potensi  siswa  yang  wajib dikembangkan.  Keterampilan belajar adalah keahlian yang didapat melalui proses latihan yang berguna bagi siswa untuk menguasai materi pelajaran. Sikap dan kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam belajar. Sikap dan kebiasaan belajar yang baik tidak tumbuh secara kebetulan, melainkan seringkali perlu ditumbuhkan melalui bantuan yang terencana, terutama oleh guru-guru konselor dan orang tua siswa.






B.     Saran
         Sebagai seorang guru harus dapat memberikan layangan bimbingan yang baik bagi anak berkesulitan belajar. Jika guru memberikan layanan bimbingan sebaik mugkin, maka siswa tidak akan merasa kesulitan lagi dalam belajarnya. Guru pun harus menerapkan metode-metode pembelajaran yang variatif dalam pembelajaran.
























DAFTAR PUSTAKA

Anni, Catharina T., dkk. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: Unnes Press.

Azzet, Ahmad Muhaimim. 2013. Bimbingan & Konseling Di Sekolah. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Djamarah, S.B, dan Aswan Zain. 2006.  Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djiwandono, S.E.W. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Mulyadi, Agus. 2003. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:  Departemen Pendidikan Nasional.

Prayitno dan Erman Amti. 2008. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:  Kencana Prenada Media Gr.

Diakses dari internet 17 Desember 2016, tersedia:


                 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar