LAYANAN
BIMBINGAN BELAJAR DI SD
Diajukan Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Bimbingan Konseling” dengan Dosen Pengampu Nurjaman, M.Pd.I
Disusun
Oleh :
Kelompok
7
1.
Evayani Hayati (140641151)
2. Rizky
Amalia (140641156)
Kelas SD14-A.5
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
CIREBON
2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala,
karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Layanan
Bimbingan Belajar di SD. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Bimbingan Konseling.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah
ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi para pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................ i
Daftar Isi .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 2
C. Tujuan Masalah ...................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar .................................................................. 3
B. Tujuan Bimbingan Belajar di SD ........................................... 5
C. Jenis-Jenis Belajar .................................................................. 6
D. Masalah Belajar ..................................................................... 9
E. Faktor Terjadinya Belajar ...................................................... 10
F. Upaya Mengatasi Masalah Belajar ........................................ 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 16
B. Saran ...................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebagai
bagian integral dari proses pendidikan, bimbingan dan konseling (BK) memiliki
fungsi dan peranan yang strategis. Melalui layanan BK, para siswa diharapkan
mampu mengenal dirinya, mengenal lingkungannya, dan mampu merencanakan masa
depannya. Oleh karena itu, sangatlah keliru jika peranan guru pembimbing hanya
menangani anak-anak yang “bermasalah” dalam pengertian, suka berkelahi atau
melakukan pelanggaran tata tertib sekolah. Sesuai dengan prinsipnya, pelayanan
bimbingan konseling ditunjukan kepada semua siswa, baik siswa yang lambat
maupun siswa yang tergolong cepat atau pandai.
Pelaksanaannya keberhasilan pelayanan BK
sangat ditentukan oleh kerja sama yang harmonis dengan seluruh personil
sekolah, baik kepala sekolah, wali kelas, maupun guru mata pelajaran atau guru
bidang studi. Oleh karena itu, sekalipun ada petugas khusus yang menangani
pelayanan BK di sekolah yang disebut dengan guru pembimbing, pemahaman guru
lain berkenan dengan konsep dasar dan implementasi pelayanan BK di sekolah
perlu di miliki.
Setiap
murid khususnya di sekolah dasar memiliki perbedaan antara satu dengan yang
lainnya, disamping persamaannya. Perbedaan menyangkut perbedaan kapasitas
intelektual, keterampilan, motivasi,
persepsi, sikap, kemampuan, minat, latar belakang kehidupan dalam keluarga dan
lain-lain. Perbedaan ini cenderungakan mengakibatkan adanya perbedaan pula
dalam belajar setiap murid baik dalam kecepatan belajarnya maupun keberhasilan
yang dicapai murid itu sendiri.
Murid
datang kesekolah dengan harapan agar dapat mengikuti pendidikan yang baik.
Tetapi tidak selamanya demikian. Ada berbagai masalah yang mereka hadapi,
bersumber dari ketegangan karena tugas-tugas, ketidakmampuan mengerjakan tugas,
keinginan untuk bekerja sebaik-baiknya tetapi tidak mampu, persaingan dengan
teman, kemampuan dasar intelegtual yangkurang, motivasi belajar yang lemah,
kurangnya dukungan orang tua, guru yang kurang ramah, dan lain-lain.
Masalah-masalah tersebut tidak selalu dapat diselesaikan dalam situasi
belajar-mengajar di kelas, melainkan memerlukan pelayanan secara khusus oleh
guru di luar situasai proses belajar.
Peran
dan fungsi serta tanggung jawab guru di Sekolah Dasar, selain mengajar juga
perlu memperhatikan keragaman karakteristik perilaku murid sebagai dasar
penentuan jenis bantuan dan layanan dalam bimbingan belajar, baik secara
individu maupun kelompok.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian belajar?
2. Apa
tujuan bimbingan belajar di SD?
3. Apa
saja jenis-jenis belajar?
4. Bagaimana
mengetahui
murid yang diperkirakan mengalami masalah belajar?
5. Apa saja yang merupakan faktor
penyebab terjadinya belajar?
6. Apa saja upaya untuk membantu murid
dalam mengatasi masalah belajar?
C.
Tujuan
1. Agar
mengetahui pengertian belajar
2. Agar
mengetahui bimbingan belajar di SD
3. Agar
mengetahui jenis-jenis belajar
4. Agar
memahami murid yang diperkirakan mengalami masalah belajar
5. Agar
mengetahui faktor penyebab terjadinya belajar
6. Agar
mengatahui upaya membantu murid dalam mengatasi masalah belajar
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Belajar
Banyak
pengertian belajar yang diungkapkan oleh para ahli, namun pada dasarnya
terletak pada perubahan perilaku. Pengertian belajar diantaranya dikemukakan
sebagai berikut :
“Belajar
adalah proses perubahann pengetahuan atau perilaku sebagai hasil dari pengalaman.
Pengalaman ini terjadi melalui interaksi antara individu dengan lingkungan”.
“Belajar
adalah proses tingkah laku ( dalam arti luas ) ditumbuhkan atau diubah melalui
praktek dan latihan”. Dari kedua definisi di atas nampak bahwa belajar merupakan
perubahan perilaku yang disebabkan oleh karena individu mengadakan interaksi
dengan lingkungan. Akan tetapi ternyata tidak semua perubahan perilaku
merupakan hasil belajar, artinya ada perubahan perilaku yang dipandang sebagai
bukan hasil belajar. Akan tetapi tidak semua perubahan perilaku merupakan hasil
belajar, artinya ada perubahan perilaku yang dipandang sebagai bukan hasil
belajar.
Dari
definisi di atas dapat diidentifikasikan bahwa perilaku yang bukan hasil
belajar itu adalah.
1. Kecenderungan perilaku instinktif
Perilaku
instinktif adalah pola respon yang dibawa sejak lahir dan sudah dimiliki
individu secara relatif sempurna.
2. Kematangan
Kematangan
dapat diartikan sebagai kesiapan organ
fisik maupun psikis untuk menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. Kematangan
merupakan proses perkembangan yang datang dari diri individu dan bukan karena
pengaruh latihan atau intervensi lingkungan. Perubahan perilaku yang dicapai
pada tahap perkembangan tertentu yang disebabkan bukan oleh campur tangan lingkungan disebut kematangan dan bukan hasil
belajar.
Kematangan
itu adalah perubahan yang lebih merupakan hasil pertumbuhan fisik dan perubahan
biologis daripada hasil pengalaman. Perilaku ini disebutnya perilaku
pilogenetik. Sedangkan perilaku belajar disebabkan oleh karena pengalaman, dan
disebutnya sebagai perilaku ontogenik. Proses belajar yang dialami manusia baik
itu yang berkaitan dengan kemampuan fisik, psikis, maupun sosial akan
bergantung kepada perpaduan antara kematangan dan pengalaman. Perpaduan
kematangan dan pengalaman ini akan menghasilkan kesiapan belaja
3. Perilaku keadaan sementara
Perubahan
perilaku yang sifatnya sementara, seperti keletihan atau kekuatan pengaruh
obat-obat tertentu, bukan hasil belajar. Pengulangan kegiatan secara terus-menerus
seringkali ditandai oleh rendahnya efesiensi kegiatan sebagai petunjuk
terjadinya keletihan. Keletihan merupakan kondisi yang dapat memperlemah
keterampilan. Baik keletihan maupun belajar keduanya dapat dilihat dari
tindakan yang ditampilkan. Perbedaannya terletak bahwa yang satu sifatnya
sementara dan yang lain bersifat menetap
(permanen). Keletihan yang sifatnya sementara lambat laun akan hilang,
dan jika keletihan sudah hilang maka keterampilan dan efisiensi tindakan akan
kembali normal sekalipun tanpa intervensi lingkungan. Demikian pula dengan
pengaruh obat-obatan yang dapat meningkatkan ketahanan, mungkin untuk sementara
akan dapat meningkatkan efisiensi tindakan. Namun setelah pengaruh itu hilang
efisiensi akan kembali kepada keadaan semula.
B.
Tujuan
Bimbingan Belajar di Sekolah Dasar
Bimbingan belajar merupakan proses
bantuan yang diberikan kepada individu (murid) agar dapat mengatasi
masalah-masalah yang dihadapinya dalam belajar, sehingga setelah melalui proses
perubahan belajar mereka dapat mencapai hasil belajar yang optimal dengan kemampuan,
bakat dan minat yang dimilikinya. Dengan kata lain tugas guru di sini adalah
membanatu murid dalam mengenal, menumbuh dan mengembangakan diri, sikap dan
kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan, serta
dalam rangka menyiapkan kelanjutan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Untuk
lebih jelasnya, bimbingan belajar di sekolah dasar bertujuan sebagai berikut
:
(Hartadiningrat, 1999)
1. Pengembangan sikap dan kebiasaan
yang baik terutama dalam mengerjakan tugas dalam mengembangan keterampilan
serta dalam bersikap terhadap guru.
2. Menumbuhkan disiplin belajar dan
terlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok.
3. Mengembangan pemahaman dan
pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya di lingkungan sekolah atau alam
sekitar untuk pengembangan pengetahuan, keterampilan dan pengembangan pribadi.
Secara
operasional bimbingan belajar di sekolah dasar terpadu dengan proses
pembelajara secara keseluruhan. Sehingga disamping peran guru sebagai
pengajar kepedulian guru pun terhadap keragaman individu murid merupakan hal
penting sebagai dasar penentuan jenis bantuan dan layanan bimbingan belajar.
Jadi, sangat mungkin guru dituntut memberikan pelayanan kepada murid secara
individu atau perorangan, disamping memperhatikan kelompok kelas secara keseluruhan.
C.
Jenis-Jenis Belajar
Dilihat dari tujuan dan hasil yang diperoleh dari kegiatan belajar, para
ahli umumnya mengemukakan delapan jenis belajar berikut (Saodih & Surya,
1971; Syah 1995; Effendi & Praja, 1993).
1.
Belajar Abstrak (Abstract
Learning)
Belajar
abstrak pada dasarnya adalah belajar dengan menggunakan cara – cara berpikir
abstrak. Tujuannya ialah memperoleh pemahaman serta pemecahan yang tidak nyata.
Dalam mempelajari hal – hal yang abstrak peranan akal atau rasio sangatlah penting.
Begitu pula penguasaan ata prinsip – prinsip dan konsep – konsep. Termasuk
dalam jenis ini, misalnya, belajar tauhid, astronomi, kosmografi, kimia, dan
amtematika.
2. Belajar
Keterampilan (Skill Learning)
Belajar
keterampilan merupakan proses belajar yang bertujuan memperoleh keterampilan
tertentu dengan menggunakan gerakan – gerakan motorik. Dalam belajar jenis ini,
proses pelatihan yang intensif dan teratur sangat diperlukan. Termasuk belajar
dalam jenis ini, misalkan belajar cabang – cabang olah raga, melukis,
memperbaiki benda – benda elektronik. Bentuk belajar keterampilan ini disebut
juga latihan atau training.
3. Belajar
Sosial (Social Learning)
Belajar
sosial adalah belajar yang bertujuan memperoleh keterampilan dan pemahaman
terhadap masalah – masalah sosial, penyesuaian terhadap nilai – nilai sosial
dan sebagainya. Termasuk belajar jenis ini misalnya belajar memahami masalah
keluarga, masalah penyelesaian konflik antaretnis atau antarkelompok, dan
masalah – masalah lain yang bersifat sosial.
4. Belajar
Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Belajar
pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar untuk memperoleh keterampilan
atau kemampuan memecahkan berbagai masalah secara logis dan rasional. Tujuannya
ialah memperoleh kemampuan atau kecakapan kognitif guna memecahkan masalah
secara tuntas. Untuk itu, kemampuan individu dalam menguasai berbagai konsep,
prinsip, serta generalisasi, amat diperlukan.
5. Belajar
Rasional (Rational Learning)
Belajar
rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis atau
sesuai dengan akal sehat. Tujuannya ialah memperoleh beragam kecakapan
menggunakan prinsip – prinsip dan konsep – konsep. Jenis belajar ini berkaitan
erat dengan belajar pemecahan masalah. Dengan belajar rasional, individu
diharapkan memiliki kemampuan rational problem solving, yaitu kemampuan
memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan strategi akan sehat,
logis, dan sistematis.
6. Belajar
Kebiasaan (Habitual Learning)
Belajar
kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan baru untuk perbaikan kebiasaan
yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain menggunakan perintah, keteladanan,
serta pengalaman khusus, juga menggunakan hokum dan ganjaran. Tujuannya agar
individu memperoleh sikap dan kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan
lebih positif, dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu atau
bersifat kontekstual.
7. Belajar
Apresiasi (Appreciation Learning)
Belajar
apresiasi pada dasarnya adalah belajar mempertimbangkan nilai atau arti penting
suatu objek. Tujuannya agar individu memperoleh dan mengembangkan kecakapan
ranah rasa (effective skills), dalam hal ini kemampuan menghargai secara
tepat, arti penting objek tertentu, misalnya apresiasi sastra, apresiasi music,
dan apresiasi seni lukis.
Dalam
mengapresiasi mutu karya sastra, misalnya, seorang individu perlu mengetahui
“hakikat keindahan” (estetika) di samping mengetahui hal – hal lain, seperti
bentuk ungkapan, isi ungkapan, bahasa ungkapan, dan nilai ekspresinya.
Bidang studi
agama juga memungkinkan untuk digunakan sebagai alat pengembangan apresiasi
individu. Misalnya dalam hal seni baca tulis Al – Quran.
8.
Belajar Pengetahuan (Study)
Belajar
pengetahuan dimaksudkan sebagai belajar untuk memperoleh sejumlah pemahaman,
pengertian, informasi, dan sebagainya. Belajar pengetahuan juga dapat diartikan
sebagai sebuah program belajar terencana untuk menguasai materi pelajaran
dengan melibatkan kegiatan investigasi atau penelitian dan eksperimen. Tujuan
belajar pengetahuan ialah agar individu memperoleh atau menambah informasi dan
pemahaman terhadap pengetahuan tertentu, yang biasanya lebih rumit dan
memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, misalnya dengan menggunakan alat –
alat laboratorium dan penelitian lapangan.
D.
Masalah
Belajar
Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan
menghambat kelancaran proses belajarnya. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan
dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan yang dimilikianya dan
dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya.
Jenis-jenis masalah belajar
di Sekolah Dasar dapat dikelompokan kepada murid-murid yang mengalami : (Saodih & Surya, 1971; Syah 1995; Effendi &
Praja, 1993).
1.
Keterlambatan akademik, yaitu
keadaan murid yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi
tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.
2.
Ketercepatan dalam belajar, yaitu
keadaan murid yang memiliki bakat akademik yang cukup tinggi atau memiliki IQ
130 atau lebih, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi
kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang amat tinggi.
3.
Sangat lambat dalam belajar, yaitu
keadaan murid yang memiliki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu
dipertimbangkan untuk mendapat pendidikan atau pengaaran khusus.
4.
Kurang motivasi dalam belajar, yaitu
keadaan murid yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah tampak
jera dan malas.
5.
Bersikap dan kebiasaan buruk dalam
belajar, yaitu kondisi murid yang kegiatannya atau perbuatan belajarnya
sehari-hari antagonistik dengan seharusnya.
6. Sering
tidak sekolah.
E.
Faktor
Penyebab Terjadinya Belajar
Setelah seorang guru mengetahui siapa murid yang bermasalah dalam belajar
serta jenis masalah apa yang dihadapinya selanjutnya guru dapat melanjutkan
tahap berikutnya, yaitu mencari sebab-sebab terjadinya masalah yang dialami
murid dalam belajar. Masalah belajar cenderung sangat kompleks, karena
masalah belajar mengandung pengertian,
bahwa: (Saodih
& Surya, 1971; Syah 1995; Effendi & Praja, 1993).
1. Pertama, masalah
belajar dapat timbul oleh berbagai sebab yang berlainan. Suatu masalah belajar
yang sama dialami oleh dua orang murid atau lebih, belum tentu disebabkan oleh
faktor yang sama.
2. Kedua, dari sebab
yang sama dapat timbul masalah yang berlainan seringkali suatu kondisi yang
sama dimiliki oleh beberapa orang murid, namun menimbulkan masalah-masalah yang
berlainan pada masing-masing individu.
3. Ketiga, sebab-sebab
masalah belajar dapat saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain.
Kadang-kadang masalah belajar yang dihadapi oleh seorang murid tidak timbul
dari satu sebab saja, melainkan dapat timbul dari berbagai sebab yang saling
berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
Pada
garis besarnya sebab-sebab timbulnya masalah
belajar pada murid dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu :
Faktor-faktor internal (faktor-faktor yang berada pada
diri murid it sendiri). Antara lain : (Saodih & Surya, 1971; Syah
1995; Effendi & Praja, 1993).
a) Gangguan secara fisik, seperti
kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat bicara, gangguan panca indra, cacat tubuh, serta
penyakit menahun (alergi, asma, dsb).
b) Ketidakseimbangan mental (adanya
gangguan dalam fungsi mental), seperti menampakkan kurangnya kemampuan mental,
taraf kecerdasanya cenderung kurang.
c) Kelemahan emosional, seperti merasa
tidak aman, kurang bisa menyesuaikan diri (maladjustment),
tercekam rasa taku, benci dan antipasti, serta ketidak matangan emosi.
d) Kelemahan yang disebabkan oleh
kebiasaan da sikap yang salah, seperti kurang perhatian dan minat terhadap
pelajaran sekolah malas dalam belajan,
dan sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.
Faktor-faktor eksternal (faktor-faktor dari luar diri
individu) yaitu berasal dari : (Saodih
& Surya, 1971; Syah 1995; Effendi & Praja, 1993).
a) Sekolah, antara lain : sifat
kurikulum yang kurang fleksibel, terlalu berat beban belajar (murid) dan atau
mengajar (guru), metode mengajar yang kurang memadai, kurangnya alat dan sumber
untuk kegiatan belajar.
b) Keluarga, antara lain : keluarga
tidak utuh dan atau kurang harmonis,
sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya, keadaan
ekonomi.
c) Masyarakat, antara lain; adat dan kebiasaan
masyarakat yang kurang mendukung kegiatan belajar di sekolah, teman sebaya yang
memiliki perilaku kurang baik.
Menurut
Depdikbud (1995) Faktor yang menyebabkan masalah belajar adalah:
a. lemahnya motivasi belajar,
b. kurang intensifnya bimbingan
pengajar,
c. kurangnya kesempatan berlatih
atau berpraktik,
d. tidak ada upaya dan kesempatan
reinforcement,
e. kurang gairah belajar karena kurang
jelasnya tujuan.
Lebih
lanjut Callis (dalam Depdikbud, 1995) menjelaskan bahwa masalah belajar
disebabkan oleh :
a. kurang informasi dan kurang
pengertian tentang diri sendiri (lack of informatiaon and undertanding about
self),
b. kurang informasi dan kurang
pengertian tentang lingkungannya (lack of information and understanding of
the environmentaly)
c. kurang terampil (lack of skill).
F.
Upaya
Mengatasi Masalah Belajar
Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah belajar antara
lain:
1.
Pengajaran Perbaikan
Pengajaran
perbaikan merupakan suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau
membetulkan, pengajaran yang membuat menjadi baik. Dibanding dengan pengajaran
biasa, pengajaran perbaikan sifatnya lebih khusus, karena bahan, metode dan
pelaksanaannya disesuaikan dengan jenis, sifat dan latar belakang masalah yang
dihadapi murid. Pengajaran perbaikan bisa juga disebut pengajaran remedial. Pengajaran remedial merupakan rangkaian
kegiatan lanjutan logis dari usaha diagnostik kesulitan belajar-mengajar.
2.
Kegiatan
Pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang
diberikan kepada seorang atau beberapa orang murid yang sangat cepat dalam
proses belajar, dengan tujuan untuk menambah dan/atau memperluas pengetahuan
dan keterampilan yang telah dimiliknya dalam kegiatan belajar sebelumnya.
Kecepatan belajar yang tinggi akan mempunyai dampak
positif apabila murid merasa dirinya diperhatikan dan dihargai atas
keberhasilan dan kemampuan dalam belajar. Sebaliknya, kecepatan belajar akan
mempunyai dampak negatif apabila murid merasa kurang diperhatikan dan kurang dihargai.
3.
Peningkatan Motivasi Belajar
Guru dan staf sekolah lainnya
berkewwajiban membantu murid meningkatkan motivasinya dalam belajar. Prosedur
yang dapat dilakukan adalah dengan : (Saodih
& Surya, 1971; Syah 1995; Effendi & Praja, 1993).
a. Memperjelas tujuan-tujuan belajar.
Murid akan terdorong untuk belajar apabila ia mengetahui tujuan-tujuan belajar
yang hendak dicapai.
b. Menyesuaikan pengajaran dengan bakat
kemampuan dan minat murid.
c. Menciptakan suasana pembelajaran
yang menantang, merangsang dan menyenangkan.
d. Memberikan hadiah (penguatan) dan
hukuman (hukuman yang bersifat membimbing, yaitu yang menimbulkan efek
peningkatan). Bila mana perlu.
e. Menciptakan suasana hubungn yang
hangat dan dinamis antara guru dan murid, serta antara murid dengan murid.
f. Menghindari tekanan-tekanan dan
suasana yang tidak menentu seperti suasana yang menakutkan, mengecewakan,
membingungkan, dan menjengkelkan.
g. Melengkapi sumber dan peralatan
belajar.
h. Mempelajari hasil belajar yang
diperoleh.
4.
Peningkatan Keterampilan Belajar
Prosedur yang dapat dilakukan
diantaranya adalah dengan :
a. Membuat catatan waktu guru mengajar.
b. Membuat ringkasan dari bahan yang
dibaca.
c. Mengerjakan latihan-latihan soal
5.
Pengembanagan Sikap dan Kebiasaan
Belajar yang Baik
Setiap murid
diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif. Sikap dan kebiasaan belajar yang baik tidak tumbuh
secara kebetulan, melainkan seringkali perlu ditumbuhkan melalui bantuan yang
terencana, terutama oleh guru-guru dan orang tua murid. Untuk itu murid
hendaknya dibantu dalam hal: (Saodih
& Surya, 1971; Syah 1995; Effendi & Praja, 1993).
a. Menentukan motif-motif yang tepat
dalam belajar.
b. Memelihara kondisi kesehatan yang
baik
c. Mengatur waktu belajar baik dirumah
maupun dirumah
d. Memilih tempat belajar yang baik
e. Belajar dengan menggunakan sumber
belajar yang baik.
f. Membaca secara baik dan sesuai
dengan kebutuhan.
g. Tidak segan-segan bertanya untuk
hal-hal yang tidak diketahui.
h. Disamping dengan cara bantuan di
atas terdapatt beberapa cara yang laian yang dapat dilakukan guru untuk
menumbuhkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik adalah :
a) Membantu murid menyususun rencana
yang baik. Rencana ini memuat pokok dan subpokok bahasan yang akan dipelajari,
tujuan yang akan dicapai, cara-cara mempelajari bahan-bahanyang bersangkutan,
alat-alat yang diperlukan dan cara-cara memeriksa atau mengetahui
kemajuan-kemajuan yang dicapai.
b) Membantu murid mengikuti kegiatan
belajar-mengajar di dalam kelas. Sebagian besar kegiatan belajar-mengajar
berlangsung di dalam kelas. Dalam hal ini, murid perlu mengetahuai apa yang
harus dikerjakan sebelum mengikuti kegiatan belajar-mengajar, bagaimana cara
memahami dan mencatat keterangan-keterangan yang diberikan oleh guru, dan apa pula
yang harus dikerjakan setelah kegiatan belajar-mengajar berakhir (setelah
sampai di rumah).
c) Melatih murid membaca cepat.
Kecepatan menunjuk pada banyaknya kata-kata yang tepat yang dapat dibaca dalam
waktu tertentu. Dengan membaca cepat, kemungkinan murid memperoleh banyak
informasi atau ilmu pengetahuan dari buku sumber yang dibacanya.
d) Melatih murid untuk dapat
mempelajari buku pelajaran secara efisien dan efektif. Salah satu metode yang
perlu dikuasai oleh murid adalah metode SQR3 (Survey, Question, Read, Recite,
Write den Review)
e) Membiasakan murid mengerjakan
tugas-tugas secara teatur, bersih dan rapi.
f) Membantu murid menyusun jadwal
belajar dan mematuhi jadwal yang telah disusunnya. Untuk ini diperlukan adanya
pemantauan dan pengawasan yang berkesinambungan.
g) Membantu murid agar dapat berkembang
secara wajar dan sehat. Misalnya dengan memindahkan tempat duduk murid yang
dilkukan secara berkala, membetulkan posisi duduk murid (tidak terlalu
membungkuk jarak mata denghan buku kurang lebih 30 cm) memeriksa kuku dan
sebagainya.
h) Membantu murid mempersiapkan diri
untuk mengikuti ujian yang meliputi persiapan mental, penguasaan bahan
pelajaran, cara-cara menjawab soal ujian, dan segi-segi administratif
penyelenggaraan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Belajar merupakan perubaha perilaku
yang disebabkan oleh karena individu mengadakan interaksi dengan lingkungan. Sedangkan bimbingan belajar
sendiri merupakan proses bantuan yang diberikan kepada individu (murid) agar
dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam belajar. Bimbingan
belajar ini bertujuan sebagai pengembangan sikap dan kebiasaan yang baik,
menumbuhkan disiplin belajar dan terlatih serta mengembangkan pemahaman dan
pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya di lingkungan sekolah atau alam
sekitar untuk pengembangan pengetahuan, keterampilan dan pengembangan pribadi.
Jenis-jenis masalah belajar di
Sekolah Dasar dapat dikelompokkan kepada murid-murid yang mengalami
keterlambatan akademik, ketercepatan dalam belajar, sangat lambat dalam
belajar, kurang motivasi dalam belajar, bersikap dan kebiasaan buruk dalam
belajar dan sering tidak sekolah. Guru dapat mengidentifikasi murid yang
diperkirakan mengalami masalah belajar melaui tes hasil belajar, tes kemampuan
dasar, skala pengungkapan sikap dan keniasaan belajar. faktor-faktor penyebab
terjadinya masalah belajar cenderung sanagt kompleks karena masalah belajar
dapat timbul oleh berbagai sebab yang berlainan, ada pula dari sebab yang sama
tetapi menimbulkan masalah yang berbeda dan ada pula yang disebabkan oleh
hal-hal yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk membantumurid dalam
mengatasi masalah belajar bisa dengan pengajaran perbaikan, kegiatan pengayaan,
peningkatan motivasi belajar, dan peningkatan keterampilan belajar.
B.
Saran
Pada akhirnya kerja keras dan
kesungguhan para guru dalam melaksanakan tugas, merupakan kunci utama
keberhasilan pendidikan, yang pada gilirannya diharapkan mampu berkontribusi
terhadap terwujudnya daya manusia Indonesia yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi.
Usman & Praja. S Juhaya. 1993. Pengantar
Psikologi. Bandung: Angkasa.
Sunaryo Hartadiningrat, dkk. 1999.
Bimbingan di Sekolah Dasar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Sumantri.
Mulyati, 2009, Perkemangan Peserta Didik,
Jakarta : Universitas Terbuka
Abin Syamsudin
Makmun. 1996. Psikologi Kependidikan. Bandung
: Rosda Karya
INTERNET
Merry Hardillah, http://merryhardilah.blogspot.co.id/2014/07/makalah-bimbingan-belajar-di-sekolah.html diakses tanggal 15 des 2016 pukul 10.41 wib
Uyunk Achmed, http://uyunkachmed.blogspot.com/2011/10/bimbingan-belajar-di-sekolah-dasar.html. diakses tanggal 15 des 2016 pukul 10.41 wib
http://kulpulan-materi.blogspot.co.id/2016/02/jenis-jenis-belajar.html
diakses
tanggal 15 des 2016 pukul 11.20 wib
http://www.gurupendidikan.com/101-pengertian-belajar-menurut-para-ahli-pendidikan/ diakses tanggal 15 des 2016 pukul 10.35 wib
ASSALAMUALAIKUM SAYA INGIN BERBAGI CARA SUKSES SAYA NGURUS IJAZAH saya atas nama RIDWAN asal dari jawa timur sedikit saya ingin berbagi cerita masalah pengurusan ijazah saya yang kemarin hilang mulai dari ijazah SD sampai SMA, tapi alhamdulillah untung saja ada salah satu keluarga saya yang bekerja di salah satu dinas kabupaten di wilayah jawa timur dia memberikan petunjuk cara mengurus ijazah saya yang hilang, dia memberikan no hp BPK DR SUTANTO S.H, M.A beliau selaku kepala biro umum di kantor kemendikbud pusat jakarta nomor hp beliau 0823-5240-6469, alhamdulillah beliau betul betul bisa ngurusin masalah ijazah saya, alhamdulillah setelah saya tlp beliau di nomor hp 082352406469, saya di beri petunjuk untuk mempersiap'kan berkas yang di butuh'kan sama beliau dan hari itu juga saya langsun email berkas'nya dan saya juga langsun selesai'kan ADM'nya 50% dan sisa'nya langsun saya selesai'kan juga setelah ijazah saya sudah ke terima, alhamdulillah proses'nya sangat cepat hanya dalam 1 minggu berkas ijazah saya sudah ke terima.....alhamdulillah terima kasih kpd bpk DR SUTANTO S.H,M.A berkat bantuan bpk lamaran kerja saya sudah di terima, bagi saudara/i yang lagi bermasalah malah ijazah silah'kan hub beliau semoga beliau bisa bantu, dan ternyata juga beliau bisa bantu dengan menu di bawah ini wassalam.....
BalasHapus1. Beliau bisa membantu anda yang kesulitan :
– Ingin kuliah tapi gak ada waktu karena terbentur jam kerja
– Ijazah hilang, rusak, dicuri, kebakaran dan kecelakaan faktor lain, dll.
– Drop out takut dimarahin ortu
– IPK jelek, ingin dibagusin
– Biaya kuliah tinggi tapi ingin cepat kerja
– Ijazah ditahan perusahaan tetapi ingin pindah ke perusahaan lain
– Dll.
2. PRODUK KAMI
Semua ijazah DIPLOMA (D1,D2,D3) S/D
SARJANA (S1, S2)..
Hampir semua perguruan tinggi kami punya
data basenya.
UNIVERSITAS TARUMA NEGARA UNIVERSITAS MERCUBUANA
UNIVERSITAS GAJAH MADA UNIVERSITAS ATMA JAYA
UNIVERSITAS PANCASILA UNIVERSITAS MOETOPO
UNIVERSITAS TERBUKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
UNIVERSITAS TRISAKTI UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
UNIVERSITAS BUDI LIHUR ASMI
UNIVERSITAS ILMUKOMPUTER UNIVERSITAS DIPONOGORO
AKADEMI BAHASA ASING BINA SARANA INFORMATIKA
UPN VETERAN AKADEMI PARIWISATA INDONESIA
INSTITUT TEKHNOLOGI SERPONG STIE YPKP
STIE SUKABUMI YAI
ISTN STIE PERBANAS
LIA / TOEFEL STIMIK SWADHARMA
STIMIK UKRIDA
UNIVERSITAS NASIONAL UNIVERSITAS JAKARTA
UNIVERSITAS BUNG KARNO UNIVERSITAS PADJAJARAN
UNIVERSITAS BOROBUDUR UNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH UNIVERSITAS BATAM
UNIVERSITAS SAHID DLL
3. DATA YANG DI BUTUHKAN
Persyaratan untuk ijazah :
1. Nama
2. Tempat & tgl lahir
3. foto ukuran 4 x 6 (bebas, rapi, dan usahakan berjas),semua data discan dan di email ke alamat email bpk sutantokemendikbud@gmail.com
4. IPK yang di inginkan
5. universitas yang di inginkan
6. Jurusan yang di inginkan
7. Tahun kelulusan yang di inginkan
8. Nama dan alamat lengkap, serta no. telphone untuk pengiriman dokumen
9. Di kirim ke alamat email: sutantokemendikbud@gmail.com berkas akan di tindak lanjuti setelah pembayaran 50% masuk
10. Pembayaran lewat Transfer ke Rekening bagian blangko ijazah.
11. PENGIRIMAN Dokumen Via JNE
4. Biaya – Biaya
• SD = Rp. 1.500.000
• SMP = Rp. 2.000.000
• SMA = Rp. 3.000.000
• D3 = 6.000.000
• S1 = 7.500.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
• S2 = 12.000.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
• S3 / Doktoral Rp. 24.000.000
(kampus terkenal – wajib ikut kuliah beberapa bulan)
• D3 Kebidanan / keperawatan Rp. 8.500.000
(minimal sudah pernah kuliah di jurusan tersebut hingga semester 4)
• Pindah jurusan/profesi dari Bidan/Perawat ke Dokter. Rp. 32.000.000