LAYANAN BIMBINGAN BAGI ANAK CERDAS DAN BERBAKAT
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bimbingan
Konseling
Dosen pengampu : Nurjaman M. Pd.
Disusun oleh: Kelompok 9
Ø
Farokha (140641150)
Ø
Shindy Nur Hafiz Fajri (140641153)
Kelas : SD14-A5
Semester : 5
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH CIREBON
CIREBON
2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Alhamdulillahirabbil’alamin, sungguh tidak ada
ucapan yang lebih pantas kita ucapkan kecuali rasa syukur kita kepada Allah
SWT, atas nikmat dan karunia yang terlimpah kepada kita. Shalawat serta salam
semoga Allah curahkan kepada kita manusia pilihan rasulullah saw juga kepada
keluarganya, para sahabat, dan kita sebagai umatnya di akhir zaman.
Ucapan syukur kami tidak terhenti karena Alhamdulillah
kami telah menyelesaikan tugas makalah pada matakuliah Bimbingan Konseling ini.
Terimakasih juga kepada dosen pengampu kami Nurjaman
M.Pd. karena tanpa bantuan beliau kamu tidak bisa
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Mohon maaf apabila di dalam
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kami sangat berterima kasih
apabila kami di beri kritik dan saran atas pembuatan makalah ini agar kami tahu
dan lebih baik lagi.
Wassalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Cirebon, Desember
2016
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR
ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 2
D. Manfaat..................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anak Cerdas dan Berbakat..................................................... 3
B. Kebutuhan dan Karakteristik
Anak Cerdas dan
Berbakat........................ 4
C. Penyelenggara
Pendidikan Bagi Anak Cerdas dan Berbakat................... 9
D. Tehnik Membimbingan Bagi Anak Cerdas dan Berbakat......................... 10
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 12
B. Saran.......................................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu bimbingan dan konseling
di Sekolah Dasar adalah bimbingan bagi anak cerdas berbakat. Pelaksana
bimbingan anak cerdas berbakat merupakan amanah rakyat yang dituangkan dalam
GBHN 1993 dan UU nomor 2 Tahun 1998 tentang sistem pendidikan nasional. Oleh
karena itu, pemahaman tentang siapa anak cerdas berbakat hendaknya
multidimensional dan hendaknya menyeluruh. Bimbingan bagi anak cerdas hendaknya
mengacu pada karakteristik dan kebutuhan murid itu sendiri. Pemahaman akan
kebutuhan dan karakteristik anak cerdas berbakat merupakan fondasi bagi guru
dalam memberikan bimbingan bagi anak cerdas berbakat. Berbagai bentuk program
pengembangan murid cerdas dan berbakat, salah satu diantaranya dapat didekati
dari bimbingan dan konseling. Tehnik bimbingan merupakan alternatif yang dapat
diterapkan dalam mengembangkan kemampuan anak cerdas berbakat. Penyelengara
kelas unggulan di Sekolah Dasar yang telah dirintis sejak tahun ajaran
1996/1997 merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengembangkan anak cerdas
berbakat, khususnya bakat akademik.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian dalam latar belakang di atas,
maka rumusan
masalah
dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud anak cerdas dan berbakat ?
2. Bagaman kebutuhan dan karakteristik murid cerdas dan berbakat ?
3. Bagaimana penyelenggara
pendidikan bagi anak cerdas dan berbakat ?
4. Bagaimana tehnik membimbingan bagi anak cerdas dan berbakat ?
C.
Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan makalah tentang bimbingan bagi anak cerdas dan berbakat ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui anak
cerdas dan berbakat.
2. Mengetahui kebutuhan dan karakteristik
anak cerdas dan
berbakat.
3. Mengetahui
penyelenggara pendidikan bagi anak cerdas dan berbakat.
4. Mengetahui
tehnik membimbingan bagi
anak cerdas dan
berbakat.
D.
Manfaat
Manfaat penulisan makalah tentang anak
cerdas berbakat dalam pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan
tentang anak cerdas
dan berbakat dapat
memberikan harapan yang realistik terhadap anak dalam pembelajaran.
2. Pengetahuan
tentang anak cerdas dan
berbakat dapat
membantu kita dalam memberikan respons yang tepat terhadap pembelajaran.
3. Mempelajari
tentang anak
dan cerdas
berbakat akan memberikan banyak informasi yang bermanfaat terutama calon guru.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Anak
Cerdas dan Berbakat
Guna menjawab siapa murid yang cerdas dan berbakat memang bukan hal yang
mudah, tergantung pada filosofis, definisi, penentuan presentase, prosedur,
seting/adegan, model dan model pengayaan yang digunakan. Sampai sekarang belum
ada definisi tunggal dan sulit untuk merumuskan pengertian anak cerdas
berbakat, bahkan istilah anak berbakat diterjemahkan dari “gifted child” masih
nampak digunakan dalam berbagai sebutan. Bakat adalah kemampuan yang merupakan
sesuatu yang “interent” dalam diri seseorang dibawa sejak lahir dan terkait
erat dengan struktur otak. Secara genetis struktur otak itu sangat ditentukan
oleh caranya lingkungan berinteraksi dengan anak manusia itu sendiri. Salah
satu ciri yang paling umum diterima sebagai ciri anak berbakat ialah memiliki
kecerdasan yang lebih tinggi dari pada anak normal lainnya, sebagaimana diukur
oleh alat ukur kecerdasan yang sudah baku. Sementara itu ada pandangan lain dan
pandangan ini lebih banyak dianut, yang cenderung menekankan bahwa masalah
keterbakatan harus didekati dari sudut pandang berdimensi ganda. Menurut
pandangan ini keterbakatan tidak hanya ditinjau dari segi kecerdasan melainkan
juga dari sudut pandang prestasi, kreativitas dan karakter pribadi dan sosial
lainnya. Pengertian anak cerdas berbakat menurut dokumen resmi pemerintahan
digunakan istilah yang berbeda. Istilah murid berbakat merupakan terjemahan
dari “gifted” yang berarti kemampuan intelektual tinggi. Jadi murid berbakat
adalah murid yang memiliki kemampuan intelektual atau taraf intelegensi yang
unggul. Dengan keunggulan ini ia diharapkan memiliki peluang besar untuk
mencapai prestasi tinggi dan menonjol didalam bidang pekerjaannya. (Adni Hakim
Nasution dalam S.C Utami Munandar, 1985;4)
Sedangkan Clark (1988:6) mengatakan
bahwa murid cerdas berbakat ialah anak-anak yang menampilkan kapabilitas unjuk
kerja yang tinggi dalam bidang-bidang seperti intelektual, kreatif, artistik,
kepemimpinan, kemampuan, atau lapangan-lapangan akademik tertentu, dan
memerlukan layanan-layanan atau kegiatan yang tidak biasa di sediakan oleh
sekolah dalam rangka untuk mengembangkan kemampuannya secara penuh.
Menurut skala yang dibuat oleh
Wechsler, murid cerdas berbakat adalah murid yang memiliki taraf intelegensi
130 atau lebih, yang dibedakan atas luar biasa cerdas atau gifted (IQ 145 ke
atas) dan sangat cerdas atau superior (IQ 130-144) yang banyaknya 2,5 % dari
banyaknya murid.
Berdasarkan uraian diatas jelaslah yang
dimaksud anak cerdas berbakat adalah anak yang memiliki taraf intelegensi
sangat tinggi, serta memiliki tingkat kreativitas yang tinggi pula, dan dengan
adegan kemampuannya memungkinkan bagi dirinya berhasil dengan baik dalam
pekerjaan atau karirnya. Murid seperti ini umumnya memerlukan program khusus
yang terencana selain dari program umumnya, biasanya di laksanakan di sekolah
untuk pengembangan kemampuannya.
B.
Kebutuhan dan Karakteristik Anak
Cerdas dan Berbakat
Perbedaan program pendidikan anak cerdas berbakat dengan anak biasa lainnya
bukan sekadar berbeda tetapi secara kualitatif memang harus berbeda. Perbedaan
kualitatif ini mutlak perlu karena anak cerdas berbakat memiliki karakteristik
dan kebutuhan serta permasalahan yang berbeda dari peserta didik biasanya.
Sekalipun pengembangan program pendidikan untuk peserta didik anak cerdas
berbakat akan menyangkut berbagai pertimbangan aspek filosofis, tujuan
pendidikan peserta didik anak cerdas berbakat.
Anak cerdas berbakat pada umumnya
memiliki karakteristik seperti berikut :
1. Membaca pada
usia lebih muda
2. Membaca lebih
cepat dan lebih banyak
3. Memiliki
perbendaharaan yang luas
4. Mempunyai rasa
ingin tahu yang kuat
5. Mempunyai minat
yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa
6. Mempunyai
inisiatif dan cepat berkerja sendiri
7. Menunjukan
keasliannya dalam ungkapan variabel
8. Memberikan
jawaban-jawaban yang baik
9. Dapat
memberikan banyak gagasan
10. Luwes dalam
berfikir
11. Terbuka
terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan
12. Mempunyai
pengamatan yang tajam
13. Dapat
berkonsentrasi untuk waktu jangka panjang, terutama terhadap tugas atau bidang
yang diminati
14. Berfikir
kritis, juga terhadap diri sendiri
15. Senang mencoba
hal-hal yang baru
16. Mempunyai daya
abstraksi, konseptualisasi, dan sintetis yang tinggi
17. Senang terhadap
kegiatan intelektual dan pemecahan masalah
18. Cepat menangkap
hubungan sebab-akibat
19. Berperilaku
terarah pada tujuan
20. Mempunyai daya
imajinasi yang kuat
21. Mempunya banyak
kegemaran
22. Mempunyai daya
ingat yang kuat
23. Tidak cepat
puas dengan prestasinya
24. Peka serta
menggunakan firasat
25. Menginginkan
kebebasan dalam gerakan dan tindakan.
Clark mengemukakan secara kualitatif anak cerdas berbakat menunjukan
karakteristik yang berbeda dari anak normal lainnya dalam aspek kognitif,
afektif, sensasi fisik, intuisi, dan kemasyarakatan. Dalam upaya pengembangan
model program pendidikan yang kondusif bagi anak cerdas berbakat perlu
dilakukan analisis kebutuhan dan permasalahan perkembangan yang mungkin muncul
dari aspek yang disebutkan diatas serta implikasinya bagi pengembangan program
pendidikan.
1. Perkembangan Fisik
Selama usia sekolah anak berbakat sangat mungkin mengalami kesenjangan
antara perkembangan fisik, intelektual dan sekolah secara tidak sengaja mungkin
mengambat aktifitas mereka. Apabila perkembangan intelektualnya lebih cepat
daripada perkembangan fisik maka anak akan merasa tidak kuat secara fisik.
Sementara itu jika tuntutan sensasi fisik kurang menantang akan menjadikan anak
berbakat kurang tertarik dan tidak memperoleh kepuasan melakukan kompetisi di
dalam kelompok sebaya. Melihat karakteristik dan kebutuhan fisik anak berbakat,
maka program pendidikan bagi mereka sepatutnya mempertimbangkan kebutuhan untuk
melakukan aktifitas yang memungkinkan terjadinya interaksi dan asimilasi dan
sensorik, apresiasi kapasitas fisik, menjelajahi aktifitas fisik yang
menimbulkan kesenangan. Kepuasan, menjelajahi aktifitas fisik yang mengarah
kepada keterpaduan antara pikiran dan badan.
2. Perkembangan Kognitif
Para ahli dengan hasil penelitiannya (thompson, berger, berry, dan mac.
Lean) menunjukan secara biologis memang ada perbedaan struktur otak antara anak
berbakat dengan anak normal. Anak berbakat mampu kedua belahan otak kiri dan
kanan sebagai alat berfikir dan seluruh fungsi-fungsi lain. Secara
terintegritas sehingga mewujudkan perilaku kreatif.
Berbagai
karakteristik perkembangan kognitif anak berbakat menjunjukan kemudahan yang
dimilikinya dalam belajar. Namun hendaknya ciri itu tidak menjadikan kita
berfikir bahwa anak berbakat akan selalu mudah untuk menjadi peserta didik
terpandai di kelasnya. Apabila karakteristik tersebut tidak tersalurkan dengan
sebagaimana mestinya maka tidak mustahil muncul masalah-masalah perkembangan.
Perkembangan
kognitif anak berbakat juga disertai dengan kemampuan intuitif yang akan
mengarahkan kepada permunculan perilaku kreatif. Kreatif adalah ekspresi
tertinggi dari keberbakatan. Kaitan intuisi anak berbakat ditandai dengan
kecenderungan untuk terlibat dan peduli terhadap pengetahuan intuitif dan fenomena-fenomena
metafisik, terbuka terhadap pengalaman-pengalaman metafisi, dan menunjukan
perilaku kreatif dalam banyak hal. Karena kekuatan imajinatif yang luar biasa
sehingga bisa menimbulkan cemoohan sesamanya atau tidak mendapatkan tanggapan
serius dari orang lain yang lebih tua usianya karena di pandang berperilaku
aneh, menyimpang, dan dianggap sebagai pembuat kekacauan.
3. Perkembangan Emosi
Karakteristik kemampuan kognitif yang tinggi pada anak berbakat dan
kepekaannya terhadap dunia sekitar menjadikan anak berbakat memiliki akumulasi
informasi yang banyak, apabila dengan fungsi kognitif dia mampu mengolah
informasi dan menumbuhkan kesadaran akan diri dan dunianya akan menjadikan anak
berbakat menunjukan perkembangan emosi yang lebih matang dan stabil. Kesadaran
yang tinggi ini akan disertai dengan perasaan yang berbeda dari murid yang
lain. Di sisi lain karakteristik kognitif yang tinggi belum tentu disertai
dengan terjadinya perkembangan emosi yang tinggi pula. Akumulasi informasi yang
terjadi pada anak berbakat karena sensitifitas atau kepekaannya terhadap dunia
sekitar mungkin tidak mencuat ke kesadaran. Anak cerdas berbakat seringkali
menunjukan harapan yang tinggi terhadap dirinya maupun orang lain. Karena
harapan ini tidak selalu disertai dengan kesadaran diri, maka tidak jarang
membawa dirinya, orang lain maupun situasi.
Karakteristik kehidupan emosi murid berbakat seperti itu menghendaki
keseimbangan dengan pengembangan fungsi kognitif yang ada pada dirinya untuk
mengembangkan kesadaran akan dunianya. Jika tidak, maka perilaku bermasalah
mungkin muncul adalah rawan terhadap kritikan orang lain, kebutuhan untuk
diakui yang berlebihan, bersikap sinis dalam mengkritik orang lain yang akan
menimbulkan gangguan antar pribadi. Motivasi dan daya saing yang kuat, hasrat
ingin tahu yang besar dan minat ekplorasi yang tiada terunjang pada anak
berbakat mungkin dapat menimbulkan keirian mereka terhadap gurunya. Karena
gurunya dirasakan tidak memahami kebutuhannya. Akibatnya mereka memiliki
gambaran diri yang terlalu tinggi, selalu menganggap benar pendapat sendiri
yang dapat menumbuhkan kesan bersikap angkuh dan sombong.
4. Perkembangan Sosial
Karakteristik
perkembangan sosial anak berbakat temuan dan generalisasi sering kali
menunjukan karakteristik populasi yang selalu tidak dapat diterapkan secara
individual. Kecenderungan menunjukan bahwa perkembangan sosial anak berbakat
memang lebih baik dari pada anak yang normal pada umumya. Clark menghimpun dan
menyimpulkan berbagai hasil studi yang dilakukan banyak ahli tentang
perkembangan sosial dan emosional anak berbakat sebagai berikut :
1. Anak berbakat,
jika dibandingkan dengan teman sebayanya, merasa lebih senang dan puas dengan
keadaan dirinya sendiri dan hubungan antar pribadi.
2. Anak berbakat
cenderung lebih mandiri dan kurang berkomformitas terhadap pendapat sebayanya
lebih dominan, lebih mampu mengendalikan lingkungan dan lebih kompeptitif.
3. Anak berbakat
menunjukan kecakapan kepemimpinan dan menjadi terlibat dalam kegiatan dan
kepedulian sosial.
4. Anak berbakat
lebih cenderung memilih teman yang memiliki kesebayaan usia intelektual dari
pada memilih teman yang secara kronologis berada pada usia yang sama.
Karakteristik perkembangan sosial anak berbakat seperti di uraikan di atas
dapat menimbulkan perilaku bermasalah, seperti frustasi atau perasaan-perasaan
yang tak tertantang, potensi kepemimpinan yang tak berkembang karena mungkin
tidak memperoleh kesempatan, kecenderungan mengambil pemecahan masalah secara
cepat tanpa memperhitungkan kompleksitas masalah.
C.
Penyelenggaraan
Pendidikan Bagi Anak Cerdas Berbakat
Penyelenggaraan pendidikan bagi anak cerdas berbakat secara konvensional
dapat dikelompokan ke dalam beberapa model, antara lain :
1. Akselerasi
(acceleration)
Model
akselerasi bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai dari memasuki SD pada
usia dini, loncat kelas atau mengikuti bidang studi tertentu di kelas tinggi.
2. Pengayaan
(enrichment)
Model pengayaan
yaitu dengan memberikan tugas-tugas tambahan bagi siswa yang memiliki kemampuan
unggul. Model ini dapat memenuhi harapan ana cerdas berbakat dengan tidak
memisahkan mereka dari teman-teman yang biasa.
3. Kelas Unggul
(ability grouping)
Model ketiga
adalah pengelompokan berdasarkan kemampuan. Model ini dapat berupa kelas khusus
didalam sekolah. Model pengelompokan berdasarkan kemampuan di khawatiran akan
menumbuhkan sikap ekslusif, elitisme, dan memiliki peranan yang berbeda dari
yang lain.
4. Bimbingan
Konseling
Bagi anak-anak
cerdas dan berbakat, bimbingan konseling merupakan sebuah kebutuhan. Memahami kekhasan
siswa cerdas dan berbakat serta peranan konseling dalam menangani permasalahan
yang timbul akibat kekhasannya adalah sangat penting. Dimana guru sebagai
konselor bagi siswa berkemampuan unggul sangat penting peranannya.
D.
Tekhnik
Bimbingan Bagi Anak Cerdas Berbakat
Karakteristik anak berbakat masalahnya yang digambarkan pada bagian
terdahulu, mengandung implikasi bagi kemampuan layanan bimbingan anak cerdas
berbakat. Layanan bimbingan yang dimaksud tidak diarahkan kepada layanan yang
bersifat ekslusif melainkan dikembangkan secara terpadu di dalam sistem
bimbingan yang ada.
Layanan bimbingan bagi anak cerdas berbakat tetap bertolak belakang dari
pandangan tentang hakikat manusia sebagai makhluk pribadi, sosial dan makhluk
Tuhan. Dengan kata lain, anak cerdas berbakat dipandang sebagai suatu keutuhan
pribadi sehingga program layanan bimbingan yang dikembangkan mampu menyentuh
semua dimensi perkembangan secara utuh. Sejalan dengan karakteristik dan
kebutuhan yang diuraikan dengan hasil teman studi, dimensi keutuhan
perkembangan pribadi yang dimaksud akan mencakup unsur-unsur berikut :
1. Perkembangan
Ranah Kognitif/Intelektual
Hal ini mengandung implikasi bagi guru untuk menyediakan tentang pengalaman
belajar yang luas dan dapat di akselerasikan dan mengakselerasikan perkembangan
kognitif anak berbakat. Pengolahan bahan dan tugas ajar secara khusus yang
didasarkan kepada kurikulum yang ada merupakan hal yang harus dilakukan guru
untuk dapat memberian layanan yang optimal bagi anak berbakat. Layanan bimbingan
yang perlu diberikan ialah memahami pikiran dan harapan anak berbakat dengan
sikap terbuka dan membantu anak memahami pikiran dan harapan yang ada pada
dirinya serta kemungkinan pemenuhannya didalam kehidupan.
2. Pengembangan
Ranah Fisik
Kemampuan anak berbakat yang cenderung berkembang lebih awal dari usia pada
umumnya menghendaki layanan pendidikan yang memungkinkan anak memperoleh
pengalaman yang memadukan pola perkembangan berfikir dengan perkembangan fisik.
3. Pengembangan
Ranah Intuitif
Layanan pendidikan bagi anak berbakat perlu memperdulikan pengembangan
pengalaman yang mendorong dia untuk berimajinasi dan berkreasi. Layanan
bimbingan di berikan dalam bentuk pengembangan lingkungan belajar yang
menghadapkan anak kepada situasi atau stimulus baru yang dapat memunculkan
imajinasi dan kreativitas anak.
4. Pengembangan
Ranah Kemasyarakatan
Layanan bimbingan yang dapat diberikan ialah membantu anak memperoleh
pengalaman mengembangkan dirinya menjadi anggota kelompok dan mampu
berpartisipasi dalam proses kelompok, memperluas perasaan keanggotaan
kemasyarakatan, memperluas identifikasi diri dari masyarakat terbatas ke arah
identifikasi terhadap masyarakat luas.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Murid cerdas
berbakat adalah murid yang memiliki taraf intelegensi yang sangat tinggi, serta
memiliki tingkat kreativitas yang tinggi pula, dan dengan kemampuannya
memungkinkan bagi dirinya berhasil dengan baik dalam pekerjaan atau karirnya.
Murid seperti ini umumnya memerlukan program khusus yang terencana selain dari
program umumnya biasanya di laksanakan di sekolah untuk pengembangan
kemampuannya.
2. Perbedaan
program pendidikan anak cerdas berbakat dengan anak biasa bukan sekedar berbeda
tetapi secara kualitatif memang harus berbeda. Perbedaan kualitatif ini mutlak
perlu karena anak cerdas berbakat memiliki karakteristik dan kebutuhan serta
permasalahn yang berbeda dari anak biasanya. Sekalipun pengembangan program
pendidikan untuk peserta didik anak cerdas berbakat akan menyangkut
pertimbangan aspek filosofis, tujuan pendidikan peserta didik anak cerdas
berbakat.
3. Penyelenggaran
pendidikan bagi anak cerdas berbakat secara konvensional dapat dikelompokan ke
dalam beberapa model, antara lain :
a. Akselerasi
(acceleration)
b. Pengayaan
(enrichment)
c. Kelas Khusus
(ability grouping)
d. Bimbingan
Konseling
4. Tehnik
bimbingan bagi anak cerdas berbakat tetap bertolak belakang dari pandangan
tentang hakikat manusia sebagai makhluk pribadi, sosial dan makhluk Tuhan.
Dengan kata lain, anak cerdas berbakat dipandang sebagai suatu keutuhan pribadi
sehingga program layanan bimbingan yang dikembangkan mampu menyentuh semua
dimensi perkembangan secara utuh. Sejalan dengan karakteristik dan kebutuhan
yang diuraikan sebagai hasil temuan studi, dimensi keutuhan perkembangan
pribadi yang dimaksud akan mencakup unsur-unsur berikut :
a. Pengembangan
ranah kognitif/intelektual
b. Pengembangan
ranah fisik
c. Pengembangan
ranah intuitif
d. Pengembangan
ranah kemasyarakatan
B.
Saran
Orang tua merasa perlu menambah wawasan tentang tumbuh kembang anak, hal
ini mencakup tahap-tahap perkembangan anak, pola asuh dan pola didik anak.
Dengan mengetahui informasi tentang tahap perkembangan anak, maka orang tua
bisa secara dini mengenali hak-hak yang tidak biasa yang ada pada diri anak.
Kemudian dengan memahami konsep-konsep pola asuh dan pola didik yang
ilmiah, maka orang tua akan mampu meminimalisir kesalahan dalam menerapkan
nilai, sikap dan perilaku dalam menghadapi anak, terutama ketika anak-anak
menunjukan kebiasaan-kebiasaan yang berbeda dengan anak-anak seusianya.
Disamping orang tua, seorang tenaga pendidik atau guru dianjurkan juga
menambah wawasan pengetahuan tentang perkembangan anak, disamping menguasai
substansi mata pelajaran yang diajarkannya di dalam kelas, tentunya hal ini
akan memudahkan bagi guru dalam mengambil pendekatan sesuai dengan kepribadian
si anak.
Pemerintah sebagai payung utama pertumbuhan dan perkembangan warga
negaranya, semestinya menaruh perhatian besar terhadap penelitian,
pengembangan-pengembangan terkait dengan pendidikan anak cerdas berbakat.
Karena hal ini terkait dengan kesuksesan generasi muda sebuah negara dalam
menyongsong masa depannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Desmita, 2009, Psikologi Perkembangan, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Kartadinata, Sunaryo dkk. 1998. Bimbingan di Sekolah Dasar. Jakarta:
Dirjen Dikti Depdikbud,
Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Mangunsong, Frieda. 1998. Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa.
Jakarta: LPSP3 UI.
Syah Muhibbin, 2010, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,
Bandung, Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar