LAYANAN
BIMBINGAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR DI SEKOLAH DASAR
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Bimbingan
Konseling” dosen
pengampu Nurjaman, M.Pd
Disusun
Oleh:
Kelompok
8
1. Fifi
Nurkholifah (140641166)
2.
Saindah (140641172)
Kelas SD14-A.5
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Cirebon
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
Makalah ini selesai dengan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini membahas
mengenai “Bimbingan Konseling”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah “Bimbingan Konseling”. Penulis berterima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Makalah ini. Terimakasih juga
kepada dosen pembimbing Nurjaman, M.Pd dan kepada kedua orang tua yang sudah
membantu dalam bentuk materi dan doanya.
Tak ada gading
yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati,
saran dan kritik sangat di harapkan dari para pembaca guna meningkatkan
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang. Dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan atau materi. Terimakasih atas perhatiannya, dan berharap semoga makalah
ini bermanfaat bagi para pembaca.
Cirebon,
21 Desember 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR
ISI .............................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN .........................................................................
A. Latar
Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan
............................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN ...........................................................................
A. Layanan
Bimbingan Bagi Anak Berkesulitan Belajar ..................... 3
1. Pengajaran
Perbaikan .................................................................... 4
2. Kegiatan
Pengayaan ..................................................................... 6
3. Peningkatan
Motivasi Belajar ....................................................... 8
4. Peningkatan
Keterampilan Belajar ................................................ 12
5. Pengembangan
Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik .............. 13
BAB
III PENUTUP ................................................................................... 16
A. Kesimpulan
..................................................................................... 16
B. Saran
............................................................................................... 17
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................ 18
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia
merupakan unsur yang sangat menentukan bagi terselenggaranya pendidikan secara
maksimal, efektif, dan efisein. Artinya manusia berperan penting dan ikut adil
dalam proses pendidikan. Langeveld menyatakan pendidikan ialah setiap
usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan
yang diberikan kepada anak
tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup
cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang
dewasa (atau orang yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran
hidup sehari-hari, dan
sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa. Hal ini berarti pendidikan merupakan
salah satu usaha
untuk menjadikan manusia
yang lebih baik
dan berkualitas. Demikian pula
anak yang mengalami
kesulitan belajar juga berhak mendapatkan pendidikan agar
hidupnya lebih baik dan berkualitas.
Belajar
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam
pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebuah proses belajar mempunyai
unsur-unsur yang penting di dalamnya yang berpengaruh terhadap hasil belajar
itu sendiri. Dalam suatu proses belajar pasti ada hambatan-hambatan dan masalah
yang dihadapi oleh siswa. Masalah-masalah tersebut dapat diminimalisir dengan
berbagai cara atau metode. Salah satunya adalah dengan cara menguasai
keterampilan-keterampilan belajar. Cece
Wijaya dan A.Tabrani
Rusman (1991: 173)
menegaskan bahwa memberikan bimbingan
merupakan salah satu
kemampuan profesional dasar guru
dalam proses belajar
mengajar. Bantuan dan bimbingan sangat dibutuhkan untuk
mengembangkan kemampuan melalui belajar mengajar di
sekolah. Oleh sebab
itu, guru perlu
memahami berbagai teknik bimbingan
dan dapat memilih
teknik yang tepat
untuk membantu siswanya.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana pengajaran perbaikan dalam
layanan bimbingan bagi anak berkesulitan belajar?
2.
Bagaimana kegiatan pengayaan dalam
layanan bimbingan bagi anak berkesulitan belajar?
3.
Apa saja peningkatan motivasi yang
digunakan dalam layanan bimbingan bagi anak berkesulitan belajar?
4.
Bagaimana peningkatan keterampilan
belajar dalam layanan bimbingan bagi anak berkesulitan belajar?
5.
Bagaimana cara pengembangan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik dalam layanan bimbingan bagi anak berkesulitan
belajar?
C.
Tujuan
1.
Memahami pengajaran perbaikan dalam layanan
bimbingan bagi anak berkesulitan belajar.
