Rabu, 01 Februari 2017

MANAJEMEN DAN PENDUKUNG SISTEM BIMBINGAN

MANAJEMEN DAN PENDUKUNG SISTEM BIMBINGAN
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu :Nurjaman, M.Pd.
                                                                         


Di Susun oleh :
Iman Asyhari (140641149)
Witriyah (140641147)

KELAS : SD14.A-5
Kelompok 12




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
CIREBON

2017

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena hanya atas rahmat dan Ridha-Nya semata makalah yang berjudul “Manajemen dan pendukung sistem bimbingan” ini dapat di selesaikan.
            Sholawat serta Salam senantiasa tercurahkan kepada baginda kita Nabi Besar Muhamad SAW. Yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliah menuju zaman Islamiah.
            Penyusunan makalah ini ditunjukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling. Didalam makalah ini membahas tentang Manajemen dan pendukung sistem bimbingan dan komponen-komponen lain di dalamnya.
            Terima kasih penulis sampaikan kepada:
1.      Nurjaman, M.Pd. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Bimbingan Konseling.

2.      Teman-teman seperjuangan yang telah ikut andil dalam penyelesaian makalah ini.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang mempelajari makalah ini.


Cirebon, 9 Januari 2015


Penulis



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
 Latar Belakang....................................................................................... 1
Rumusan Masalah................................................................................... 1
Tujuan...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. ............................................................................................................ 3
B. Pentingnya Bimbingan Karir Di SD................................................... 5
C. Tujuan Bimbingan Karir di SD........................................................... 6
D. Tahapan Dan Karakteristik Perkembangan karir di SD..................... 7
E. Teknik Bimbingan Karir bagi Murid SD............................................ 10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 13


 BAB I

PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku.
Bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks adegan mengajar yang layaknya dilakukan guru sebagai pembelajaran bidang studi, melainkan layanan ahli dalam konteks memandirikan peserta didik.
Layanan bimbingan dan konseling diharapkan membantu peserta didik dalam pengenalan diri, pengenalan lingkungan dan pengambilan keputusan, serta memberikan arahan terhadap perkembangan peserta didik; tidak hanya untuk peserta didik yang bermasalah tetapi untuk seluruh peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling tidak terbatas pada peserta didik tertentu atau yang perlu ‘dipanggil’ saja”, melainkan untuk seluruh peserta didik.
A.       Rumusan masalah
1.      Pengertian Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
2.      Tujuan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
3.      Komponen (Struktur) Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
4.      Mekanisme Implementasi Program Bimbingan di Sekolah
B.       Tujuan
1.      Mengetahui pengertian program bimbingan dan konseling di sekolah
2.      Mengetahui tujuan program bimbingan dan konseling di sekolah
3.      Mengetahui komponen struktur program bimbingan dan konseling di sekolah
4.      Mengetahui mekanisme implementasi program bimbingan di sekolah

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
 Program bimbingan dan konseling di sekolah ialah sejumlah kegiatan bimbingan dan konseling yang direncanakan oleh sekolah, dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu (Purwoko, 2008: 18).
Adapun fungsi khusus bimbingan dan konseling, yakni khususnya di sekolah, menurut H.M. Umar dkk., dalam Salahudin (2010: 129) adalah sebagai berikut:
1.      Menolong anak dalam kesulitan belajarnya
2.      Berusaha memberikan pelajaran yang sesuai denga minat dan kecakapan anak-anak
3.      Memberi nasihat kepada anak yang akan berhenti dari sekolahnya
4.      Memberi petunjuk kepada anak-anak yang melanjutkan belajarnya, dan sebagainya.
Semua itu termasuk usaha-usaha mendidik yang sudah seharusnya dilakukan guru terhadap siswa-siswanya. Dalam arti khusus, bimbingan mencakup semua teknik penasihatan (conseling) dan semua informasi yang dapat menolong individu untuk menolong dirinya sendiri.

B.     Tujuan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya. Menurut Dewa Ketut Sukardi dan Desak Made Sumiati (2005:3) tujuan program bimbingan dan konseling disekolah terdiri dari : (1) Tujuan umum, dan (2) Tujuan Khusus.
1.      Tujuan umum program bimbingan
a.       Agar siswa dapat mengembangkan pengertian dan pemahaman diri dalam kemajuannya disekolah
b.      Agar siswa dapat mengembangkan pengetahuan tetang dunia kerja, kesempatan kerja serta rasa tanggung jawab dalam memilih suatu kesempatan kerja tertentu
c.       Agar siswa dapat mengembangkan kemampuan untuk memilih dan mempertemukan pengetahuan tentang dirinya dengan informasi tentang kesempatan yang secara tepat dan bertanggung jawab
d.      Agar siswa dapat mewujudkan penghargaan terhadap kepentingan dan harga diri orang lain
2.      Tujuan khusus program bimbingan
a.       Agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri
b.      Agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannyaAgar siswa memiliki kemampuan dalam mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang dihadapinya
c.       Agar para siswa memiliki kemampuan untuk mengastasi dan menyalurkan potensi-potensi yang dimilikinya dalam pendidikan dan lapangan kerja secara tepat.

C.    Komponen (Struktur) Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Layanan bimbingan dan konseling di sekolah atau madrasah diklasifikasikan ke dalam empat komponen layanan, ialah sebagai berikut[2]:
1.      Pelayanan Dasar
Layanan dasar adalah layanan bantuan kepada semua peserta didik melalui kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan untuk membantu para peserta didik mencapai kompetensi dan keterampilan dasar yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga diharapkan dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan secara efektif dan sehat. Layanan ini dilaksanakan melalui kegiatan di dalam kelas (klasikal), kelompok-kelompok kecil, dan kerjasama antara konselor dan guru dalam pengembangan kompetensi tertentu yang diperlukan oleh peserta didik dalam kehidupannya.
Strategi pelaksanaan layanan dasar bimbingan dan konseling di sekolah atau madrasah meliputi:
a.       Bimbingan Klasikal: yaitu program pertemuan antara konselor dan peserta didik di kelas, yang disajikan secara klasikal dan terjadwal.
b.      Pelayanan Orientasi: ialah kegiatan yang dilaksanakan untuk memberi pemahaman baru kepada para peserta didik tentang lingkungan, kurikulum dan program sekolah atau madrasah, teman di kelas atau di luar kelas sekolah/madrasah, guru dan sarana atau fasilitas sekolah/madrasah, peraturan dan tata tertib sekolah/madrasah, program ekstra kurikuler dan lain-lain guna memperlancar penyesuaian diri di awal program tahun ajaran baru.
c.       Pelayanan Informasi: yaitu sajian informasi yang diberikan kepada para peserta didik tentang hal-hal yang dipandang perlu dan bermanfaat bagi mereka, seperti informasi tentang perguruan tinggi, pergaulan yang sehat, bahaya Miras(minuman keras)/Narkoba dan lain-lain.
d.      Bimbingan Kelompok: ialah layanan bimbingan yang diberikan kepada peserta didik melalui kegiatan kelompok untuk merespon kebutuhan, minat dan pemberian informasi yang bersifat umum dan tidak rahasia.
e.       Pelayanan Pengumpulan Data (Aplikasi Instrumentasi): yaitu kegiatan penjaringan data atau informasi tentang data pribadi dan lingkungan peserta didik baik tes maupun non tes.
3.      Pelayanan Responsif
Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik yang memerlukan pertolongan segera. Dalam hal ini konseli mungkin berinisiatif mendatangi konselor untuk memanfaatkan bantuan profesional yang diperlukannya dari konselor karena mengalami masalah atau kesulitan tertentu karena adanya rujukan dari guru, orangtua atau profesional lain. Layanan ini dilaksanakan melalui:
a.       Konseling Individual: ialah layanan yang ditujuan untuk membantu peserta didik yang mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.
b.      Referal (Rujukan atau Alih Tangan): yaitu pelimpahan wewenang penanganan masalah yang dihadapi konseli kepada orang atau lembaga yang lebih berwenang.
c.       Kolaborasi: ialah suatu kegiatan kerjasama perlu dilakukan oleh konselor dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah/madrasah seperti orangtua, guru bidang studi dan wali kelas yang berkaitan dengan kegiatan belajar dan pengembangan potensi peserta didik secara langsung maupun tidak langsung.
d.      Konsultasi: yaitu layanan konsultasi bagi guru, orangtua, pimpinan sekolah/madrasah, yang terkait dengan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah/madrasah.
e.       Bimbingan Teman Sebaya: ialah pemberian pelatihan kepada peserta didik yang dianggap mampu membimbing teman-temannyaPeserta didik yang menjadi pembimbing akan berperan sebagai tutor sebaya yang membantu teman-temannya dalam memahami persoalan-persoalan yang berkaitan dengan akademik maupun non akademik.
f.       Konferensi Kasus: yaitu kegiatan yang dilakukan untuk membahas permasalahan peserta didik yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan pemecahan masalah.
g.      Kunjungan Rumah: ialah kunjungan konselor ke rumah peserta didik untuk memperoleh informasi dan data utuh tentang peserta didik dan lingkungannya untuk membantu mengentaskan masalah peserta didik.

