MEMAHAMI INDIVIDU PESERTA DIDIK
Dosen Pengampu : Nur Jaman M. Pd
DISUSUN
OLEH :
|
1. Bobby Krisyodiantoro
2. Nurul Anwar
|
|
KELAS
: SD 14 – A.5
PROGRAM
STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
CIREBON
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan adalah sebuah proses yang tak
berkesudahan yang sangat menentukan karakter bangsa pada masa kini dan masa
datang, tergantung pada kualitas pendidikan bangsa tersebut. Sebagai seorang
pendidik, juga perlu memahami perkembangan peserta didik. Perkembangan peserta
didik tersebut meliputi: perkembangan fisik, perkembangan sosioemosional, dan
bermuara pada perkembangan intelektual. Perkembangan fisik dan perkembangan
sosio sosial mempunyai kontribusi yang kuat terhadap perkembangan intelektual
atau perkembangan mental atau perkembangan kognitif peserta didik. Memahami
peserta didik, merupakan sikap yang harus dimiliki dan dilakukan pendidik, agar
pendidik dapat mengetahui aspirasi atau tuntutan peserta didik yang bisa
dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan program
yang tepat bagi peserta didik, sehingga kegiatan pembelajaran pun akan dapat
memenuhi kebutuhan, minat mereka dan tepat berdasarkan dengan perkembangan
mereka.
Beberapa dasar pertimbangan perlunya “Memahami
Individu Peserta Didik” sebagai berikut:
1. Dasar
pertimbangan psikologis, bahwa suatu kegiatan akan menarik dan berhasil apabila
sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, keinginan, dan tuntutan peserta didik.
2. Dasar
pertimbangan sosiologi, bahwa secara naluri manusia akan merasa ikut serta
memiliki dan aktif mengikuti kegiatan yang ada.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
saja aspek-aspek yang perlu dipahami guru ?
2. Apa
kegunaan data dan bimbingan di SD ?
3. Apa
saja jenis data tentang murid yang diperlukan ?
4. Apa
perbedaan teknik mengumpulkan data tes dan non tes ?
5. Apa
kegunaan masing-masing teknik pengumpulan data ?
6. Bagaimana
langkah-langkah menyusun alat-alat penggunaan data ?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa saja aspek-aspek yang perlu dipahami guru
2. Untuk
mengetahui apa itu kegunaan data dan bimbingan di SD
3. Untuk
mengetahui apa saja jenis data tentang murid yang diperlukan
4. Untuk
mengetahui apa itu perbedaan teknik pengumpulan data tes dan non tes
5. Untuk
mengetahui apa itu kegunaan masing-masing teknik pengumpulan data
6. Untuk
mengetahui bagaimana langkah-langkah menyusun alat-alat penggunaan data
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Aspek-Aspek
yang Perlu Di Pahami Guru
Pemahaman
terhadap individu merupakan awal dari keseluruhan kegiatan dalam rangka
membimbing peserta didik. Tanpa adanya pemahaman terhadap individu yang
dibimbing, sangat sulit bagi pembimbing untuk memberikan bantuan karena pada
dasarnya bimbingan adalah pengembangan pribadi. Pada dasarnya segi-segi
individu yang harus dipahami dalam rangka memahami pribadi peserta didik adalah
meliputi keseluruhan pribadi siswa beserta latar belakang yang berkaitan.
Secara terperinci segi-segi tersebut adalah sebagai berikut:
1)
Identitas
diri
Berbagai
aspek yang secara langsung menjadi ciri utama keunikan pribadi, misalnya nama,
jenis kelamin, agama, tinggi dan berat badan, warna kulit, serta cirri-ciri
tubuh. Disamping itu, yangtergolong identitas diri ini, antara lain tempat
tinggal, orang tua dan pendidikan.
2)
Kondisi
jasmani dan kesehatan
Kondisi
jasmani yang perlu dipahami adalah kesempurnaan panca indra, penglihatan,
pendengaran, kelengkapan angggota badan, kehidupan hormone terutaman kelamin.
Kesehatan terutama penyakit-penyakit yang sering diderita atau penyakit yang
bersifat menetap, dan banyak jasmaniah dan kesehtan adalah kecelakaan dan
peristwa-peristiwa yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang seperti operasi.
3)
Kapasitas
dan kecakapan
Intelegensi
ataukecerdasan merupakan suatu kapasitas umum, menunjukkan suatu cara berbuat
atau bertindak dalam menghadapi situais-situasi yang bersifat probematis.
Intelegensi adalah suatu potensi, tetapi dipengaruhi oleh kecakapan dan
pengatahuan yang telah diimiliki. Kecakapann atau achievement merupakan
nyata yang telah dikuasai baik oleh seseorang bersifat
pada suatu saat. Kecakapan berkembang dari kapasitas, baik bersifat umum maupun
khusus. Contohnya kecakapan menulis, membaca, berbicara.
4)
Sikap
dan minat
Sikap
atau attitude merupakan kecenderungan untuk merespon atau bertindak terhadap
orang, objek ataupun situasi tertentu. Minat atau interest adalah suatu
kekuatan atau motivasi yang menyebabkan seseorang memusatkan perhatian terhadap
seseorang memusatkan perhatian terhadap sesorang. Dalam pendidikan di sekolah
sikap dan minat sangat memegang peranan penting dalam belajar karena banyak
mendasari motif terhadap pelajaran atau jurusan serta sekolah yang mereka
ikuti.
5)
Gaya
belajar
Salah
satu hal yang sering dilupakan oleh para guru adalah bahwa setiap anak dengan
latar belakang berbeda mempunyai keunikan tersendiri dalam belajar.
Mereka
mempunyai cara masing-masing dalam memperoleh dan mengolah informasi. Gaya
inilah yang disebut dengan gaya belajar (learning style). Modalitas
belajar adalah cara kita menyerap informasi melalui indera yang kita miliki.
Masing-masing orang mempunyai kecenderungan berbeda-beda dalam menyerap
informasi. Terdapat tiga modalitas belajar ini, yaitu apa yang sering disingkat
dengan VAK: Visual, Auditory, Kinestethic.
-
Visual
Modalitas
ini menyerap citra terkait dengan visual, warna, gambar, peta, diagram. Model
pembelajar visual menyerap informasi dan belajar dari apa yang dilihat oleh
mata.
-
Auditori
Model
pembelajar auditori adalah model di mana seseorang lebih cepat menyerap
informasi melalui apa yang ia dengarkan. Penjelasan tertulis akan lebih mudah
ditangkap oleh para pembelajar auditori ini.
-
Kinestetik
Model
pembelajar kinestetik adalah pembelajar yang menyerap informasi melalui
berbagai gerakan fisik. Ciri-ciri pembelajar kinestetik,
Selain
berhubungan dengan cara menyerap informasi, gaya belajar juga berhubungan
dengan bagaimana seseorang memproses dan mengolah informasi tersebut.
Kecerdasan ini tidak hanya tunggal, tetapi masing-masing orang memiliki
kecerdasan berbeda-beda, yang disebut sebagai kecerdasan majemuk (multiple
intelligence). Kecerdasan majemuk bisa dirinci menjadi delapan kecerdasan,
yaitu:
1.
Kecerdasan Linguistik,
berkaitan dengan kemampuan membaca, menulis, berdiskusi, berargumentasi dan
berdebat.
2.
Kecerdasan Matematis-Logis,
berkaitan dengan kemampuan berhitung, menalar dan berpikir logis, memecahkan
masalah.
3.
Kecerdasan Visual-Spasial,
berkaitan dengan kemampuan menggambar, memotret, membuat patung, mendesain.
4.
Kecerdasan Musikal,
berkaitan dengan kemampuan menciptakan lagu, mendengar nada dari sumber bunyi
atau alat-alat musik.
5.
Kecerdasan kinestetik,
berkaitan dengan kemampuan gerak motorik dan keseimbangan.
6.
Kecerdasan Interpersonal,
berkaitan dengan kemampuan bergaul dengan orang lain, memimpin, kepekaan
soasial, kerja sama dan empati.
7.
Kecerdasan Intrapersonal,
berkaitan dengan pemahaman terhadap diri sendiri, motivasi diri, tujuan hidup
dan pengembangan diri.
8.
Kecerdasan Naturalis,
berkaitan dengan kemampuan meneliti perkembangan alam, melakukan identifikasi
dan observasi terhadap lingkungan sekitar.
6)
Temperamen
dan watak
Ada
oarng-orang tertentu yang srng mengertikan kepribadian sama dengan watak dan
atau temperamen. Atau memandang watak dan temperamen sebagia unusr yang paling
utama dan pertama. Sesungguhnya watak dan temperemen hanayalah merupakan salah
satu unsure kepribadian, sama dengan unsure atau atribut kepribadian yang lain.
Watak
atau karakter merupakan kecenderungan tingkah laku seseorang berdasarkan nilai,
sedang temepramen merupakan kecenderungan akan kehidupan emosi dan perasaan
seseorang.
7)
Keluarbiasaan
dan kelainan yang dimiliki siswa
Unsure
lain yang perlu dipahami dalam bimbingan adalah keuarbiasaan dan kelainan yang
dimiliki oleh siswa. Keluarbiasaan siswa biasanya dapat dilihat dari kemampuan
dan prestasi yang sangat menonjol dari siswa. Selain keluarbiasaan yang perlu
diketahui juga dari siswa adalah kelainan yang dideritanya mungkin kelainan
tersebut berupa kelainan fisik ataupun kelainan sosio psikologis yang
mengganggu perkembangan atau interaksi dengan orang lain.
8)
Latar belakang keluarga siswa
Unsur
diatas mungkin berkembang dalam kondisi atua dilatar belakangi oleh faktor
dalam keluarga tertentu. Seorang pembimbing atau guru bukan hanya harus memahmi
unsur tersebut tetapi juga harus memahami factor yang membelakangi perkembangan
siswa.
B. Kegunaan Data dan Bimbingan
di SD
Berdasarkan hasil instrumentasi tes ataupun
non-tes, konselor memperoleh informasi mengenai konseli. Menurut Winkel dan
Hastuti, informasi mengenai konseli tersebut paling tidak memiliki 4 kegunaan
yang akan menunjang proses layanan BK sebagai berikut:
1) Bagi
Konselor, untuk mengetahui apakah kompetensi konselormampu dan cukup berwenang
dalam memberikan pelayanan kepadakonseli dengan inti permasalahan yang telah
diketahui.
2) Bagi
Konselor, yaitu sebagai sarana memperoleh data lebih dalamserta lebih lengkap
tentang berbagai aspek dari pribadi konseli,sehingga diharapkan dapat
memberikan layanan BK lebih optimal.
3) Bagi
Konseli, adalah dapat membantu menentukan suatu
program pendidikan maupun karir yang sesuai
dengan potensi dan minat yang dimiliki. Dengan adanya tes hasil
belajar, tes bakat, tes minat, juagtes kemampuan intelektual akan menjadi bahan
informasi objektif sehingga konseli mampu menafsirkan dan mempertimbangakan
dengan baik sebelum mengambil sebuah keputusan lebih lanjut.
4) Bagi
Konseli, beragam tes tersebut juga dapat membentuk konseli dalam hal memahami
diri sendiri dengan lebih baik, selain itu juga hasil tes dapat menjadi bahan
bagi konseli untuk terus melakukan evaluasi diri, sehingga akhirnya harapannya
adalah konseli dapat mencapai perkembangan yang optimal dan sesuai dengan arah bakat
dan minat yang dimiliki serta memperoleh suatu kebahagiaan.
C. Jenis Data Tentang Murid
yang Diperlukan
Dalam pengumpulan data siswa ini berupa mengumpulkan
keterangan-keterangan atau informasi-informasi tentang individu. Ini merupakan
langkah paling awal dalam layanan bimbingan. Perlu ditetapkan jenis data yang
di kumpulkan, alat pengumpul data, sumber data dan tempat penyimpanan data.
Pelaksanaanya siswa disuruh mengisi daftar isian
yang memuat berbagai macam-macam data yang menyangkut dirinya.
Jenis jenis data yang diperlukan :
1) Identitas
diri
2) Keluarga
3) Kesehatan
dan pertumbuhan jasmani
4) Proses
perkembangan
5) Lingkungan
masyarakat sekitar
6) Pendidikan
7) Kemajuan
belajar
8).Intelegensi
9).Bakat
10).Minat
11).Kegiatan di luar sekolah
12).Penyesuain social
13).Cita – cita
14).Kebiasaan sehari- hari
D. Perbedaan Teknik
Pengumpulan Data Tes dan Non Tes
-
Pengertian Tes
Tes berasal dari bahasa latin testum yang
berarti alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa Perancis kuno, kata tes berarti
ukuran yang dipergunakan untuk membedakan antara emas dengan perak serta logam
lainnya. Sedangakan
menurut sumadi surya brata, mengertikan tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang
harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang
mendasarkan testee menjawab pertanyaan-pertanyaan atau atau melakaukan
perintah-perintah itu, meyelidiki mengambil kesimpulan dengan cara
membandingkan dengan standar atau testee lainnya.
Dari kedua pengertian diatas maka dapat diketahui bahwa
tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang
ditunjukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu.
Atas dasar respon tersebut ditentukan tinggi rendahnya akor dalam bentuk
kuantitatif selanjutnya dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan untuk
ditarik kesimpulan yang bersifat kuantitatif.
-
Pengertian Non Tes
Teknik
evaluasi non tes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak menggunakan tes.
Teknik penilaian ini umumnya untuk men ilai kepribadian anak secara menyeluruh
meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap social, dan lain-lain. Yang
berhubungan dengan kegiatan belajar dan pendidikan, baik secara individu maupun
secara kelompok.
Non
tes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa
menguji peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis.
Cara nontes yaitu pengamatan/observasi, wawancara/interview, angket, dan
pemeriksaan dokumen.
Perbedaan Karakteristik Instrumen Tes
Dengan Non Tes
INSTRUMEN TES
(Bersifat Mengukur)
|
INSTRUMEN NONTES
(Bersifat Menghimpun)
|
1)
Bersifat mengukur
2)
Ada hasil pengukuran
berbentuk data, angka ordinal, interval atau rasio.
3)
Perlu standarisasi
instrument (pengujian validitas
empiris, realibilitas, analisis butir soal).
4)
Digunakan dalam
penelitian kuantitatif: eksperimental, korelasional, komparatif, dan
sejenisnya.
|
1)
Bersifat menghimpun
2)
Ada hasil penghimpunan
berupa data naratif atau data angka nominal.
3)
Tidak perlu standarisasi
instrument, cukup dengan validitas isi dan konstruk
4)
Digunakan dalam
penelitian kualitatif, kuantitatif, deskriptif, survai, expost facto,
penelitian tindakan
|
E. Kegunaan Masing-Masing
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data
terdiri dari : observasi, test, angket, studi kasus, sosiometri, dan wawancara.
·
Kegunaan Observasi yaitu:
1) Peneliti
akan mampu memahami konteks data secara menyeluruh
2) Peneliti
akan memperoleh pengalaman langsung
3) Peneliti
dapat melihat hal-hal yang kurang diamati oleh orang lain
4) Peneliti
dapat menemukan hal-hal yang tidak terungkap saat wawancara
5) Peneliti
dapat mengungkapkan hal-hal yang ada di luar persepsi responden
6) Peneliti
dapat memperoleh kesan-kesan pribadi terhadap obyek yang diteliti
·
Kegunaan Test yaitu:
1)
Sebagai alat pengukur
terhadap peserta didik. Dalam hal ini test berfungsi mengukur tingkat
perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka
menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
2)
Sebagai alat pengukur keberhasilan
program pengajaran, karena melalui test tersebut dapatdiketahui seberapa jauh
tujuan pembelajaran telah dicapai.
·
Kegunaan Angket yaitu:
1) Mengumpulkan informasi sebagai bahan dasar dalam rangka penyusunan program.
2) Untuk menjamin validitas informasi yang diperoleh dengan metode lain.
3) Evaluasi program BK
4)
Untuk mengambil sampling sikap atau pendapat dari responden
·
Kegunaan Studi Kasus
yaitu:
1)
Mendorong sekolah untuk
mengadakan evaluasi
2)
Dapat mengembangkan
penyelidikan latar belakang individu
3)
Menekankan pendekatan
yang diteliti dalam memahami individu
4)
Dapat digunakan
untuk inservice training, untuk memberikan pengertian tentang
tes, non tes dan comulative records.
5) Berguna untuk memecahkan masalah yang sulit dan kompleks.
Selain hal tersebut di atas
studi kasus juga berguna untuk menetapkan jenis kesulitan atau masalah
individu. Dari penentu jenis kesulitan ini lebih lanjut akan dapat ditentukan
jenis bantuan dan bimbingan yang perlu diberikan, yang akurat sesuai dengan
masalahnya.
·
Kegunaan Sosiometri yaitu :
1) Memperbaiki
struktur hubungan sosial para siswa di dalam kelasnya.
2)
Memperbaiki penyesuaian
hubungan sosial siswa secara individual.
3)
Mempelajari akibat-akibat
praktik-praktik sekolah terhadap hubungan sosial di kalangan siswa.
4)
Mempelajari mutu
kepemimpinan dalam stuasi yang bermacam-macam.
5)
Menemukan norma-norma
pergaulan antarsiswa yang diinginkan dalam kelompok / kelas bersangkutan.
Sosiometri
sebagai alat penilaian nontes sangat berguna bagi guru dalam beberapa hal,
antara lain:
Untuk
pembentukan kelompok dalam menentukan kelompok kerja (pembagian tugas)
1)
Untuk pengarahan dinamika
kelompok
2)
Untuk memperbaiki hubungan
individu dalam kelompok dan memberi bimbingan kepada setiap anak.
·
Kegunaaan Wawancara yaitu :
1)
Berkenalan dengan orang
yang "istimewa" dalam pribadi, profesi, atau sumbangannya kepada
masyarakat.
2)
Menambah wawasan hidup.
3)
Memberi inspirasi dan
mendorong semangat hidup.
4)
Memotivasi menjadi manusia
yang lebih bermutu dan mau memberi sumbangan yang berarti dalam hidup.
F. Menyusun Alat-Alat
Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data : observasi, test, angket, studi kasus, sosiometri, dan
wawancara.
·
Langkah-langkah penyusunan
Observasi dapat diuraikan sebagai berikut :
1)
Menentukan objek apa yang akan diobservasi Membuat
pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi
2)
Menentukan secara jelas data-data
apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder
3)
Menentukan di mana tempat objek yang akan
diobservasi
4)
Menentukan secara jelas bagaimana observasi
akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
5)
Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas
hasil observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder,
video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
·
Langkah-langkah penyususnan Test dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Menentukan
persiapan dan tujuan mengadakan tes.
2) Pemilihan
materi dan pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan.
3) Menentukan
bentuk dan jenis tes.
4) Merumuskan
tujuan instruksional khusus dari tiap bagian bahan.
5) Menderetkan
semua TIK dalam tabel persiapan yang memuat pula aspek tingkah laku terkandung
dalam TIK itu. Tabel ini digunakan untuk mengadakan identifikasi terhadap
tingkah laku yang dikehendaki, agar tidak terlewati.
6) Menyusun
tabel spesifikasi yang memuat pokok materi, aspek berpikir yang diukur beserta
imbangan antara kedua hal tersebut. Uraian secara terinci tentang tabel
spesifikasi, akan disajikan pada bab berikutnya.
7) Menentukan
jumlah butir tes dan menuliskan butir-butir soal, didasarkan atas TIK-TIK yang
sudah dituliskan pada tabel TIK dan aspek tingkah laku yang dicakup.
8) Menentukan
skor.
9) Membuat
kisi-kisi.
10) Menyusun
tes berdasarkan kisi-kisi.
·
Langkah-langkah penyusunan
Angket dapat di uraikan sebagai berikut :
1)
Menyusun kisi-kisi angket.
Sebgaiman dalam menyusun pedoman wawancara,dan sebelum menyusun angket perlu
menyusun kisi-kisi angket.
2)
Membuat kerangka
pertanyaan. Kerangka pertanyaan disusun dengan mempertimbangkan bentuk angket,
apakah terbuka ataupun tertutup.
3)
Menyusun urutan pertanyaan.
Selanjutnya disusun menurut urutan tertentu sehingga antara satu dan lainnya
ada kesinambungannya.
4)
Membuat format. Format
angket harus dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan responden dalam
mengisinya.
5)
Membuat petunjuk pengisian.
Petunjuk pengisian dibuat sesuai dengan format yang mencerminkan cara mengisi.
6)
Uji coba angket. Sebelum
angket disebarkan, terlebih dahulu diuji coba untuk mengetahuiletak kelemahan
serta hal yang mungkin menyulitkan responden dalam menjawab.
7)
Revisi. Hasil uji coba
selanjutnya dijadikan dasar untuk merevisi.
8)
Memperbanyak angket.
Langkah terakhir dalam penyusunan angket adalah memperbanyak sejumlah responden
yang menjadi anggota sampel.
Langkah-langkah penyusunan Studi Kasus
dapat diuraikan sebagai berikut :
1)
Pemilihan kasus: dalam pemilihan kasus hendaknya
dilakukan secara bertujuan (purposive) dan bukan
secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan menjadikan objek
orang, lingkungan, program, proses, dan masvarakat atau unit sosial.
2)
Pengumpulan data: terdapat beberapa teknik
dalarn pengumpulan data, tetapi yang lebih dipakai dalarn penelitian kasus
adalah observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai
instrurnen penelitian, dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah
dan lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda secara
serentak.
3)
Analisis data: setelah data terkumpul peneliti
dapat mulai mengagregasi, mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi
unit-unit yang dapat dikelola. Agregasi merupakan proses mengabstraksi hal-hal
khusus menjadi hal-hal umum guna menemukan pola umum data. Data dapat
diorganisasi secara kronologis, kategori atau dimasukkan ke dalam tipologi.
4)
Perbaikan (refinement):
meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi kasus hendaknya
clilakukan penvempurnaan atau penguatan (reinforcement) data
baru terhadap kategori yang telah ditemukan. Pengumpulan data baru mengharuskan
peneliti untuk kembali ke lapangan dan barangkali harus membuat kategori baru,
data baru tidak bisa dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah ada.
5)
Penulisan laporan: laporan hendaknya ditulis
secara komunikatif, rnudah dibaca, dan mendeskripsikan suatu gejala atau
kesatuan sosial secara jelas, sehingga rnernudahkan pembaca untuk mernahami
seluruh informasi penting.
Langkah-langkah
penyusunan Sosiometri dapat diuraikan sebagai berikut :
Langkah-langkah
penyusunan sosiometri tipe nominative, dimana setiap individu
diminta untuk memilih siapa saja yang disenangi/tidak disenangi dalam melakukan
aktifitas tertentu.:
Persiapan
1)
Menentukan kelompok siswa
yang diseelidiki.
2)
Memberikan informasi
tertentu tentang tujuan dilakukanya sosiometri.
3)
Mempersiapkan angket
sosiometri
Pelaksanaan
1) Membagikan
dan mengisi angket sosiometri.
2) Mengumpilkan
kembali dan memeriksa apakah pengisian angket sudah benar.
Analisis Hasil
Langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam analisis hasil sosiometri adalah :
1)
Memeriksa hasil angket
sosiometri
2)
Mengadakan tabulasi dan
membuat matriks sosiometri
3)
Membuat sosiogram
4)
Membuat intensitas
pemilihan, statusa pemilihan, status penolakan, status pemilihan, dan
penolakan.
5)
Membuiat laporan hasil
analisis sosiometri.
· Langkah-langkah
penyusunan Wawancara dapat diuraikan sebagai berikut :
Proses
melakukan wawancara dilakukan dengan beberapa tahapan. Meskipun tahapan itu
bukan merupakan tahapan baku, paling tidak tahapan-tahapan itu bisa menjadi
pemandu kalian dalam berwawancara agar bisa berhasil.
1) Pendahuluan
Pewawancara membuat janji dulu dengan
narasumber, kapan dan dimana narasumber bersedia diwawancarai. Jangan lupa
sampaikan tujuan wawancara kepada narasumber.
2) Pembukaan
Awalilah dengan pembicaraan ringan,
seperti menanyakan kabar dan kondisi narasumber serta tunjukkan sikap yang
ramah dan bersahabat.
3) Tahap Inti
Ajukan pertanyaan secara urut,
singkat, dan jelas. Lakukan perekaman selain pencatatan. Hindarilah pertanyaan
yang memojokkan atau menginterogasi.
4) Penutup
Akhiri wawancara dengan kesan yang baik dan menyenangkan. Jangan lupa ucapkan terimakasih atas waktu dan kesediaan narasumber yang telah diwawancarai.
Akhiri wawancara dengan kesan yang baik dan menyenangkan. Jangan lupa ucapkan terimakasih atas waktu dan kesediaan narasumber yang telah diwawancarai.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendidikan
adalah sebuah proses yang tak berkesudahan yang sangat menentukan karakter
bangsa pada masa kini dan masa datang, tergantung pada kualitas pendidikan
bangsa tersebut. Memahami peserta didik merupakan sikap yang harus dimiliki dan
dilakukan pendidik, agar pendidik dapat mengetahui aspirasi atau tuntutan
peserta didik yang bisa dijadikan bahan pertimbangan
dalam penyusunan program yang tepat bagi peserta didik, sehingga kegiatan
pembelajaranpun akan dapat memenuhi kebutuhan, minat mereka dan tepat
berdasarkan dengan perkembangan mereka.
Pemahaman terhadap individu
merupakan awal dari keseluruhan kegiatan dalam rangka membimbing peserta didik.
Tanpa adanya pemahaman terhadap individu yang dibimbing, sangat sulit bagi
pembimbing untuk memberikan bantuan karena pada dasarnya bimbingan adalah
pengembangan pribadi. Pada dasarnya segi-segi individu yang harus dipahami
dalam rangka memahami pribadi peserta didik adalah meliputi keseluruhan pribadi
siswa beserta latar belakang yang berkaitan.
Pada dasarnya
segi-segi individu yang harus dipahami dalam rangka memahami pribadi peserta
didik adalah meliputi keseluruhan pribadi siswa beserta latar belakang yang
berkaitan. Secara terperinci segi-segi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Identitas
diri
2. Kondisi
jasmani dan kesehatan
3. Kapasitas
dan kecakapan
4. Sikap
dan minat
5. Gaya
belajar
6. Temperamen
dan watak
7. Keluarbiasaan
dan kelainan yang dimiliki siswa
8. Latar
belakang keluarga siswa
B.
Saran
1. Diharapkan
pada peserta didik dan pengajar maupun orangtua agar dapat ikut berpartisipasi
dalam memahami tentang perkembangan kognitif setiap individu peserta didik.
2. Peran
serta pemerintah, masyarakat, pengajar, orangtua juga perlu mengawasi
perkembangan kognitif setiap anak dan peserta didik sesuai karakteristik
perekembangan kognitif anak.
3. Menciptakan
kesempatan belajar yang lebih baik bagi peserta didik.
4. Memperbaiki
kondisi dan terus menerus memberikan motivasi pada peserta didik.