2.
Memahami kegiatan pengayaan dalam layanan
bimbingan bagi anak berkesulitan belajar.
3.
Memahami
peningkatan motivasi yang digunakan dalam layanan bimbingan bagi anak
berkesulitan belajar
4.
Memahami
peningkatan keterampilan belajar dalam layanan bimbingan bagi anak berkesulitan
belajar.
5.
Memahami
cara pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam layanan bimbingan
bagi anak berkesulitan belajar.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Layanan
Bimbingan Bagi Anak Berkesulitan Belajar Di Sekolah Dasar
Dalam
pelaksanaannya keberhasilan pelayanan BK sangat ditentukan oleh kerjasama yang
harmonis dengan seluruh personil sekolah, baik kepala sekolah, wali kelas
maupun guru mata pelajaran atau guru bidang studi (Mulyadi, 2003: 2). Bimbingan
dan konseling adalah upaya dalam memberikan pelayanan bantuan kepada anak didik
agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal (Muhaimin, 2013:10). Bimbingan
dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan, mengingat bahwa
bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang
diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah
dalam rangka meningkatkan mutunya. Hal ini sangat relevan jika dilihat dari
perumusan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar yang bertujuan untuk
mengembangkan kepribadian dan potensi peserta didik (bakat, minat, dan
kemampuannya). Adapun kepribadian menyangkut masalah perilaku atau sikap mental
dan kemampuan yang meliputi masalah akademik dan keterampilan. Tingkat
kepribadian merupakan suatu gambaran mutu dari orang yang bersangkutan.
Keberadaan
bimbingan dan penyuluhan di sekolah berperan untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar dan juga membantu mengarahkan siswa untuk menjadi
siswa yang baik. Dari sinilah peranan bimbingan sangat diperlukan. Keberadaan
bimbingan dan penyuluhan berusaha untuk membantu siswa mencarikan jalan keluar
dari setiap kesulitan yang dihadapi oleh para siswa dalam proses belajar. Dalam proses
belajar, akan ditemui berbagai hal kemungkinan-kemungkinan yang positif dan
negatif, karena belajar merupakan interaksi dari perkembangan diri individu
dengan faktor lingkungan. Oleh sebab itu akan timbul suatu permasalahan yang
harus dihadapi agar proses belajar tersebut menghasilkan tingkah laku yang
baik.Permasalahan yang ditemui dalam belajar adalah kesulitan belajar. Dimana
individu merasa sulit untuk menjalani proses perubahan menuju ke arah positif.
Kesulitan belajar merupakan
suatu hal yang dialami oleh sebagian siswa di sekolah dasar, bahkan dialami
oleh siswa yang belajar di pendidikan lebih tinggi. Kesulitan
belajar secara operasional
dapat dilihat dari
kenyataan empirik adanya siswa yang tinggal kelas, atau siswa yang
kurang memperoleh nilai baik dalam beberapa mata pelajaran yang diikutinya.Suryaman
B (2012) mengatakan bahwa: Anak yang mengalami kesulitan belajar adalah anak
yang memiliki ganguan satu atau lebih dari proses dasar yang mencakup pemahaman
penggunaan bahasa lisan atau tulisan, gangguan tersebut mungkin menampakkan
diri dalam bentuk kemampuan yang tidak sempurna dalam mendengarkan, berpikir,
berbicara, membaca, menulis, mengeja atau menghitung. Kesulitan belajar siswa
ditunjukkan oleh hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan
dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada
akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah
semestinya.
Siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar perlu mendapatkan bantuan agar masalahnya tidak
berlarut-larut yang nantinya dapat mempengaruhi proses perkembangan siswa. Oleh
sebab itu, perlu adanya upaya yang dilakukan konselor dalam layanan bimbingan
konseling kepada anak yang berkesulitan dalam belajar. Upaya-upaya tersebut
antara lain :
1. Pengajaran
Perbaikan
Pengajaran perbaikan atau remidial teaching adalah suatu bentuk
pengajaran yang bersifat menyembuhkan
atau membetulkan, atau
dengan singkat pengajaran yang membuat menjadi baik. Maka
pengajaran perbaikan atau remedial
teaching itu adalah bentuk khusus
pengajaran yang berfungsi
untuk menyembuhkan,
membetulkan atau membuat
menjadi baik. Seperti
kita telah ketahui
bahwa dalam proses belajar
mengajar siswa di
harapkan dapat mencapai
hasil sebaik-baiknya
sehingga bila ternyata
ada siswa yang belum berhasil
sesuai dengan harapan maka diperlukan suatu
proses pengajaran yang
membantu agar tercapai
hasil yang diharapkan. Dengan
demikian perbaikan diarahkan
kepada pencapaian hasil yang optimal sesuai dengan kemampuan
masing-masing siswa melalui keseluruhan proses belajar mengajar dan keseluruhan
pribadi siswa.
Pengajaran perbaikan juga merupakan
bentuk khusus dari pengajaran yang di berikan
kepada seseorang atau
beberapa orang murid
yang mengalami kesulitan belajar. Kekhususan dari pengajaran
ini terletak pada
murid yang dilayani,
bahan
pengajaran, metode,
dan media penyampaiannya. Secara umum
tujuan pengajaran perbaikan tidak berbeda dengan pengajaran biasa yaitu dalam
rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Secara khusus pengajaran
perbaikan bertujuan agar siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai
prestasi belajar yang diharapkan sekolah
melalui proses perbaikan.
Pengajaran remedial
yang diberikan kepada siswa sifatnya lebih khusus lagi, oleh sebab itu tidak
mudah bagi guru untuk melakukannya, karena dalam pelaksanaan pengajaran
remedial, guru dan konselor harus memperhatikan latar belakang masalah
kesulitan belajar siswa. Proses pengajaran remedial dapat terlaksana dengan
optimal, jika dilakukan melalui kerjasama antara konselor dan guru. Melalui
pelaksanaan layanan bimbingan belajar, konselor menemukan latar belakang
masalah kesulitan belajar siswa, dari latar belakang ini, guru mencari metode
yang tepat untuk siswa agar dapat melaksanakan pengajaran dan siswa akan
menjadi lebih mudah memahami pelajaran tersebut.
2. Kegiatan
Pengayaan
Kegiatan pengayaan
adalah suatu kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok cepat agar mereka
dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan memanfaatkan sisa waktu
yang dimilikinya.Kegiatan pengayaan dilaksanakan dengan tujuan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan materi pelajaran yang
berkaitan dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehingga tercapai
tingkat perkembangan yang optimal. Terdapat dua karakteristik kegiatan
pengayaan, yaitu:
a. Kegiatan
pengayaan adalah kegiatan yang menyenangkan dan memberikan kepuasan atas
penguasaannya (bukan pengulangan kegiatan belajar sebelumnya).
b. Kegiatan
pengayaan hendaknya merupakan kegiatan yang menantang bagi siswa yang
menuntut penerapan kemampuan kognitif tingkat tinggi (analisis, sistesis,
evaluasi, dan kreasi).
Dalam merancang dan
melaksanakan kegiatan pengayaan,
guru menerapkan pendekatan individu. Kegiatan pengayaan lebih bersifat
fleksibel dibandingkan dengan kegiatan remedial.
Artinya, kegiatan pengayaan dalam rangka memanfaatkan sisa waktu merupakan
kegiatan yang menyenangkan dan dapat merangsang kreatifitas siswa secara
mandiri. Ada beberapa kegiatan yang dapat dirancang dan dilaksanakan oleh guru
dalam kaitannya dengan pengayaan. Berikut ini adalah beberapa kegiatan
pengayaan yang dikemukakan oleh Julaeha:
a.
Tutor sebaya, selain efektif dalam kegiatan remedial, tutor sebaya juga efektif
digunakan dalam kegiatan pengayaan. Melalui keiatan tutor sebaya, pemahaman
siswa terhadap suatu konsep akan meningkat karena selain mereka harus menguasai
konsep yang akan dijelaskan mereka juga harus mencari teknik menjelaskan konsep
tersebut kepada temannya. Selain itu tutor sebaya juga dapat mengembangkan
kemampuan kognitif tingkat tinggi.
b.
Mengembangkan latihan, siswa
kelompok cepat dapat diminta untuk mengembangkan latihan praktis yang dapat
dilaksanakan oleh teman-temannya yang lambat. Kegiatan ini dapat dilakukan
untuk pendalaman materi yang menuntut banyak latihan, misalnya pada mata
pelajaran matematika. Guru juga bisa
meminta siswa kelompok cepat untuk membuat soal-soal
latihan beserta jawabannya yang akan digunakan dalam kegiatan remedial atau
sebagai bahan latihan dalam kegiatan tutor sebaya.
c.
Mengembangkan media dan sumber pembelajaran, siswa
kelompok cepat diberi kesempatan untuk membuat hasil karya berupa model,
permainan atau karya tulis yang berkaitan dengan materi yang dipelajari yang
kemudian dimanfaatkan sebagai sumber belajar bagi siswa kelompok lambat.
d.
Melakukan proyek, keterlibatan siswa dalam
suatu proyek atau mempersiapkan suatu laporan khusus berkaitan dengan materi
yang sedang dipelajari merupakan kegiatan pengayaan yang paling menyenangkan.
Kegiatan ini mampu meningkatkan motivasi belajar, kesempatan mengembangkan
bakat, dan menambah wawasan baru bagi siswa kelompok cepat.
e.
Memberikan permainan masalah atau kompetensi antarsiswa,
dalam kegiatan ini guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk
memecahkan suatu masalah atau permainan yang berkaitan dengan materi pelajaran
agar mereka merasa tertantang. Melalui kegiatan ini, mereka akan berusaha untuk
memecahkan masalah atau permainan dan mereka juga akan belajar satu
sama lain dengan membandingkan strategi/teknik yang mereka gunakan dalam
memecahkan permasalahan atau permainan yang diberikan.
3.
Peningkatan
Motivasi Belajar
Motivasi menurut bahasa diartikan
sebagai usaha yang menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tertentu
tergerak untuk melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang
dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Proses pembelajaran
akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karena itu,
guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar
yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa. Beberapa
cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, antara lain :
a.
Memperjelas tujuan yang
ingin dicapai
Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham kearah
mana ia ingin dibawa. Pemahaman siswa terhadap tujuan pembelajaran dapat
menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan
motivasi belajar mereka. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, maka akan
semakin kuat motivasi nbelajar siswa (Sanjaya, 2009:29). Oleh sebab itu,
sebelum proses pembelajaran dimulai hendaknya guru menjelaskan terlebih dahulu
tujuan yang ingin dicapai.
b.
Membangkitkan minat siswa
Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka
memiliki minat untuk belajar. Oleh karena itu, mengembangkan minat belajar
siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar (Sanjaya,
2009:29). Salah satu cara yang logis untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran
adalah mengaitkan pengalaman belajar dengan minat siswa (Djiwandono, 2006:365).
Pengaitan pembelajaran dengan minat siswa adalah sangat penting, dan karena itu
tunjukkanlah bahwa pengetahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi
mereka. Demikian pula tujuan pembelajaran yang penting adalah membangkitkan
hasrat ingin tahu siswa mengenai pelajaran yang akan datang, dan karena itu
pembelajaran akan mampu meningkatkan motivasi instrinsik siswa untuk
mempelajari materi pembelajaran yang disajikan oleh guru (Anni, dkk.,
2006:186).
c.
Ciptakan suasana yang
menyenangkan dalam belajar
Siswa hanya mungkin dapat belajar baik manakala ada
dalam suasana yang menyenangkan, merasa aman, bebas dari takut. Usahakan agar
kelas selamanya dalam suasana hidup dan segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk
itu guru sekali-kali dapat melakukan hal-hal yang lucu.
d.
Mengguanakan variasi metode
penyajian yang menarik
Guru harus mampu menyajikan informasi dengan menarik,
dan asing bagi siswa-siswa. Sesuatu informasi yang disampaikan dengan teknik
yang baru, dengan kemasan yang bagus didukung oleh alat-alat berupa sarana atau
media yang belum pernah dikenal oleh siswa sebelumnya sehingga menarik perhatian
bagi mereka untuk belajar. Dengan pembelajaran yang menarik, maka akan
membangitkan rasa ingin tahu siswa di dalam kegiatan pembelajaran yang
selanjutnya siswa akan termotivasi dalam pembelajaran. Motivasi instrinsik
untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran
yang menarik, dan juga penggunaan variasi metode pembelajaran. Misalnya, untuk
membangkitkan minat belajar siswa dapat dilakukan dengan cara pemutaran film,
mengundang pembicara tamu, demonstrasi, komputer, simulasi, permaianan peran,
belajar melalui radio, karya wiasata, dan lainnya ( Hamalik, 2009:168).
e.
Berilah pujian yang wajar
setiap keberhasilan siswa
Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai.
Dalam pembelajaran, pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Karena
anak didik juga manusia, maka dia juga senang dipuji. Karena pujian menimbulkan
rasa puas dan senang (Sanjaya, 2009:30 ; Hamalik, 2009:167). Namun begitu,
pujian harus sesuai dengan hasil kerja siswa. Jangan memuji secara berlebihan
karena akan terkesan dibuat-buat. Pujian yang baik adalah pujian yang keluar
dari hati seoarang guru secara wajar dengan maksud untuk memberikan penghargaan
kepada siswa atas jerih payahnya dalam belajar.
f.
Berikan penilaian
Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh
nilai bagus. Untuk itu mereka belajar dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai
dapat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu, penilaian
harus dilakukan dengan segera agar siswa secepat mungkin mengetahui hasil
kerjanya. Penilaian harus dilakukan secara objektif sesuai dengan kemampuan
siswa masing-masing (Sanjaya, 2009:31). Penilaian secara terus menerus akan
mendorong siswa belajar, oleh karena setiap anak memilki kecenderungan untuk
memmperoleh hasil yang baik. Disamping itu, para siswa selalu mendapat
tantangan dan masalah yang harus dihadapi dan dipecahkan, sehingga mendorongnya
belajar lebih teliti dan seksama (Hamalik, 2009:168).
g.
Berilah komentar terhadap
hasil pekerjaan siswa
Siswa butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan
dengan mmemberikan komentar yang positif. Setelah siswa selesai mengerjakan
suatu tugas, sebaiknya berikan komentar secepatnya, misalnya dengan memberikan
tulisan “ bagus” atau “teruskan pekerjaanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang
positif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (Sanjaya, 2009: 21). Penghargaan
sangat efektif untuk memotivasi siswa dalam mengerjakan tugas-tugas, baik
tugas-tugas yang harus dikerjakan segera, maupun tugas-tugas yang berlangsung
terus menerus (Prayitno, 2008:17). Sebaliknya pemberian celaan kurang
menumbuhkan motivasi dalam belajar. Bahkan menimbulkan efek psikologis yang
lebih jelek.
h.
Ciptakan persaingan dan
kerjasama
Persaingan yang sehat dapat menumbuhkan pengaruh yang
baik untuk keberhasilan proses pemebelajaran siswa. Melalui persaingan siswa
dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang
terbaik (Sanjaya, 2009: 31). Oleh sebab itu, guru harus mendesain pembelajaran
yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antar kelompok maupun antar
individu. Namun demikian, persaingan tidak selamanya menguntungkan, terutama
untuk siswa yang memang dirasakan tidak mampu untuk bersaing, oleh sebab itu
pendekatan cooperative learning dapat dipertimbangkan untuk menciptakan
persaingan antar kelompok.
4. Peningkatan Keterampilan Belajar
Keterampilan belajar
merupakan salah satu
potensi siswa yang
wajib dikembangkan. Keterampilan belajar
adalah keahlian yang didapat melalui proses latihan yang berguna bagi siswa
untuk menguasai materi pelajaran. Keterampilan
belajar ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar, untuk lebih memahami konsep
belajar, dan untuk belajar mengaplikasikan konsep yang didapat selama belajar
ke dalam kehidupan nyata sehari-hari. Secara khusus,
keterampilan dalam belajar adalah suatu cara yang dipakai untuk mendapat,
mempertahankan, dan mengungkapkan pengetahuan serta merupakan cara untuk
menyelesaikan masalah. Untuk memperoleh keterampilan dalam belajar, murid akan
menyadari bagaimana cara belajar yang paling baik sehingga menjadi lebih
bertanggung jawab akan kegiatan belajarnya. Keterampilan belajar memungkinkan
siswa menjadi pebelajar yang mampu
mengatur, mengolah, dan
memotivasi diri. Tujuan
keterampilan belajar antara lain:
a. Meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran
Pembelajaran keterampilan belajar
dalam hal ini dilihat sebagai suatu
proses latihan yang
berkesinambungan. Dalam melatih penguasaan keterampilan
belajar semua panca
indera yang dimiliki oleh setiap individu merupakan alat
untuk belajar, namun keterampilan membaca,
menulis, dan mencatat
harus dilatih menjadi
keterampilan belajar yang mampu
mendukung proses
pembelajaran dalam menguasai
materi yang dipelajari.
b. Menumbuhkan
minat dan motivasi
Kegiatan belajar perlu dilakukan
dengan cara-cara yang efektif salah satunya
adalah penguasaan keterampilan
belajar. Dengan penguasaan
keterampilan belajar, siswa akan memiliki motivasi belajar yang baik. Motivasi
belajar adalah merupakan
faktor psikis yang
bersifat non-intelektual.
Peranannya yaitu dalam
hal penumbuhan gairah,
merasa senang dan semangat untuk belajar.
c.
Membentuk peserta didik yang mandiri dalam belajar
Pembelajaran
keterampilan belajar tidak
hanya mengembangkan aspek kognitif
saja, akan tetapi
juga menyangkut pengembangan
aspek afektif (menghadapi kecemasan dan kegelisahan) dan juga psikomotorik
(koordinasi mata dengan tangan, telinga dengan tangan dan
lainnya). Keterampilan belajar
diarahkan untuk menghasilkan
individu-individu yang mampu belajar dan mengarahkan dirinya sendiri untuk
menjadi seorang pembelajar yang mandiri.
5. Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik
Sikap
dan kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam
belajar. Sikap belajar ikut menentukan intensitas kegiatan belajar, sikap belajar
yang positif akan menimbulkan intensitas kegiatan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan sikap belajar yang negatif. Peranan sikap bukan saja ikut
menentukan apa yang dilihat seseorang melainkan juga bagaimana ia melihatnya. Sebagian
dari hasil belajar ditentukan oleh sikap dan kebiasaan belajar yang dilakukan
oleh siswa dalam belajar. Sikap dan kebiasaan belajar yang baik tidak tumbuh
secara kebetulan, melainkan seringkali perlu ditumbuhkan melalui bantuan yang
terencana, terutama oleh guru-guru konselor dan orang tua siswa. Sikap dan
kebiasaan belajar tidak tumbuh sendiri tetapi adanya usaha dari diri sendiri
dan bantuan dari orang tua, guru serta konselor di sekolah.
Hasil
belajar yang baik dapat diperoleh dengan adanya sikap dan kebiasaan belajar
yang baik. Usaha dari diri sendiri untuk membentuk sikap dan kebiasaana belajar
yang lebih baik merupakan cara yang lebih efektif karena keinginan yang kuat
menjadi motivasi yang positif bagi diri kita. Di dalam pengembangan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik ini, siswa dapat melakukannya dengan perbuatan.
Berikut ini adalah cara-cara untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik:
a.
Membuat Jadwal dan Pelaksanaannya
Siswa dapat membagi waktu dengan baik
agar dapat membantu proses belajar dan belajar itu sendiri dengan baik dan bisa
teratur.
b.
Mengulangi Lagi Pelajaran yang Di
Ajarkan Di Sekolah. Cara ini dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik, karena hal tersebut mencerminkan sikap belajar yang rutin.
c.
Membaca dan Membuat Catatan
Dalam setiap pelajaran apapun
selalu ada membaca, walaupun bacaannya hanya satu atau dua kalimat. Dan bacaan
itu harus di catat yang penting-penting saja. Apabila sewaktu-waktu siswa lupa
tentang bacaan tersebut, siswa dapat membuka catatannya kembali.
d.
Mengerjakan Tugas
Sama seperti membaca dan mencatat,
tugas selalu ada dalam setiap harinya. Baik tugas kelompok maupun individu.
Sesulit apapun tugas tersebut, siswa pasti dapat mengerjakannya. Dengan cara
bertanya kepada guru, orang tua, teman, kakak, saudara, tetangga, dll. Tetapi
siswa harus mengerjakan tugas tersebut. Karena tugas dapat menambah nilai
siswa.
e.
Peran Orang Tua
Peran orang tua sangat penting
untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Karena jika
sewaktu-waktu siswa dapat bertanya kepada orang tua. Tetapi, siswa juga harus
bisa mandiri. Tidak boleh hanya mengandalkan jawaban dari orang tua.
f.
Belajar Secara Continue
Artinya belajar secara urut atau
bertahap setiap harinya. Supaya kita dapat memahami pelajaran tersebut dengan
jelas.
Untuk
mencapai keberhasilan belajar diperlukan sikap dan kebiasaan yang baik antara lain :
a.
Pembuatan jadwal dan pelaksanannya agar dapat membantu
belajar dengan baik dan teratur dan disiplin.
b.
Membaca dan membuat catatan.
c.
Mengulangi
bahan-bahan pelajaran.
d.
Konsentrasi atau pusatkan perhatian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan
dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan, mengingat bahwa
bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang
diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah
dalam rangka meningkatkan mutunya. Pengajaran perbaikan atau remidial teaching adalah suatu bentuk
pengajaran yang bersifat menyembuhkan
atau membetulkan, atau
dengan singkat pengajaran yang membuat menjadi baik. Kegiatan
pengayaan adalah suatu kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok cepat agar
mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan memanfaatkan sisa
waktu yang dimilikinya.
Motivasi
menurut bahasa diartikan sebagai usaha yang menyebabkan seseorang atau
sekelompok orang tertentu tergerak untuk melakukan sesuatu karena ingin
mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Keterampilan belajar
merupakan salah satu
potensi siswa yang
wajib dikembangkan. Keterampilan
belajar adalah keahlian yang didapat melalui proses latihan yang berguna bagi
siswa untuk menguasai materi pelajaran. Sikap dan kebiasaan
belajar merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam belajar. Sikap dan
kebiasaan belajar yang baik tidak tumbuh secara kebetulan, melainkan seringkali
perlu ditumbuhkan melalui bantuan yang terencana, terutama oleh guru-guru
konselor dan orang tua siswa.
B. Saran
Sebagai seorang guru harus
dapat memberikan layangan bimbingan yang baik bagi anak berkesulitan belajar.
Jika guru memberikan layanan bimbingan sebaik mugkin, maka siswa tidak akan
merasa kesulitan lagi dalam belajarnya. Guru pun harus menerapkan metode-metode
pembelajaran yang variatif dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anni,
Catharina T., dkk. 2006. Psikologi Belajar.
Semarang: Unnes Press.
Azzet, Ahmad
Muhaimim. 2013. Bimbingan & Konseling
Di Sekolah. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Djamarah,
S.B, dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Djiwandono,
S.E.W. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Hamalik,
Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mulyadi,
Agus. 2003. Dasar-Dasar Bimbingan dan
Konseling. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Prayitno
dan Erman Amti. 2008. Dasar-dasar Bimbingan
dan Konseling. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Sanjaya,
Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Gr.
Diakses dari
internet 17 Desember 2016, tersedia:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar