Rabu, 01 Februari 2017

LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DI SD

LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DI SD

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Bimbingan Konseling” dengan Dosen Pengampu Nurjaman, M.Pd.I






Disusun Oleh :

Kelompok 7

1.      Evayani Hayati           (140641151)
2.      Rizky Amalia              (140641156)

Kelas SD14-A.5

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
CIREBON

 2017




KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Layanan Bimbingan Belajar di SD. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. 
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi para pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

 Penyusun










DAFTAR ISI


Kata Pengantar ................................................................................ i
Daftar Isi .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ...................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah .................................................................. 2
C.     Tujuan Masalah ...................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Belajar .................................................................. 3
B.     Tujuan Bimbingan Belajar di SD ........................................... 5
C.     Jenis-Jenis Belajar .................................................................. 6
D.    Masalah Belajar ..................................................................... 9
E.     Faktor Terjadinya Belajar ...................................................... 10
F.      Upaya Mengatasi Masalah Belajar ........................................ 12
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ............................................................................ 16
B.     Saran ...................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... iii

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sebagai bagian integral dari proses pendidikan, bimbingan dan konseling (BK) memiliki fungsi dan peranan yang strategis. Melalui layanan BK, para siswa diharapkan mampu mengenal dirinya, mengenal lingkungannya, dan mampu merencanakan masa depannya. Oleh karena itu, sangatlah keliru jika peranan guru pembimbing hanya menangani anak-anak yang “bermasalah” dalam pengertian, suka berkelahi atau melakukan pelanggaran tata tertib sekolah. Sesuai dengan prinsipnya, pelayanan bimbingan konseling ditunjukan kepada semua siswa, baik siswa yang lambat maupun siswa yang tergolong cepat atau pandai.
Pelaksanaannya keberhasilan pelayanan BK sangat ditentukan oleh kerja sama yang harmonis dengan seluruh personil sekolah, baik kepala sekolah, wali kelas, maupun guru mata pelajaran atau guru bidang studi. Oleh karena itu, sekalipun ada petugas khusus yang menangani pelayanan BK di sekolah yang disebut dengan guru pembimbing, pemahaman guru lain berkenan dengan konsep dasar dan implementasi pelayanan BK di sekolah perlu di miliki.
Setiap murid khususnya di sekolah dasar memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya, disamping persamaannya. Perbedaan menyangkut perbedaan kapasitas intelektual, keterampilan, motivasi, persepsi, sikap, kemampuan, minat, latar belakang kehidupan dalam keluarga dan lain-lain. Perbedaan ini cenderungakan mengakibatkan adanya perbedaan pula dalam belajar setiap murid baik dalam kecepatan belajarnya maupun keberhasilan yang dicapai murid itu sendiri.
Murid datang kesekolah dengan harapan agar dapat mengikuti pendidikan yang baik. Tetapi tidak selamanya demikian. Ada berbagai masalah yang mereka hadapi, bersumber dari ketegangan karena tugas-tugas, ketidakmampuan mengerjakan tugas, keinginan untuk bekerja sebaik-baiknya tetapi tidak mampu, persaingan dengan teman, kemampuan dasar intelegtual yangkurang, motivasi belajar yang lemah, kurangnya dukungan orang tua, guru yang kurang ramah, dan lain-lain. Masalah-masalah tersebut tidak selalu dapat diselesaikan dalam situasi belajar-mengajar di kelas, melainkan memerlukan pelayanan secara khusus oleh guru di luar situasai proses belajar.
Peran dan fungsi serta tanggung jawab guru di Sekolah Dasar, selain mengajar juga perlu memperhatikan keragaman karakteristik perilaku murid sebagai dasar penentuan jenis bantuan dan layanan dalam bimbingan belajar, baik secara individu maupun kelompok. 

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian belajar?
2.      Apa tujuan bimbingan belajar di SD?
3.      Apa saja jenis-jenis belajar?
4.      Bagaimana mengetahui murid yang diperkirakan mengalami masalah belajar?
5.      Apa saja yang merupakan faktor penyebab terjadinya belajar?
6.      Apa saja upaya untuk membantu murid dalam mengatasi masalah belajar?

C.    Tujuan
1.      Agar mengetahui pengertian belajar
2.      Agar mengetahui bimbingan belajar di SD
3.      Agar mengetahui jenis-jenis belajar
4.      Agar memahami murid yang diperkirakan mengalami masalah belajar
5.      Agar mengetahui faktor penyebab terjadinya belajar
6.      Agar mengatahui upaya membantu murid dalam mengatasi masalah belajar


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Belajar
Banyak pengertian belajar yang diungkapkan oleh para ahli, namun pada dasarnya terletak pada perubahan perilaku. Pengertian belajar diantaranya dikemukakan sebagai berikut :
“Belajar adalah proses perubahann pengetahuan atau perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Pengalaman ini terjadi melalui interaksi antara individu dengan lingkungan”.  
“Belajar adalah proses tingkah laku ( dalam arti luas ) ditumbuhkan atau diubah melalui praktek dan latihan”. Dari kedua definisi di atas nampak bahwa belajar merupakan perubahan perilaku yang disebabkan oleh karena individu mengadakan interaksi dengan lingkungan. Akan tetapi ternyata tidak semua perubahan perilaku merupakan hasil belajar, artinya ada perubahan perilaku yang dipandang sebagai bukan hasil belajar. Akan tetapi tidak semua perubahan perilaku merupakan hasil belajar, artinya ada perubahan perilaku yang dipandang sebagai bukan hasil belajar.
Dari definisi di atas dapat diidentifikasikan bahwa perilaku yang bukan hasil belajar itu adalah.
1.      Kecenderungan perilaku instinktif
Perilaku instinktif adalah pola respon yang dibawa sejak lahir dan sudah dimiliki individu secara relatif sempurna.
2.      Kematangan
Kematangan dapat diartikan  sebagai kesiapan organ fisik maupun psikis untuk menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. Kematangan merupakan proses perkembangan yang datang dari diri individu dan bukan karena pengaruh latihan atau intervensi lingkungan. Perubahan perilaku yang dicapai pada tahap perkembangan tertentu yang disebabkan bukan oleh campur tangan  lingkungan disebut kematangan dan bukan hasil belajar.
 Kematangan itu adalah perubahan yang lebih merupakan hasil pertumbuhan fisik dan perubahan biologis daripada hasil pengalaman. Perilaku ini disebutnya perilaku pilogenetik. Sedangkan perilaku belajar disebabkan oleh karena pengalaman, dan disebutnya sebagai perilaku ontogenik. Proses belajar yang dialami manusia baik itu yang berkaitan dengan kemampuan fisik, psikis, maupun sosial akan bergantung kepada perpaduan antara kematangan dan pengalaman. Perpaduan kematangan dan pengalaman ini akan menghasilkan kesiapan belaja
3.      Perilaku keadaan sementara
Perubahan perilaku yang sifatnya sementara, seperti keletihan atau kekuatan pengaruh obat-obat tertentu, bukan hasil belajar. Pengulangan kegiatan secara terus-menerus seringkali ditandai oleh rendahnya efesiensi kegiatan sebagai petunjuk terjadinya keletihan. Keletihan merupakan kondisi yang dapat memperlemah keterampilan. Baik keletihan maupun belajar keduanya dapat dilihat dari tindakan yang ditampilkan. Perbedaannya terletak bahwa yang satu sifatnya sementara dan yang lain bersifat menetap  (permanen). Keletihan yang sifatnya sementara lambat laun akan hilang, dan jika keletihan sudah hilang maka keterampilan dan efisiensi tindakan akan kembali normal sekalipun tanpa intervensi lingkungan. Demikian pula dengan pengaruh obat-obatan yang dapat meningkatkan ketahanan, mungkin untuk sementara akan dapat meningkatkan efisiensi tindakan. Namun setelah pengaruh itu hilang efisiensi akan kembali kepada keadaan semula.





B.     Tujuan Bimbingan Belajar di Sekolah Dasar
Bimbingan belajar merupakan proses bantuan yang diberikan kepada individu (murid) agar dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam belajar, sehingga setelah melalui proses perubahan belajar mereka dapat mencapai hasil belajar yang optimal dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya. Dengan kata lain tugas guru di sini adalah membanatu murid dalam mengenal, menumbuh dan mengembangakan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan, serta dalam rangka menyiapkan kelanjutan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Untuk lebih jelasnya, bimbingan belajar di sekolah dasar bertujuan sebagai berikut : (Hartadiningrat, 1999)
1.      Pengembangan sikap dan kebiasaan yang baik terutama dalam mengerjakan tugas dalam mengembangan keterampilan serta dalam bersikap terhadap guru.
2.      Menumbuhkan disiplin belajar dan terlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok.
3.      Mengembangan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya di lingkungan sekolah atau alam sekitar untuk pengembangan pengetahuan, keterampilan dan pengembangan pribadi.
Secara operasional bimbingan belajar di sekolah dasar terpadu dengan proses pembelajara secara keseluruhan. Sehingga disamping peran guru sebagai pengajar kepedulian guru pun terhadap keragaman individu murid merupakan hal penting sebagai dasar penentuan jenis bantuan dan layanan bimbingan belajar. Jadi, sangat mungkin guru dituntut memberikan pelayanan kepada murid secara individu atau perorangan, disamping memperhatikan kelompok kelas secara keseluruhan.


C.     Jenis-Jenis Belajar
Dilihat dari tujuan dan hasil yang diperoleh dari kegiatan belajar, para ahli umumnya mengemukakan delapan jenis belajar berikut (Saodih & Surya, 1971; Syah 1995; Effendi & Praja, 1993).

1.      Belajar Abstrak (Abstract Learning)
Belajar abstrak pada dasarnya adalah belajar dengan menggunakan cara – cara berpikir abstrak. Tujuannya ialah memperoleh pemahaman serta pemecahan yang tidak nyata. Dalam mempelajari hal – hal yang abstrak peranan akal atau rasio sangatlah penting. Begitu pula penguasaan ata prinsip – prinsip dan konsep – konsep. Termasuk dalam jenis ini, misalnya, belajar tauhid, astronomi, kosmografi, kimia, dan amtematika.

2.      Belajar Keterampilan (Skill Learning)
Belajar keterampilan merupakan proses belajar yang bertujuan memperoleh keterampilan tertentu dengan menggunakan gerakan – gerakan motorik. Dalam belajar jenis ini, proses pelatihan yang intensif dan teratur sangat diperlukan. Termasuk belajar dalam jenis ini, misalkan belajar cabang – cabang olah raga, melukis, memperbaiki benda – benda elektronik. Bentuk belajar keterampilan ini disebut juga latihan atau training.

3.      Belajar Sosial (Social Learning)
Belajar sosial adalah belajar yang bertujuan memperoleh keterampilan dan pemahaman terhadap masalah – masalah sosial, penyesuaian terhadap nilai – nilai sosial dan sebagainya. Termasuk belajar jenis ini misalnya belajar memahami masalah keluarga, masalah penyelesaian konflik antaretnis atau antarkelompok, dan masalah – masalah lain yang bersifat sosial.
4.      Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar untuk memperoleh keterampilan atau kemampuan memecahkan berbagai masalah secara logis dan rasional. Tujuannya ialah memperoleh kemampuan atau kecakapan kognitif guna memecahkan masalah secara tuntas. Untuk itu, kemampuan individu dalam menguasai berbagai konsep, prinsip, serta generalisasi, amat diperlukan.

5.      Belajar Rasional (Rational Learning)
Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis atau sesuai dengan akal sehat. Tujuannya ialah memperoleh beragam kecakapan menggunakan prinsip – prinsip dan konsep – konsep. Jenis belajar ini berkaitan erat dengan belajar pemecahan masalah. Dengan belajar rasional, individu diharapkan memiliki kemampuan rational problem solving, yaitu kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan strategi akan sehat, logis, dan sistematis.

6.      Belajar Kebiasaan (Habitual Learning)
Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan baru untuk perbaikan kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain menggunakan perintah, keteladanan, serta pengalaman khusus, juga menggunakan hokum dan ganjaran. Tujuannya agar individu memperoleh sikap dan kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan lebih positif, dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu atau bersifat kontekstual.



7.      Belajar Apresiasi (Appreciation Learning)
Belajar apresiasi pada dasarnya adalah belajar mempertimbangkan nilai atau arti penting suatu objek. Tujuannya agar individu memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa (effective skills), dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat, arti penting objek tertentu, misalnya apresiasi sastra, apresiasi music, dan apresiasi seni lukis.
Dalam mengapresiasi mutu karya sastra, misalnya, seorang individu perlu mengetahui “hakikat keindahan” (estetika) di samping mengetahui hal – hal lain, seperti bentuk ungkapan, isi ungkapan, bahasa ungkapan, dan nilai ekspresinya.
Bidang studi agama juga memungkinkan untuk digunakan sebagai alat pengembangan apresiasi individu. Misalnya dalam hal seni baca tulis Al – Quran.

8.      Belajar Pengetahuan (Study)
            Belajar pengetahuan dimaksudkan sebagai belajar untuk memperoleh sejumlah pemahaman, pengertian, informasi, dan sebagainya. Belajar pengetahuan juga dapat diartikan sebagai sebuah program belajar terencana untuk menguasai materi pelajaran dengan melibatkan kegiatan investigasi atau penelitian dan eksperimen. Tujuan belajar pengetahuan ialah agar individu memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu, yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, misalnya dengan menggunakan alat – alat laboratorium dan penelitian lapangan.

D.    Masalah Belajar
Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses belajarnya. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan yang dimilikianya dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya.
Jenis-jenis masalah belajar di Sekolah Dasar dapat dikelompokan kepada murid-murid yang mengalami : (Saodih & Surya, 1971; Syah 1995; Effendi & Praja, 1993).

1.      Keterlambatan akademik, yaitu keadaan murid yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.
2.      Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memiliki bakat akademik yang cukup tinggi atau memiliki IQ 130 atau lebih, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang amat tinggi.
3.      Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memiliki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapat pendidikan atau pengaaran khusus.
4.      Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan murid yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah tampak jera dan malas.
5.      Bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi murid yang kegiatannya atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan seharusnya.
6.   Sering tidak sekolah.

E.     Faktor Penyebab Terjadinya Belajar
Setelah seorang guru mengetahui siapa murid yang bermasalah dalam belajar serta jenis masalah apa yang dihadapinya selanjutnya guru dapat melanjutkan tahap berikutnya, yaitu mencari sebab-sebab terjadinya masalah yang dialami murid dalam belajar. Masalah belajar cenderung sangat kompleks, karena masalah  belajar mengandung pengertian, bahwa: (Saodih & Surya, 1971; Syah 1995; Effendi & Praja, 1993).

1.      Pertama, masalah belajar dapat timbul oleh berbagai sebab yang berlainan. Suatu masalah belajar yang sama dialami oleh dua orang murid atau lebih, belum tentu disebabkan oleh faktor yang sama.
2.      Kedua, dari sebab yang sama dapat timbul masalah yang berlainan seringkali suatu kondisi yang sama dimiliki oleh beberapa orang murid, namun menimbulkan masalah-masalah yang berlainan pada masing-masing individu. 
3.      Ketiga, sebab-sebab masalah belajar dapat saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain. Kadang-kadang masalah belajar yang dihadapi oleh seorang murid tidak timbul dari satu sebab saja, melainkan dapat timbul dari berbagai sebab yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
Pada garis besarnya sebab-sebab timbulnya masalah belajar pada murid dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu :
Faktor-faktor internal (faktor-faktor yang berada pada diri murid it sendiri). Antara lain : (Saodih & Surya, 1971; Syah 1995; Effendi & Praja, 1993).
a)      Gangguan secara fisik, seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat bicara, gangguan panca indra, cacat tubuh, serta penyakit menahun (alergi, asma, dsb).
b)      Ketidakseimbangan mental (adanya gangguan dalam fungsi mental), seperti menampakkan kurangnya kemampuan mental, taraf kecerdasanya cenderung kurang.
c)      Kelemahan emosional, seperti merasa tidak aman, kurang bisa menyesuaikan diri (maladjustment), tercekam rasa taku, benci dan antipasti, serta ketidak matangan emosi.
d)     Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan da sikap yang salah, seperti kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran  sekolah malas dalam belajan, dan sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.
Faktor-faktor eksternal (faktor-faktor dari luar diri individu) yaitu berasal dari : (Saodih & Surya, 1971; Syah 1995; Effendi & Praja, 1993).

a)      Sekolah, antara lain : sifat kurikulum yang kurang fleksibel, terlalu berat beban belajar (murid) dan atau mengajar (guru), metode mengajar yang kurang memadai, kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar.
b)      Keluarga, antara lain : keluarga tidak utuh dan atau kurang harmonis,  sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya, keadaan ekonomi.
c)      Masyarakat, antara lain; adat dan kebiasaan masyarakat yang kurang mendukung kegiatan belajar di sekolah, teman sebaya yang memiliki perilaku kurang baik.
Menurut Depdikbud (1995) Faktor yang menyebabkan masalah belajar adalah:
a.       lemahnya motivasi belajar,
b.      kurang intensifnya bimbingan pengajar,
c.       kurangnya kesempatan berlatih  atau  berprak­tik,
d.      tidak ada upaya dan kesempatan  reinforcement,
e.       kurang gairah belajar karena kurang jelasnya tujuan.
Lebih  lanjut Callis (dalam Depdikbud, 1995) menje­laskan bahwa masalah belajar  disebabkan  oleh : 
a.       kurang informasi dan kurang pengertian tentang diri sendiri (lack of informatiaon and undertanding about self),
b.      kurang informasi dan kurang pengertian tentang lingkun­gannya (lack of information and understanding of the envi­ronmentaly)
c.       kurang terampil (lack of skill).

F.     Upaya Mengatasi Masalah Belajar
Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah belajar antara lain:
1.      Pengajaran Perbaikan
Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, pengajaran yang membuat menjadi baik. Dibanding dengan pengajaran biasa, pengajaran perbaikan sifatnya lebih khusus, karena bahan, metode dan pelaksanaannya disesuaikan dengan jenis, sifat dan latar belakang masalah yang dihadapi murid. Pengajaran perbaikan bisa juga disebut pengajaran remedial. Pengajaran remedial merupakan rangkaian kegiatan lanjutan logis dari usaha diagnostik kesulitan belajar-mengajar.
2.       Kegiatan Pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seorang atau beberapa orang murid yang sangat cepat dalam proses belajar, dengan tujuan untuk menambah dan/atau memperluas pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliknya dalam kegiatan belajar sebelumnya.
Kecepatan belajar yang tinggi akan mempunyai dampak positif apabila murid merasa dirinya diperhatikan dan dihargai atas keberhasilan dan kemampuan dalam belajar. Sebaliknya, kecepatan belajar akan mempunyai dampak negatif apabila murid merasa kurang  diperhatikan dan kurang dihargai.




3.      Peningkatan Motivasi Belajar
Guru dan staf sekolah lainnya berkewwajiban membantu murid meningkatkan motivasinya dalam belajar. Prosedur yang dapat dilakukan adalah dengan : (Saodih & Surya, 1971; Syah 1995; Effendi & Praja, 1993).
a.       Memperjelas tujuan-tujuan belajar. Murid akan terdorong untuk belajar apabila ia mengetahui tujuan-tujuan belajar yang hendak dicapai.
b.      Menyesuaikan pengajaran dengan bakat kemampuan dan minat murid.
c.       Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang dan menyenangkan.
d.      Memberikan hadiah (penguatan) dan hukuman (hukuman yang bersifat membimbing, yaitu yang menimbulkan efek peningkatan). Bila mana perlu.
e.       Menciptakan suasana hubungn yang hangat dan dinamis antara guru dan murid, serta antara murid dengan murid.
f.       Menghindari tekanan-tekanan dan suasana yang tidak menentu seperti suasana yang menakutkan, mengecewakan, membingungkan, dan menjengkelkan.
g.      Melengkapi sumber dan peralatan belajar.
h.      Mempelajari hasil belajar yang diperoleh.
4.      Peningkatan Keterampilan Belajar
Prosedur yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan :
a.       Membuat catatan waktu guru mengajar.
b.      Membuat ringkasan dari bahan yang dibaca.
c.       Mengerjakan latihan-latihan soal
5.      Pengembanagan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik
Setiap murid diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif. Sikap dan kebiasaan belajar yang baik tidak tumbuh secara kebetulan, melainkan seringkali perlu ditumbuhkan melalui bantuan yang terencana, terutama oleh guru-guru dan orang tua murid. Untuk itu murid hendaknya dibantu dalam hal: (Saodih & Surya, 1971; Syah 1995; Effendi & Praja, 1993).
a.       Menentukan motif-motif yang tepat dalam belajar.
b.      Memelihara kondisi kesehatan yang baik
c.       Mengatur waktu belajar baik dirumah maupun dirumah
d.      Memilih tempat belajar yang baik
e.       Belajar dengan menggunakan sumber belajar yang baik.
f.       Membaca secara baik dan sesuai dengan kebutuhan.
g.      Tidak segan-segan bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui.
h.      Disamping dengan cara bantuan di atas terdapatt beberapa cara yang laian yang dapat dilakukan guru untuk menumbuhkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik adalah :
a)      Membantu murid menyususun rencana yang baik. Rencana ini memuat pokok dan subpokok bahasan yang akan dipelajari, tujuan yang akan dicapai, cara-cara mempelajari bahan-bahanyang bersangkutan, alat-alat yang diperlukan dan cara-cara memeriksa atau mengetahui kemajuan-kemajuan yang dicapai.
b)      Membantu murid mengikuti kegiatan belajar-mengajar di dalam kelas. Sebagian besar kegiatan belajar-mengajar berlangsung di dalam kelas. Dalam hal ini, murid perlu mengetahuai apa yang harus dikerjakan sebelum mengikuti kegiatan belajar-mengajar, bagaimana cara memahami dan mencatat keterangan-keterangan yang diberikan oleh guru, dan apa pula yang harus dikerjakan setelah kegiatan belajar-mengajar berakhir (setelah sampai di rumah).
c)      Melatih murid membaca cepat. Kecepatan menunjuk pada banyaknya kata-kata yang tepat yang dapat dibaca dalam waktu tertentu. Dengan membaca cepat, kemungkinan murid memperoleh banyak informasi atau ilmu pengetahuan dari buku sumber yang dibacanya.
d)     Melatih murid untuk dapat mempelajari buku pelajaran secara efisien dan efektif. Salah satu metode yang perlu dikuasai oleh murid adalah metode SQR3 (Survey, Question, Read, Recite, Write den Review)
e)      Membiasakan murid mengerjakan tugas-tugas secara teatur, bersih dan rapi.
f)       Membantu murid menyusun jadwal belajar dan mematuhi jadwal yang telah disusunnya. Untuk ini diperlukan adanya pemantauan dan pengawasan yang berkesinambungan.
g)      Membantu murid agar dapat berkembang secara wajar dan sehat. Misalnya dengan memindahkan tempat duduk murid yang dilkukan secara berkala, membetulkan posisi duduk murid (tidak terlalu membungkuk jarak mata denghan buku kurang lebih 30 cm) memeriksa kuku dan sebagainya.
h)      Membantu murid mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian yang meliputi persiapan mental, penguasaan bahan pelajaran, cara-cara menjawab soal ujian, dan segi-segi administratif penyelenggaraan.









BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Belajar merupakan perubaha perilaku yang disebabkan oleh karena individu mengadakan interaksi dengan  lingkungan. Sedangkan bimbingan belajar sendiri merupakan proses bantuan yang diberikan kepada individu (murid) agar dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam belajar. Bimbingan belajar ini bertujuan sebagai pengembangan sikap dan kebiasaan yang baik, menumbuhkan disiplin belajar dan terlatih serta mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya di lingkungan sekolah atau alam sekitar untuk pengembangan pengetahuan, keterampilan dan pengembangan pribadi.
Jenis-jenis masalah belajar di Sekolah Dasar dapat dikelompokkan kepada murid-murid yang mengalami keterlambatan akademik, ketercepatan dalam belajar, sangat lambat dalam belajar, kurang motivasi dalam belajar, bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar dan sering tidak sekolah. Guru dapat mengidentifikasi murid yang diperkirakan mengalami masalah belajar melaui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan keniasaan belajar. faktor-faktor penyebab terjadinya masalah belajar cenderung sanagt kompleks karena masalah belajar dapat timbul oleh berbagai sebab yang berlainan, ada pula dari sebab yang sama tetapi menimbulkan masalah yang berbeda dan ada pula yang disebabkan oleh hal-hal yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk membantumurid dalam mengatasi masalah belajar bisa dengan pengajaran perbaikan, kegiatan pengayaan, peningkatan motivasi belajar, dan peningkatan keterampilan belajar.



B.     Saran
Pada akhirnya kerja keras dan kesungguhan para guru dalam melaksanakan tugas, merupakan kunci utama keberhasilan pendidikan, yang pada gilirannya diharapkan mampu berkontribusi terhadap terwujudnya daya manusia Indonesia yang berkualitas.
























DAFTAR PUSTAKA


Effendi. Usman & Praja. S Juhaya. 1993. Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa.
Sunaryo Hartadiningrat, dkk. 1999. Bimbingan di Sekolah Dasar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Sumantri. Mulyati, 2009, Perkemangan Peserta Didik, Jakarta : Universitas Terbuka
Abin Syamsudin Makmun. 1996. Psikologi Kependidikan. Bandung : Rosda Karya

INTERNET
Merry Hardillah, http://merryhardilah.blogspot.co.id/2014/07/makalah-bimbingan-belajar-di-sekolah.html diakses tanggal 15 des 2016 pukul 10.41 wib
Uyunk Achmed, http://uyunkachmed.blogspot.com/2011/10/bimbingan-belajar-di-sekolah-dasar.html. diakses tanggal 15 des 2016 pukul 10.41 wib


1 komentar:

  1. ASSALAMUALAIKUM SAYA INGIN BERBAGI CARA SUKSES SAYA NGURUS IJAZAH saya atas nama RIDWAN asal dari jawa timur sedikit saya ingin berbagi cerita masalah pengurusan ijazah saya yang kemarin hilang mulai dari ijazah SD sampai SMA, tapi alhamdulillah untung saja ada salah satu keluarga saya yang bekerja di salah satu dinas kabupaten di wilayah jawa timur dia memberikan petunjuk cara mengurus ijazah saya yang hilang, dia memberikan no hp BPK DR SUTANTO S.H, M.A beliau selaku kepala biro umum di kantor kemendikbud pusat jakarta nomor hp beliau 0823-5240-6469, alhamdulillah beliau betul betul bisa ngurusin masalah ijazah saya, alhamdulillah setelah saya tlp beliau di nomor hp 082352406469, saya di beri petunjuk untuk mempersiap'kan berkas yang di butuh'kan sama beliau dan hari itu juga saya langsun email berkas'nya dan saya juga langsun selesai'kan ADM'nya 50% dan sisa'nya langsun saya selesai'kan juga setelah ijazah saya sudah ke terima, alhamdulillah proses'nya sangat cepat hanya dalam 1 minggu berkas ijazah saya sudah ke terima.....alhamdulillah terima kasih kpd bpk DR SUTANTO S.H,M.A berkat bantuan bpk lamaran kerja saya sudah di terima, bagi saudara/i yang lagi bermasalah malah ijazah silah'kan hub beliau semoga beliau bisa bantu, dan ternyata juga beliau bisa bantu dengan menu di bawah ini wassalam.....

    1. Beliau bisa membantu anda yang kesulitan :
    – Ingin kuliah tapi gak ada waktu karena terbentur jam kerja
    – Ijazah hilang, rusak, dicuri, kebakaran dan kecelakaan faktor lain, dll.
    – Drop out takut dimarahin ortu
    – IPK jelek, ingin dibagusin
    – Biaya kuliah tinggi tapi ingin cepat kerja
    – Ijazah ditahan perusahaan tetapi ingin pindah ke perusahaan lain
    – Dll.
    2. PRODUK KAMI
    Semua ijazah DIPLOMA (D1,D2,D3) S/D
    SARJANA (S1, S2)..
    Hampir semua perguruan tinggi kami punya
    data basenya.
    UNIVERSITAS TARUMA NEGARA UNIVERSITAS MERCUBUANA
    UNIVERSITAS GAJAH MADA UNIVERSITAS ATMA JAYA
    UNIVERSITAS PANCASILA UNIVERSITAS MOETOPO
    UNIVERSITAS TERBUKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
    UNIVERSITAS TRISAKTI UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
    UNIVERSITAS BUDI LIHUR ASMI
    UNIVERSITAS ILMUKOMPUTER UNIVERSITAS DIPONOGORO
    AKADEMI BAHASA ASING BINA SARANA INFORMATIKA
    UPN VETERAN AKADEMI PARIWISATA INDONESIA
    INSTITUT TEKHNOLOGI SERPONG STIE YPKP
    STIE SUKABUMI YAI
    ISTN STIE PERBANAS
    LIA / TOEFEL STIMIK SWADHARMA
    STIMIK UKRIDA
    UNIVERSITAS NASIONAL UNIVERSITAS JAKARTA
    UNIVERSITAS BUNG KARNO UNIVERSITAS PADJAJARAN
    UNIVERSITAS BOROBUDUR UNIVERSITAS INDONESIA
    UNIVERSITAS MUHAMMADYAH UNIVERSITAS BATAM
    UNIVERSITAS SAHID DLL

    3. DATA YANG DI BUTUHKAN
    Persyaratan untuk ijazah :
    1. Nama
    2. Tempat & tgl lahir
    3. foto ukuran 4 x 6 (bebas, rapi, dan usahakan berjas),semua data discan dan di email ke alamat email bpk sutantokemendikbud@gmail.com
    4. IPK yang di inginkan
    5. universitas yang di inginkan
    6. Jurusan yang di inginkan
    7. Tahun kelulusan yang di inginkan
    8. Nama dan alamat lengkap, serta no. telphone untuk pengiriman dokumen
    9. Di kirim ke alamat email: sutantokemendikbud@gmail.com berkas akan di tindak lanjuti setelah pembayaran 50% masuk
    10. Pembayaran lewat Transfer ke Rekening bagian blangko ijazah.
    11. PENGIRIMAN Dokumen Via JNE
    4. Biaya – Biaya
    • SD = Rp. 1.500.000
    • SMP = Rp. 2.000.000
    • SMA = Rp. 3.000.000
    • D3 = 6.000.000
    • S1 = 7.500.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
    • S2 = 12.000.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
    • S3 / Doktoral Rp. 24.000.000
    (kampus terkenal – wajib ikut kuliah beberapa bulan)
    • D3 Kebidanan / keperawatan Rp. 8.500.000
    (minimal sudah pernah kuliah di jurusan tersebut hingga semester 4)
    • Pindah jurusan/profesi dari Bidan/Perawat ke Dokter. Rp. 32.000.000

    BalasHapus