Kamis, 02 Februari 2017

MEMAHAMI INDIVIDU PESERTA DIDIK

MEMAHAMI INDIVIDU PESERTA DIDIK
Dosen Pengampu : Nur Jaman M. Pd

 









DISUSUN OLEH :

1.    Bobby Krisyodiantoro
2. Nurul Anwar




KELAS : SD 14 – A.5

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
CIREBON

2016




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang    
Pendidikan adalah sebuah proses yang tak berkesudahan yang sangat menentukan karakter bangsa pada masa kini dan masa datang, tergantung pada kualitas pendidikan bangsa tersebut. Sebagai seorang pendidik, juga perlu memahami perkembangan peserta didik. Perkembangan peserta didik tersebut meliputi: perkembangan fisik, perkembangan sosioemosional, dan bermuara pada perkembangan intelektual. Perkembangan fisik dan perkembangan sosio sosial mempunyai kontribusi yang kuat terhadap perkembangan intelektual atau perkembangan mental atau perkembangan kognitif peserta didik. Memahami peserta didik, merupakan sikap yang harus dimiliki dan dilakukan pendidik, agar pendidik dapat mengetahui aspirasi atau tuntutan peserta didik yang bisa dijadikan    bahan  pertimbangan dalam penyusunan program yang tepat bagi peserta didik, sehingga kegiatan pembelajaran pun akan dapat memenuhi kebutuhan, minat mereka dan tepat berdasarkan dengan perkembangan mereka. 
Beberapa dasar pertimbangan perlunya “Memahami Individu Peserta Didik” sebagai berikut: 
1.      Dasar pertimbangan psikologis, bahwa suatu kegiatan akan menarik dan berhasil apabila sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, keinginan, dan tuntutan peserta didik.
2.      Dasar pertimbangan sosiologi, bahwa secara naluri manusia akan merasa ikut serta memiliki dan aktif mengikuti kegiatan yang ada.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja aspek-aspek yang perlu dipahami guru ?
2.      Apa kegunaan data dan bimbingan di SD ?
3.      Apa saja jenis data tentang murid yang diperlukan ?
4.      Apa perbedaan teknik mengumpulkan data tes dan non tes ?
5.      Apa kegunaan masing-masing teknik pengumpulan data ?
6.      Bagaimana langkah-langkah menyusun alat-alat penggunaan data ?


C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa saja aspek-aspek yang perlu dipahami guru
2.      Untuk mengetahui apa itu kegunaan data dan bimbingan di SD
3.      Untuk mengetahui apa saja jenis data tentang murid yang diperlukan
4.      Untuk mengetahui apa itu perbedaan teknik pengumpulan data tes dan non tes
5.      Untuk mengetahui apa itu kegunaan masing-masing teknik pengumpulan data
6.      Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah menyusun alat-alat penggunaan data















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Aspek-Aspek yang Perlu Di Pahami Guru
Pemahaman terhadap individu merupakan awal dari keseluruhan kegiatan dalam rangka membimbing peserta didik. Tanpa adanya pemahaman terhadap individu yang dibimbing, sangat sulit bagi pembimbing untuk memberikan bantuan karena pada dasarnya bimbingan adalah pengembangan pribadi. Pada dasarnya segi-segi individu yang harus dipahami dalam rangka memahami pribadi peserta didik adalah meliputi keseluruhan pribadi siswa beserta latar belakang yang berkaitan. Secara terperinci segi-segi tersebut adalah sebagai berikut:
1)             Identitas diri
Berbagai aspek yang secara langsung menjadi ciri utama keunikan pribadi, misalnya nama, jenis kelamin, agama, tinggi dan berat badan, warna kulit, serta cirri-ciri tubuh. Disamping itu, yangtergolong identitas diri ini, antara lain tempat tinggal, orang tua dan pendidikan.
2)      Kondisi jasmani dan kesehatan
Kondisi jasmani yang perlu dipahami adalah kesempurnaan panca indra, penglihatan, pendengaran, kelengkapan angggota badan, kehidupan hormone terutaman kelamin. Kesehatan terutama penyakit-penyakit yang sering diderita atau penyakit yang bersifat menetap, dan banyak jasmaniah dan kesehtan adalah kecelakaan dan peristwa-peristiwa yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang seperti operasi.
3)      Kapasitas dan kecakapan
Intelegensi ataukecerdasan merupakan suatu kapasitas umum, menunjukkan suatu cara berbuat atau bertindak dalam menghadapi situais-situasi yang bersifat probematis. Intelegensi adalah suatu potensi, tetapi dipengaruhi oleh kecakapan dan pengatahuan yang telah diimiliki. Kecakapann atau achievement merupakan nyata yang telah dikuasai  baik oleh seseorang  bersifat pada suatu saat. Kecakapan berkembang dari kapasitas, baik bersifat umum maupun khusus. Contohnya kecakapan menulis, membaca, berbicara.
4)      Sikap dan minat
Sikap atau attitude merupakan kecenderungan untuk merespon atau bertindak terhadap orang, objek ataupun situasi tertentu. Minat atau interest adalah suatu kekuatan atau motivasi yang menyebabkan seseorang memusatkan perhatian terhadap seseorang memusatkan perhatian terhadap sesorang. Dalam pendidikan di sekolah sikap dan minat sangat memegang peranan penting dalam belajar karena banyak mendasari motif terhadap pelajaran atau jurusan serta sekolah yang mereka ikuti. 
5)      Gaya belajar
Salah satu hal yang sering dilupakan oleh para guru adalah bahwa setiap anak dengan latar belakang berbeda mempunyai keunikan tersendiri dalam belajar.
Mereka mempunyai cara masing-masing dalam memperoleh dan mengolah informasi. Gaya inilah yang disebut dengan gaya belajar (learning style). Modalitas belajar adalah cara kita menyerap informasi melalui indera yang kita miliki. Masing-masing orang mempunyai kecenderungan berbeda-beda dalam menyerap informasi. Terdapat tiga modalitas belajar ini, yaitu apa yang sering disingkat dengan VAK: Visual, Auditory, Kinestethic.
-        Visual                                                                   
Modalitas ini menyerap citra terkait dengan visual, warna, gambar, peta, diagram. Model pembelajar visual menyerap informasi dan belajar dari apa yang dilihat oleh mata.
-        Auditori
Model pembelajar auditori adalah model di mana seseorang lebih cepat menyerap informasi melalui apa yang ia dengarkan. Penjelasan tertulis akan lebih mudah ditangkap oleh para pembelajar auditori ini.
-        Kinestetik
Model pembelajar kinestetik adalah pembelajar yang menyerap informasi melalui berbagai gerakan fisik. Ciri-ciri pembelajar kinestetik,
Selain berhubungan dengan cara menyerap informasi, gaya belajar juga berhubungan dengan bagaimana seseorang memproses dan mengolah informasi tersebut. Kecerdasan ini tidak hanya tunggal, tetapi masing-masing orang memiliki kecerdasan berbeda-beda, yang disebut sebagai kecerdasan majemuk (multiple intelligence). Kecerdasan majemuk bisa dirinci menjadi delapan kecerdasan, yaitu:
1.       Kecerdasan Linguistik, berkaitan dengan kemampuan membaca, menulis, berdiskusi, berargumentasi dan berdebat.
2.       Kecerdasan Matematis-Logis, berkaitan dengan kemampuan berhitung, menalar dan berpikir logis, memecahkan masalah.
3.       Kecerdasan Visual-Spasial, berkaitan dengan kemampuan menggambar, memotret, membuat patung, mendesain.
4.       Kecerdasan Musikal, berkaitan dengan kemampuan menciptakan lagu, mendengar nada dari sumber bunyi atau alat-alat musik.
5.       Kecerdasan kinestetik, berkaitan dengan kemampuan gerak motorik dan keseimbangan.
6.       Kecerdasan Interpersonal, berkaitan dengan kemampuan bergaul dengan orang lain, memimpin, kepekaan soasial, kerja sama dan empati.
7.       Kecerdasan Intrapersonal, berkaitan dengan pemahaman terhadap diri sendiri, motivasi diri, tujuan hidup dan pengembangan diri.
8.       Kecerdasan Naturalis, berkaitan dengan kemampuan meneliti perkembangan alam, melakukan identifikasi dan observasi terhadap lingkungan sekitar. 
6)      Temperamen dan watak
Ada oarng-orang tertentu yang srng mengertikan kepribadian sama dengan watak dan atau temperamen. Atau memandang watak dan temperamen sebagia unusr yang paling utama dan pertama. Sesungguhnya watak dan temperemen hanayalah merupakan salah satu unsure kepribadian, sama dengan unsure atau atribut kepribadian yang lain.
Watak atau karakter merupakan kecenderungan tingkah laku seseorang berdasarkan nilai, sedang temepramen merupakan kecenderungan akan kehidupan emosi dan perasaan seseorang.
7)      Keluarbiasaan dan kelainan yang dimiliki siswa
Unsure lain yang perlu dipahami dalam bimbingan adalah keuarbiasaan dan kelainan yang dimiliki oleh siswa. Keluarbiasaan siswa biasanya dapat dilihat dari kemampuan dan prestasi yang sangat menonjol dari siswa. Selain keluarbiasaan yang perlu diketahui juga dari siswa adalah kelainan yang dideritanya mungkin kelainan tersebut berupa kelainan fisik ataupun kelainan sosio psikologis yang mengganggu perkembangan atau interaksi dengan orang lain.
8)       Latar belakang keluarga siswa
Unsur diatas mungkin berkembang dalam kondisi atua dilatar belakangi oleh faktor dalam keluarga tertentu. Seorang pembimbing atau guru bukan hanya harus memahmi unsur tersebut tetapi juga harus memahami factor yang membelakangi perkembangan siswa. 

B.     Kegunaan Data dan Bimbingan di SD

Berdasarkan hasil instrumentasi tes ataupun non-tes, konselor memperoleh informasi mengenai konseli. Menurut Winkel dan Hastuti, informasi mengenai konseli tersebut paling tidak memiliki 4 kegunaan yang akan menunjang proses layanan BK sebagai berikut:
1)      Bagi Konselor, untuk mengetahui apakah kompetensi konselormampu dan cukup berwenang dalam memberikan pelayanan kepadakonseli dengan inti permasalahan yang telah diketahui.
2)      Bagi Konselor, yaitu sebagai sarana memperoleh data lebih dalamserta lebih lengkap tentang berbagai aspek dari pribadi konseli,sehingga diharapkan dapat memberikan layanan BK lebih optimal.
3)      Bagi Konseli, adalah dapat membantu menentukan suatu program pendidikan maupun karir yang sesuai dengan potensi dan minat yang dimiliki. Dengan adanya tes hasil belajar, tes bakat, tes minat, juagtes kemampuan intelektual akan menjadi bahan informasi objektif sehingga konseli mampu menafsirkan dan mempertimbangakan dengan baik sebelum mengambil sebuah keputusan lebih lanjut.
4)      Bagi Konseli, beragam tes tersebut juga dapat membentuk konseli dalam hal memahami diri sendiri dengan lebih baik, selain itu juga hasil tes dapat menjadi bahan bagi konseli untuk terus melakukan evaluasi diri, sehingga akhirnya harapannya adalah konseli dapat mencapai perkembangan yang optimal dan sesuai dengan arah bakat dan minat yang dimiliki serta memperoleh suatu kebahagiaan.
                                                                                                                      
C.    Jenis Data Tentang Murid yang Diperlukan

Dalam pengumpulan data siswa ini berupa mengumpulkan keterangan-keterangan atau informasi-informasi tentang individu. Ini merupakan langkah paling awal dalam layanan bimbingan. Perlu ditetapkan jenis data yang di kumpulkan, alat pengumpul data, sumber data dan tempat penyimpanan data.
Pelaksanaanya siswa disuruh mengisi daftar isian yang memuat berbagai macam-macam data yang menyangkut dirinya.
Jenis jenis data yang diperlukan :
1)    Identitas diri
2)    Keluarga
3)    Kesehatan dan pertumbuhan jasmani
4)    Proses perkembangan
5)    Lingkungan masyarakat sekitar
6)    Pendidikan
7)    Kemajuan belajar
8).Intelegensi
9).Bakat
10).Minat
11).Kegiatan di luar sekolah
12).Penyesuain social
13).Cita – cita
14).Kebiasaan sehari- hari

D.    Perbedaan Teknik Pengumpulan Data Tes dan Non Tes

-        Pengertian Tes
Tes berasal dari bahasa latin testum yang berarti alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa Perancis kuno, kata tes berarti ukuran yang dipergunakan untuk membedakan antara emas dengan perak serta logam lainnya. Sedangakan menurut sumadi surya brata, mengertikan tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang mendasarkan testee menjawab pertanyaan-pertanyaan atau atau melakaukan perintah-perintah itu, meyelidiki mengambil kesimpulan dengan cara membandingkan dengan standar atau testee lainnya.
Dari kedua pengertian diatas maka dapat diketahui bahwa tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang ditunjukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu. Atas dasar respon tersebut ditentukan tinggi rendahnya akor dalam bentuk kuantitatif selanjutnya dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan untuk ditarik kesimpulan yang bersifat kuantitatif.
-        Pengertian Non Tes
Teknik evaluasi non tes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak menggunakan tes. Teknik penilaian ini umumnya untuk men ilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap social, dan lain-lain. Yang berhubungan dengan kegiatan belajar dan pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.
Non tes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa menguji peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis. Cara nontes yaitu pengamatan/observasi, wawancara/interview, angket, dan pemeriksaan dokumen.


Perbedaan Karakteristik Instrumen Tes Dengan Non Tes
INSTRUMEN TES
(Bersifat Mengukur)
INSTRUMEN NONTES
(Bersifat Menghimpun)
1)      Bersifat mengukur
2)      Ada hasil pengukuran berbentuk data, angka ordinal, interval atau rasio.
3)      Perlu standarisasi instrument  (pengujian validitas empiris, realibilitas, analisis butir soal).
4)      Digunakan dalam penelitian kuantitatif: eksperimental, korelasional, komparatif, dan sejenisnya.
1)      Bersifat menghimpun
2)      Ada hasil penghimpunan berupa data naratif atau data angka nominal.
3)      Tidak perlu standarisasi instrument, cukup dengan validitas isi dan konstruk
4)      Digunakan dalam penelitian kualitatif, kuantitatif, deskriptif, survai, expost facto, penelitian tindakan

E.     Kegunaan Masing-Masing Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data terdiri dari : observasi, test, angket, studi kasus, sosiometri, dan wawancara.
·         Kegunaan Observasi yaitu:
1)      Peneliti akan mampu memahami konteks data secara menyeluruh
2)      Peneliti akan memperoleh pengalaman langsung
3)      Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang diamati oleh orang lain
4)      Peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak terungkap saat wawancara
5)      Peneliti dapat mengungkapkan hal-hal yang ada di luar persepsi responden
6)      Peneliti dapat memperoleh kesan-kesan pribadi terhadap obyek yang diteliti
·         Kegunaan Test yaitu:
1)      Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hal ini test berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
2)      Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, karena melalui test tersebut dapatdiketahui seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dicapai.
·           Kegunaan Angket yaitu:
1)      Mengumpulkan informasi sebagai bahan dasar dalam rangka penyusunan     program.
2)      Untuk menjamin validitas informasi yang diperoleh dengan metode lain.
3)      Evaluasi program BK
4)      Untuk mengambil sampling sikap atau pendapat dari responden


·         Kegunaan Studi Kasus yaitu:
1)      Mendorong sekolah untuk mengadakan evaluasi
2)      Dapat mengembangkan penyelidikan latar belakang individu
3)      Menekankan pendekatan yang diteliti dalam memahami individu
4)      Dapat digunakan untuk inservice training, untuk memberikan pengertian tentang tes, non tes dan comulative records.
5)      Berguna untuk memecahkan masalah yang sulit dan kompleks.
Selain hal tersebut di atas studi kasus juga berguna untuk menetapkan jenis kesulitan atau masalah individu. Dari penentu jenis kesulitan ini lebih lanjut akan dapat ditentukan jenis bantuan dan bimbingan yang perlu diberikan, yang akurat sesuai dengan masalahnya.
·         Kegunaan Sosiometri yaitu :
1)      Memperbaiki struktur hubungan sosial para siswa di dalam kelasnya.
2)      Memperbaiki penyesuaian hubungan sosial siswa secara individual.
3)      Mempelajari akibat-akibat praktik-praktik sekolah terhadap hubungan sosial di kalangan siswa.
4)      Mempelajari mutu kepemimpinan dalam stuasi yang bermacam-macam.
5)      Menemukan norma-norma pergaulan antarsiswa yang diinginkan dalam kelompok / kelas bersangkutan.
Sosiometri sebagai alat penilaian nontes sangat berguna bagi guru dalam beberapa hal, antara lain:
Untuk pembentukan kelompok dalam menentukan kelompok kerja (pembagian tugas)

1)      Untuk pengarahan dinamika kelompok
2)      Untuk memperbaiki hubungan individu dalam kelompok dan memberi bimbingan kepada setiap anak.
·         Kegunaaan Wawancara yaitu :
1)      Berkenalan dengan orang yang "istimewa" dalam pribadi, profesi, atau sumbangannya kepada masyarakat.
2)      Menambah wawasan hidup.
3)      Memberi inspirasi dan mendorong semangat hidup.
4)      Memotivasi menjadi manusia yang lebih bermutu dan mau memberi sumbangan yang berarti dalam hidup.

F.     Menyusun Alat-Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data : observasi, test, angket, studi kasus, sosiometri, dan wawancara.
·         Langkah-langkah penyusunan Observasi dapat diuraikan sebagai berikut :
1)    Menentukan objek apa yang akan diobservasi Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi
2)    Menentukan  secara jelas  data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder
3)    Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
4)    Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
5)    Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.

·           Langkah-langkah penyususnan Test dapat diuraikan sebagai berikut :

1)    Menentukan persiapan dan  tujuan mengadakan tes.
2)    Pemilihan materi dan  pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan.
3)    Menentukan bentuk dan jenis tes.
4)    Merumuskan tujuan instruksional khusus dari tiap bagian bahan.
5)    Menderetkan semua TIK dalam tabel persiapan yang memuat pula aspek tingkah laku terkandung dalam TIK itu. Tabel ini digunakan untuk mengadakan identifikasi terhadap tingkah laku yang dikehendaki, agar tidak terlewati.
6)    Menyusun tabel spesifikasi yang memuat pokok materi, aspek berpikir yang diukur beserta imbangan antara kedua hal tersebut. Uraian secara terinci tentang tabel spesifikasi, akan disajikan pada bab berikutnya.
7)    Menentukan jumlah butir tes dan menuliskan butir-butir soal, didasarkan atas TIK-TIK yang sudah dituliskan pada tabel TIK dan aspek tingkah laku yang dicakup.
8)    Menentukan skor.
9)      Membuat kisi-kisi.
10)  Menyusun tes berdasarkan kisi-kisi.

·           Langkah-langkah penyusunan Angket dapat di uraikan sebagai berikut :

1)      Menyusun kisi-kisi angket. Sebgaiman dalam menyusun pedoman wawancara,dan sebelum menyusun angket perlu menyusun kisi-kisi angket.
2)      Membuat kerangka pertanyaan. Kerangka pertanyaan disusun dengan mempertimbangkan bentuk angket, apakah terbuka ataupun tertutup.
3)      Menyusun urutan pertanyaan. Selanjutnya disusun menurut urutan tertentu sehingga antara satu dan lainnya ada kesinambungannya.
4)      Membuat format. Format angket harus dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan responden dalam mengisinya.
5)      Membuat petunjuk pengisian. Petunjuk pengisian dibuat sesuai dengan format yang mencerminkan cara mengisi.
6)      Uji coba angket. Sebelum angket disebarkan, terlebih dahulu diuji coba untuk mengetahuiletak kelemahan serta hal yang mungkin menyulitkan responden dalam menjawab.
7)      Revisi. Hasil uji coba selanjutnya dijadikan dasar untuk merevisi.
8)      Memperbanyak angket. Langkah terakhir dalam penyusunan angket adalah memperbanyak sejumlah responden yang menjadi anggota sampel.
     Langkah-langkah penyusunan Studi Kasus dapat diuraikan sebagai berikut :
1)      Pemilihan kasus: dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan (purposive) dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan menjadikan objek orang, lingkungan, program, proses, dan masvarakat atau unit sosial.
2)      Pengumpulan data: terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi yang lebih dipakai dalarn penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai instrurnen penelitian, dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah dan lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda secara serentak.
3)      Analisis data: setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi, mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang dapat dikelola. Agregasi merupakan proses mengabstraksi hal-hal khusus menjadi hal-hal umum guna menemukan pola umum data. Data dapat diorganisasi secara kronologis, kategori atau dimasukkan ke dalam tipologi.
4)      Perbaikan (refinement): meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi kasus hendaknya clilakukan penvempurnaan atau penguatan (reinforcement) data baru terhadap kategori yang telah ditemukan. Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti untuk kembali ke lapangan dan barangkali harus membuat kategori baru, data baru tidak bisa dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah ada.
5)      Penulisan laporan: laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, rnudah dibaca, dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga rnernudahkan pembaca untuk mernahami seluruh informasi penting.
Langkah-langkah penyusunan Sosiometri dapat diuraikan sebagai berikut :
Langkah-langkah penyusunan sosiometri  tipe nominative, dimana setiap individu diminta untuk memilih siapa saja yang disenangi/tidak disenangi dalam melakukan aktifitas tertentu.:
Persiapan
1)      Menentukan kelompok siswa yang diseelidiki.
2)      Memberikan informasi tertentu tentang tujuan dilakukanya sosiometri.
3)      Mempersiapkan angket sosiometri
Pelaksanaan
1) Membagikan dan mengisi angket sosiometri.
2) Mengumpilkan kembali dan memeriksa apakah pengisian angket sudah benar.
Analisis Hasil
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam analisis hasil sosiometri adalah :
1)   Memeriksa hasil angket sosiometri
2)   Mengadakan tabulasi dan membuat matriks sosiometri
3)   Membuat sosiogram
4)   Membuat intensitas pemilihan, statusa pemilihan, status penolakan, status pemilihan, dan penolakan.
5)   Membuiat laporan hasil analisis sosiometri.

·      Langkah-langkah penyusunan Wawancara dapat diuraikan sebagai berikut :
Proses melakukan wawancara dilakukan dengan beberapa tahapan. Meskipun tahapan itu bukan merupakan tahapan baku, paling tidak tahapan-tahapan itu bisa menjadi pemandu kalian dalam berwawancara agar bisa berhasil.
1)  Pendahuluan
     Pewawancara membuat janji dulu dengan narasumber, kapan dan dimana narasumber bersedia diwawancarai. Jangan lupa sampaikan tujuan wawancara kepada narasumber.
2)  Pembukaan
     Awalilah dengan pembicaraan ringan, seperti menanyakan kabar dan kondisi narasumber serta tunjukkan sikap yang ramah dan bersahabat.
3)  Tahap Inti
Ajukan pertanyaan secara urut, singkat, dan jelas. Lakukan perekaman selain pencatatan. Hindarilah pertanyaan yang memojokkan atau menginterogasi.
4)      Penutup
Akhiri wawancara dengan kesan yang baik dan menyenangkan. Jangan lupa ucapkan terimakasih atas waktu dan kesediaan narasumber yang telah diwawancarai.






















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pendidikan adalah sebuah proses yang tak berkesudahan yang sangat menentukan karakter bangsa pada masa kini dan masa datang, tergantung pada kualitas pendidikan bangsa tersebut. Memahami peserta didik merupakan sikap yang harus dimiliki dan dilakukan pendidik, agar pendidik dapat mengetahui aspirasi atau tuntutan peserta didik yang bisa dijadikan    bahan  pertimbangan dalam penyusunan program yang tepat bagi peserta didik, sehingga kegiatan pembelajaranpun akan dapat memenuhi kebutuhan, minat mereka dan tepat berdasarkan dengan perkembangan mereka. 
Pemahaman terhadap individu merupakan awal dari keseluruhan kegiatan dalam rangka membimbing peserta didik. Tanpa adanya pemahaman terhadap individu yang dibimbing, sangat sulit bagi pembimbing untuk memberikan bantuan karena pada dasarnya bimbingan adalah pengembangan pribadi. Pada dasarnya segi-segi individu yang harus dipahami dalam rangka memahami pribadi peserta didik adalah meliputi keseluruhan pribadi siswa beserta latar belakang yang berkaitan.
Pada dasarnya segi-segi individu yang harus dipahami dalam rangka memahami pribadi peserta didik adalah meliputi keseluruhan pribadi siswa beserta latar belakang yang berkaitan. Secara terperinci segi-segi tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Identitas diri
2.      Kondisi jasmani dan kesehatan
3.      Kapasitas dan kecakapan
4.      Sikap dan minat
5.      Gaya belajar
6.      Temperamen dan watak
7.      Keluarbiasaan dan kelainan yang dimiliki siswa
8.      Latar belakang keluarga siswa


B.     Saran
1.      Diharapkan pada peserta didik dan pengajar maupun orangtua agar dapat ikut berpartisipasi dalam memahami tentang perkembangan kognitif setiap individu peserta didik.
2.      Peran serta pemerintah, masyarakat, pengajar, orangtua juga perlu mengawasi perkembangan kognitif setiap anak dan peserta didik sesuai karakteristik perekembangan kognitif anak.
3.      Menciptakan kesempatan belajar yang lebih baik bagi peserta didik.
4.      Memperbaiki kondisi dan terus menerus memberikan motivasi pada peserta didik.