4.      Perencanaan Individual
Perencanaan individual ialah proses bantuan yang diberikan kepada peserta didik sebagai upaya merencanakan, memonitor dan mengelola aktivitas yang berkaitan dengan kemajuan dan kesuksesan masa depannya berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
5.      Dukungan Sistem
Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan untuk memantapkan, memelihara dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh. Layanan dukungan sistem sangat banyak dan bervariasi, antara lain dapat berupa kegiatan pengembangan profesional konselor; hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas; peningkatan mutu manajemen program; peningkatan anggaran dan fasilitas, pelatihan BK bagi para Pengawas dan Kepala Sekolah/Madrasah.
Dukungan sistem ini meliputi beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:
a.       Pengembangan Profesi: yaitu Berkaitan dengan pengembangan profesi, konselor dituntut untuk terus memperkaya diri dengan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya dengan kegiatan-kegiatan: (a) in-service training, (b) aktif dalam kegiatan organisasi profesi, (c) aktif dalam kegiatan ilmiah, (d) mengikuti kegiatan seminar, workshop (lokakarya), (e) melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi.
b.      Kegiatan Manajemen: Kegiatan manajemen ini merupakan berbagai upaya untuk memantapkan, memelihara dan meningkatkan mutu program Bimbingan dan Konseling melalui kegiatan-kegiatan: (a) pengembangan program, (b) pengembangan staf, (c) pemanfaatan sumber daya dan (d) pengembangan penataan kebijakan.
c.       Riset dan Pengembangan: Kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh konselor misalnya penelitian, membuat karya tulis, mengikuti kegiatan peningkatan profesi atau organisasi profesi.
Saling keterkaitan antara keempat komponen program bimbingan dan konseling dalam membantu konseli mencapai perkembangan  yang optimal.

D.    Mekanisme Implementasi Program Bimbingan di Sekolah
Pelaksanaan program merupakan implementasi program sesuai metode, waktu, pelaksana, sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan program yang telah ditentukan. Pelaksanaan ini juga didahului pengorganisasian seluruh komponen yang diperlukan dalam implementasi program. Untuk hal ini perlu ditata, disiapkan, dan disenergikan komponen-komponen implementasi program.
Program bimbingan merupakan suatu bentuk kegiatan yang cukup luas bidang geraknya, untuk itu diperlukan mekanisme kerja yang baik. Mengorganisasikan pelaksana, sarana-prasarana, metode, waktu, perlu dilakukan sehingga seluruh aspek itu siap digerakkan menuju pelaksanaan program secara efektif dan efisien. Kesiapan seluruh komponen tersebut merupakan syarat kelancaran implementasi masing-masing layanan maupun kegiatan pendukung bimbingan konseling yang diprogramkan. Untuk melaksanakan program bimbingan dan konseling di sekolah, konselor beserta personel lainnya perlu memperhatikan komponen kegiatan sebagai berikut (dalam Soejipto,1999: 105):
a.       Komponen Pemrosesan Data
Kegiatan layanan bimbingan dan konseling meliputi beberapa aspek, yaitu: (1) pengumpulan data, (2) pengklasifikasian, (3) pendokumentasian, (4) penyimpanan, (5) penyediaan data yang diperlukan, dan (6) penafsiran. Data yang perlu diproses adalah data tentang keadaan siswa di sekolah yang meliputi: (a) kemampuan skolastik (bakat khusus, hasil belajar, kepribadian, intelegensi, riwayat pendidikan), (b) cita-cita, (c) hubungan social, (d) minat terhadap mata pelajaran, (e) kebiasaan belajar, (f) kesehatan fisik, (g) pekerjaan orang tua, dan (h) keadaan keluarga.
b.      Komponen Kegiatan Pemberian Informasi
Komponen ini terdiri dari: (1) pemberian orientasi kehidupan sekolah kepada siswa baru. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan sekolah dan lingkungannya, agar para siswa tidak mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri di sekolah, (2) pemberian informasi tentang program studi kepada siswa yang dipandang memerlukannya. Hal ini dimaksudkan agar para siswa tidak salah pilih dalam menentukan program studi yang ada. Pilihan ini hendaknya sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Kegiatan ini sangat diperlukan bagi siswa di tingkat SMTA, (3) pemberian informasi jabatan kepada siswa yang diperkirakan tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan (4) pemberian informasi pendidikan lanjutan.
c.       Komponen Kegiatan Konseling
Konseling dilakukan terhadap siswa yang mengalami masalah yang sifatnya lebih pribadi. Jika ada masalah yang tidak dapat diatasi oleh petugas yang bersangkutan, perlu dialihtangankan kepada pihak lain yang lebih ahli.
d.      Komponen Pelaksana
Pelaksana jenis kegiatan tersebut adalah konselor sekolah, konselor bersama guru bidang studi dan juga kepala sekolah sesuai dengan fungsi dan peranannya masing-masing.
e.      Komponen Metode/Alat
Alat yang dipakai untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan itu dapat berupa: tes psikologis, tes hasil belajar, dokumen, angket, kartu pribadi, brosur/poster, konseling dan sebagainya. Ini sesuai dengan jenis data atau kegiatan yang akan dikumpulkan/dilakukan.
f.       Komponen Waktu Kegiatan
Jadwal kegiatan layanan dapat dilakukan pada awal tahun ajaran, secara periodik, bilamana perlu (insidental), akhir masa sekolah, awal semester atau waktu lain tergantung dari jenis/macam kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
g.      Komponen Sumber Data
Data yang diperlukan dapat diperoleh dari siswa yang bersangkutan; guru, orang tua, teman-teman siswa, sekolah, masyarakat ataupun instansi. Hal ini tergantung atas jenis data yang diperlukan.

























BAB III
PENUTUP

A.                     Kesimpulan
Program bimbingan dan konseling adalah suatu program yang memberikan layanan khusus yang dimaksudkan untuk membentuk individu dalam mengadakan penyesuaian diri. Program bimbingan ini menyangkut faktor pelaksana, faktor alat dan perlengkapan, metode dan bentuk pelayanan, anak-anak atau murid-murid yang menerima bimbingan itu, dan lembaga-lembaga masyarakat yang erat hubungannya dengan pelaksanaan bimbingan itu. Langkah-langkah penyusunan program bimbingan yang sederhana, yaitu: mengidentifikasi kebutuhan sekolah, melakukan penentuan urutan prioritas kegiatan, pembahasan konsep program bimbingan, penyempurnaan konsep program, pelaksanaan program, adakan evaluasi, dan revisi.

















DAFTAR PUSTAKA


Mu’awanah, Elfi dan Rifa Hidayah. 2009. Bimbingan Konseling Islami. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Salahudin, Anas. 2003. Bimbingan & Konseling. Cetakan ke-2. Bandung: Pustaka Setia.
Sukardi, Ketut Dewa. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Winkel, W.S dan M. M Sri Hastusi. 2007. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.Yogyakarta: Media Abadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar