MANAJEMEN
DAN PENDUKUNG SISTEM BIMBINGAN
Disusun untuk Memenuhi Salah
Satu Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu :Nurjaman,
M.Pd.
Di
Susun oleh :
Iman
Asyhari (140641149)
Witriyah (140641147)
KELAS : SD14.A-5
Kelompok 12
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
CIREBON
2017
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena hanya atas rahmat dan
Ridha-Nya semata makalah yang berjudul “Manajemen dan pendukung sistem
bimbingan” ini dapat di selesaikan.
Sholawat serta Salam senantiasa
tercurahkan kepada baginda kita Nabi Besar Muhamad SAW. Yang telah membawa
umatnya dari zaman jahiliah menuju zaman Islamiah.
Penyusunan makalah ini ditunjukan
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling. Didalam
makalah ini membahas tentang Manajemen dan pendukung sistem bimbingan dan
komponen-komponen lain di dalamnya.
Terima kasih penulis sampaikan
kepada:
1. Nurjaman,
M.Pd. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Bimbingan Konseling.
2. Teman-teman
seperjuangan yang telah ikut andil dalam penyelesaian makalah ini.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang mempelajari
makalah ini.
Cirebon, 9
Januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang....................................................................................... 1
Rumusan
Masalah................................................................................... 1
Tujuan...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
............................................................................................................ 3
B. Pentingnya Bimbingan
Karir Di SD................................................... 5
C. Tujuan Bimbingan
Karir di SD........................................................... 6
D. Tahapan Dan
Karakteristik Perkembangan karir di SD..................... 7
E. Teknik Bimbingan
Karir bagi Murid SD............................................ 10
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan.............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 13
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan
konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan
maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam
bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan
dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku.
Bimbingan dan
konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks adegan mengajar yang
layaknya dilakukan guru sebagai pembelajaran bidang studi, melainkan layanan
ahli dalam konteks memandirikan peserta didik.
Layanan
bimbingan dan konseling diharapkan membantu peserta didik dalam pengenalan
diri, pengenalan lingkungan dan pengambilan keputusan, serta memberikan arahan
terhadap perkembangan peserta didik; tidak hanya untuk peserta didik yang
bermasalah tetapi untuk seluruh peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling
tidak terbatas pada peserta didik tertentu atau yang perlu ‘dipanggil’ saja”,
melainkan untuk seluruh peserta didik.
A. Rumusan masalah
1. Pengertian Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
2. Tujuan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah
3. Komponen (Struktur) Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah
4. Mekanisme Implementasi Program Bimbingan di Sekolah
B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian program bimbingan dan konseling di sekolah
2. Mengetahui tujuan program bimbingan dan konseling di sekolah
3. Mengetahui komponen struktur program bimbingan dan konseling di sekolah
4. Mengetahui mekanisme implementasi program bimbingan di sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Program bimbingan dan konseling di
sekolah ialah sejumlah kegiatan bimbingan dan konseling yang direncanakan oleh
sekolah, dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu (Purwoko, 2008: 18).
Adapun fungsi khusus bimbingan dan konseling, yakni khususnya di sekolah,
menurut H.M. Umar dkk., dalam Salahudin (2010: 129) adalah sebagai berikut:
1. Menolong anak dalam kesulitan belajarnya
2. Berusaha memberikan pelajaran yang sesuai
denga minat dan kecakapan anak-anak
3. Memberi nasihat kepada anak yang akan
berhenti dari sekolahnya
4. Memberi petunjuk kepada anak-anak yang
melanjutkan belajarnya, dan sebagainya.
Semua itu termasuk usaha-usaha mendidik yang sudah seharusnya dilakukan
guru terhadap siswa-siswanya. Dalam arti khusus, bimbingan mencakup semua
teknik penasihatan (conseling) dan semua informasi yang dapat
menolong individu untuk menolong dirinya sendiri.
B.
Tujuan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah
Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar dapat
mencapai tugas-tugas perkembangannya. Menurut Dewa Ketut Sukardi dan Desak
Made Sumiati (2005:3) tujuan program bimbingan dan konseling disekolah terdiri
dari : (1) Tujuan umum, dan (2) Tujuan Khusus.
1. Tujuan umum program bimbingan
a. Agar siswa dapat mengembangkan pengertian
dan pemahaman diri dalam kemajuannya disekolah
b. Agar siswa dapat mengembangkan pengetahuan
tetang dunia kerja, kesempatan kerja serta rasa tanggung jawab dalam memilih
suatu kesempatan kerja tertentu
c. Agar siswa dapat mengembangkan kemampuan
untuk memilih dan mempertemukan pengetahuan tentang dirinya dengan informasi
tentang kesempatan yang secara tepat dan bertanggung jawab
d. Agar siswa dapat mewujudkan penghargaan
terhadap kepentingan dan harga diri orang lain
2. Tujuan khusus program bimbingan
a. Agar siswa memiliki kemampuan untuk
mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri
b. Agar siswa memiliki kemampuan untuk
mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannyaAgar siswa memiliki kemampuan
dalam mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang
dihadapinya
c. Agar para siswa memiliki kemampuan untuk
mengastasi dan menyalurkan potensi-potensi yang dimilikinya dalam pendidikan
dan lapangan kerja secara tepat.
C.
Komponen (Struktur) Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah
Layanan bimbingan dan konseling di sekolah atau madrasah diklasifikasikan
ke dalam empat komponen layanan, ialah sebagai berikut[2]:
1. Pelayanan Dasar
Layanan dasar adalah layanan bantuan kepada semua peserta didik melalui
kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan untuk membantu para peserta didik
mencapai kompetensi dan keterampilan dasar yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga diharapkan dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan
secara efektif dan sehat. Layanan ini dilaksanakan melalui kegiatan di dalam
kelas (klasikal), kelompok-kelompok kecil, dan kerjasama antara konselor dan
guru dalam pengembangan kompetensi tertentu yang diperlukan oleh peserta didik
dalam kehidupannya.
Strategi pelaksanaan layanan dasar bimbingan dan konseling di sekolah atau
madrasah meliputi:
a. Bimbingan Klasikal: yaitu program pertemuan antara konselor
dan peserta didik di kelas, yang disajikan secara klasikal dan terjadwal.
b. Pelayanan Orientasi: ialah kegiatan yang dilaksanakan untuk
memberi pemahaman baru kepada para peserta didik tentang lingkungan, kurikulum
dan program sekolah atau madrasah, teman di kelas atau di luar kelas
sekolah/madrasah, guru dan sarana atau fasilitas sekolah/madrasah, peraturan
dan tata tertib sekolah/madrasah, program ekstra kurikuler dan lain-lain guna
memperlancar penyesuaian diri di awal program tahun ajaran baru.
c. Pelayanan Informasi: yaitu sajian informasi yang diberikan
kepada para peserta didik tentang hal-hal yang dipandang perlu dan bermanfaat
bagi mereka, seperti informasi tentang perguruan tinggi, pergaulan yang sehat,
bahaya Miras(minuman keras)/Narkoba dan lain-lain.
d. Bimbingan Kelompok: ialah layanan bimbingan yang
diberikan kepada peserta didik melalui kegiatan kelompok untuk merespon
kebutuhan, minat dan pemberian informasi yang bersifat umum dan tidak rahasia.
e. Pelayanan Pengumpulan Data (Aplikasi
Instrumentasi): yaitu kegiatan penjaringan data atau informasi tentang data pribadi dan
lingkungan peserta didik baik tes maupun non tes.
3. Pelayanan Responsif
Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik yang
memerlukan pertolongan segera. Dalam hal ini konseli mungkin berinisiatif
mendatangi konselor untuk memanfaatkan bantuan profesional yang diperlukannya
dari konselor karena mengalami masalah atau kesulitan tertentu karena adanya
rujukan dari guru, orangtua atau profesional lain. Layanan ini dilaksanakan
melalui:
a. Konseling Individual: ialah layanan yang ditujuan untuk
membantu peserta didik yang mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya.
b. Referal (Rujukan atau Alih Tangan): yaitu pelimpahan wewenang penanganan
masalah yang dihadapi konseli kepada orang atau lembaga yang lebih berwenang.
c. Kolaborasi: ialah suatu kegiatan kerjasama perlu
dilakukan oleh konselor dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah/madrasah
seperti orangtua, guru bidang studi dan wali kelas yang berkaitan dengan
kegiatan belajar dan pengembangan potensi peserta didik secara langsung maupun
tidak langsung.
d. Konsultasi: yaitu layanan konsultasi bagi guru, orangtua,
pimpinan sekolah/madrasah, yang terkait dengan pelaksanaan Bimbingan dan
Konseling di sekolah/madrasah.
e. Bimbingan Teman Sebaya: ialah pemberian pelatihan kepada peserta
didik yang dianggap mampu membimbing teman-temannya. Peserta didik
yang menjadi pembimbing akan berperan sebagai tutor sebaya yang membantu
teman-temannya dalam memahami persoalan-persoalan yang berkaitan dengan
akademik maupun non akademik.
f. Konferensi Kasus: yaitu kegiatan yang dilakukan untuk
membahas permasalahan peserta didik yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan keterangan, kemudahan dan pemecahan masalah.
g. Kunjungan Rumah: ialah kunjungan konselor ke rumah peserta
didik untuk memperoleh informasi dan data utuh tentang peserta didik dan
lingkungannya untuk membantu mengentaskan masalah peserta didik.
4. Perencanaan Individual
Perencanaan individual ialah proses bantuan yang diberikan kepada peserta
didik sebagai upaya merencanakan, memonitor dan mengelola aktivitas yang
berkaitan dengan kemajuan dan kesuksesan masa depannya berdasarkan pemahaman
akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan
kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
5. Dukungan Sistem
Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan untuk
memantapkan, memelihara dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh.
Layanan dukungan sistem sangat banyak dan bervariasi, antara lain dapat berupa
kegiatan pengembangan profesional konselor; hubungan masyarakat dan staf,
konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas;
peningkatan mutu manajemen program; peningkatan anggaran dan fasilitas,
pelatihan BK bagi para Pengawas dan Kepala Sekolah/Madrasah.
Dukungan sistem ini meliputi beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:
a. Pengembangan Profesi: yaitu Berkaitan dengan pengembangan
profesi, konselor dituntut untuk terus memperkaya diri dengan pengetahuan,
keterampilan dan pengalamannya dengan kegiatan-kegiatan: (a) in-service
training, (b) aktif dalam kegiatan organisasi profesi, (c) aktif dalam
kegiatan ilmiah, (d) mengikuti kegiatan seminar, workshop (lokakarya), (e)
melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi.
b. Kegiatan Manajemen: Kegiatan manajemen ini merupakan berbagai
upaya untuk memantapkan, memelihara dan meningkatkan mutu program Bimbingan dan
Konseling melalui kegiatan-kegiatan: (a) pengembangan program, (b) pengembangan
staf, (c) pemanfaatan sumber daya dan (d) pengembangan penataan kebijakan.
c. Riset dan Pengembangan: Kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh
konselor misalnya penelitian, membuat karya tulis, mengikuti kegiatan
peningkatan profesi atau organisasi profesi.
Saling keterkaitan antara keempat komponen program bimbingan dan konseling
dalam membantu konseli mencapai perkembangan yang optimal.
D.
Mekanisme Implementasi Program Bimbingan di Sekolah
Pelaksanaan program
merupakan implementasi program sesuai metode, waktu, pelaksana, sarana dan
prasarana yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan program yang telah ditentukan.
Pelaksanaan ini juga didahului pengorganisasian seluruh komponen yang diperlukan
dalam implementasi program. Untuk hal ini perlu ditata, disiapkan, dan
disenergikan komponen-komponen implementasi program.
Program bimbingan
merupakan suatu bentuk kegiatan yang cukup luas bidang geraknya, untuk itu
diperlukan mekanisme kerja yang baik. Mengorganisasikan pelaksana,
sarana-prasarana, metode, waktu, perlu dilakukan sehingga seluruh aspek itu
siap digerakkan menuju pelaksanaan program secara efektif dan efisien. Kesiapan
seluruh komponen tersebut merupakan syarat kelancaran implementasi
masing-masing layanan maupun kegiatan pendukung bimbingan konseling yang
diprogramkan. Untuk melaksanakan program bimbingan dan konseling di sekolah,
konselor beserta personel lainnya perlu memperhatikan komponen kegiatan sebagai
berikut (dalam Soejipto,1999: 105):
a. Komponen Pemrosesan Data
Kegiatan layanan
bimbingan dan konseling meliputi beberapa aspek, yaitu: (1) pengumpulan data,
(2) pengklasifikasian, (3) pendokumentasian, (4) penyimpanan, (5) penyediaan
data yang diperlukan, dan (6) penafsiran. Data yang perlu diproses adalah data
tentang keadaan siswa di sekolah yang meliputi: (a) kemampuan skolastik (bakat
khusus, hasil belajar, kepribadian, intelegensi, riwayat pendidikan), (b)
cita-cita, (c) hubungan social, (d) minat terhadap mata pelajaran, (e) kebiasaan
belajar, (f) kesehatan fisik, (g) pekerjaan orang tua, dan (h) keadaan
keluarga.
b. Komponen Kegiatan Pemberian Informasi
Komponen ini terdiri
dari: (1) pemberian orientasi kehidupan sekolah kepada siswa baru. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk memperkenalkan sekolah dan lingkungannya, agar para siswa
tidak mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri di sekolah, (2) pemberian
informasi tentang program studi kepada siswa yang dipandang memerlukannya. Hal
ini dimaksudkan agar para siswa tidak salah pilih dalam menentukan program
studi yang ada. Pilihan ini hendaknya sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
Kegiatan ini sangat diperlukan bagi siswa di tingkat SMTA, (3) pemberian
informasi jabatan kepada siswa yang diperkirakan tidak dapat melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan (4) pemberian informasi pendidikan
lanjutan.
c. Komponen Kegiatan Konseling
Konseling dilakukan
terhadap siswa yang mengalami masalah yang sifatnya lebih pribadi. Jika ada
masalah yang tidak dapat diatasi oleh petugas yang bersangkutan, perlu
dialihtangankan kepada pihak lain yang lebih ahli.
d. Komponen Pelaksana
Pelaksana jenis
kegiatan tersebut adalah konselor sekolah, konselor bersama guru bidang studi
dan juga kepala sekolah sesuai dengan fungsi dan peranannya masing-masing.
e. Komponen Metode/Alat
Alat yang dipakai untuk
melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan itu dapat berupa: tes psikologis,
tes hasil belajar, dokumen, angket, kartu pribadi, brosur/poster, konseling dan
sebagainya. Ini sesuai dengan jenis data atau kegiatan yang akan
dikumpulkan/dilakukan.
f. Komponen Waktu Kegiatan
Jadwal kegiatan layanan dapat dilakukan pada awal tahun ajaran, secara
periodik, bilamana perlu (insidental), akhir masa sekolah, awal semester atau
waktu lain tergantung dari jenis/macam kegiatan yang akan dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan.
g. Komponen Sumber Data
Data yang diperlukan
dapat diperoleh dari siswa yang bersangkutan; guru, orang tua, teman-teman
siswa, sekolah, masyarakat ataupun instansi. Hal ini tergantung atas jenis data
yang diperlukan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Program bimbingan dan konseling adalah suatu program yang memberikan
layanan khusus yang dimaksudkan untuk membentuk individu dalam mengadakan
penyesuaian diri. Program bimbingan ini menyangkut faktor pelaksana, faktor
alat dan perlengkapan, metode dan bentuk pelayanan, anak-anak atau murid-murid
yang menerima bimbingan itu, dan lembaga-lembaga masyarakat yang erat
hubungannya dengan pelaksanaan bimbingan itu. Langkah-langkah penyusunan
program bimbingan yang sederhana, yaitu: mengidentifikasi kebutuhan sekolah,
melakukan penentuan urutan prioritas kegiatan, pembahasan konsep program
bimbingan, penyempurnaan konsep program, pelaksanaan program, adakan evaluasi,
dan revisi.
DAFTAR PUSTAKA
Mu’awanah, Elfi dan Rifa Hidayah.
2009. Bimbingan Konseling Islami. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Salahudin, Anas. 2003. Bimbingan
& Konseling. Cetakan ke-2. Bandung: Pustaka Setia.
Sukardi, Ketut Dewa. 2008. Proses
Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Winkel, W.S dan M. M Sri Hastusi.
2007. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.Yogyakarta:
Media Abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar