LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Disusun
untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling
Dosen
Pengampu : Nurjaman, M.Pd
Di
Susun oleh :
Kelompok
4
1. Anisatul
Fitriyah (140641170)
2. Nur
Halima (140641152)
Kelas : SD14-A5
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
CIREBON
2016
KATA PENGANTAR
Syukur
Alhamdulillah kita haturkan kehadirat Allah SWT, karena sampai saat ini masih
memberikan rahmat nikmat serta hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Layanan
Bimbingan dan Konseling”
dapat terselasaikan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW yang Berhasil
merubah corak hidup jahiliyah pada tatanan kehidupan bernafaskan islam yang
risalahnya sebagai suri tauladan bagi umat manusia.
Dalam penulisan makalah ini, kami
sangat menyadari bahwa Makalah ini masih banyak kekurangan baik isi maupun teknik
penulisan. Oleh karena itu kritik, saran dan pendapat dari pembaca kami sangat
harapkan. Maksud dan tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagai pemenuhan
salah satu tugas mata kuliah Bimbingan Konseling.
Akhirnya kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan serta memperluas pengetahuan
bagi penulis dan para pembaca umumnya.
Cirebon,
15 November 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Layanan Dasar Bimbingan............................................................................. 3
B. Layanan Responsif......................................................................................... 6
C. Layanan Perencanaan Individual................................................................... 10
D. Dukungan Sistem........................................................................................... 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................... 15
B. Saran............................................................................................................. 1
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Layanan konseling merupakan kegiatan
yang terencana berdasarkan pengukuran kebutuhan (need assesment) yang
diwujudkan dalam bentuk program bimbingan dan konseling di sekolah dapat
disusun secara makro untuk tiga tahun meso satu tahun dan mikro sebagai
kegiatan operasional dan memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan khusus program
menjadi landasan yang jelas terukur layanan professional yang diberikan oleh
konselor di sekolah.
Layanan bimbingan dan konseling
merupakan layanan yang diperuntukkan untuk semua individu (baik yang mempunyai
masalah maupun tidak) yang sedang berkembang. Pada dasarnya layanan bimbingan
dan konseling bertujuan untuk mengenal, memahami dirinya dan mengembangkan
potensi yang ada dan pada akhirnya dapat mengaktualisasikan dirinya secara
utuh.
Selama ini masih berkembang bahwa
layanan bimbingan dan konseling hanya diperuntukkan pada individu yang sedang
mempunyai masalah, sehingga citra (image) seorang konselor adalah tempat
mengadunya individu yang bermasalah saja. Dan, jika konselor di sekolah
sebutannya adalah “polisi sekolah”, padahal tugas dan wewenang konselor di
sekolah bukan hanya mengurusi secara administrasi saja melainkan segala aspek
dan seharusnya konselor dapat menangani.
Struktur program bimbingan
diklasifikasikan kedalam empat jenis layanan yaitu: (a) layanan dasar
bimbingan; (b) layanan responsif; (c) layanan perencanaan individual, dan (d)
layanan dukungan sistem. Kelompok kami akan membahas tentang salah satu dari
jenis layanan bimbingan konseling yaitu layanan dasar bimbingan.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan layanan dasar bimbingan dan apa tujuannya ?
2. Apa yang
dimaksud dengan layanan responsif dan apa tujuannya ?
3. Apa yang
dimaksud dengan layanan perencanaan individual dan apa tujuannya ?
4. Apa yang
dimaksud dengan dukungan sistem dan apa tujuannya ?
1. Untuk
mengetahui apa itu layanan dasar bimbingan dan tujuannya
2. Untuk
mengetahui apa itu layanan responsif dan cara mengatasinya
3. Untuk
mengetahui apa itu layanan perencanaan individual dan tujuannya
4. Untuk
mengetahui apa itu dukungan sistem dan tujuannya
BAB II
PEMBAHASAN
Layanan Bimbingan dan Konseling
Menurut Nurihsan (2007), kerangka kerja layanan
bimbingan dan konseling dikembangkan dalam suatu program bimbingan dan
konseling berdasarkan pada fungsi dan prinsip bimbingan, yang dijabarkan dalam
empat kegiatan utama, dan komponen program BK itu terdiri atas:
(1) Layanan Dasar Bimbingan, (2) Layanan Responsif, (3) Layanan Perencanaan
Individual, dan (4) Dukungan Sistem (Depdiknas: 2008; Gysbers &Henderson:
2005; Yusuf: 2009) .
1.
Layanan
Dasar Bimbingan
Layanan Dasar Bimbingan (dalam beberapa literatur
disebut Guidance Curriculum/Kurikulum Bimbingan), merupakan layanan BK
yang berupa penyiapan pengalaman secara terprogram melalui pendekatan
kelompok untuk mengembangkan perilaku seperti yang dikehendaki oleh
tugas-tugas perkembangan yang terumus dalam standar kompetensi
kemandirian peserta didik (SKKPD). Dalam layanan ini kepada konseli
dibekali berbagai pengetahuan dan ketrampilan yang berguna bagi kehidupan konseli
utamanya menunjang bagi tercapainya SKKPD. Misalnya pengetahuan tentang hidup
hemat, dunia kerja, peranan diri sesuai jenis kelaminnya masing-masing, ketrampilan
untuk menyongsong memasuki dunia kerja, dan masih banyak lainnya. Hal ini
semua penting dibekalkan kepada peserta didik karena itu merupakan bagian yang
harus dikuasai dalam SKKPD.
Layanan dasar bimbingan diartikan
sebagai proses pemberian bantuan kepada semua siswa (for all) melalui
kegiatan-kegiatan secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara
sistematis dalam rangka membantu perkembangan dirinya secara optimal. Layanan
dasar bimbingan adalah bimbingan yang bertujuan untuk membantu seluruh siswa
dalam mengembangkan perilaku efektif dan ketrampilan-ketrampilan hidup yang
mengacu pada tugas-tugas perkembangan siswa.
Layanan ini ditujukan untuk seluruh peserta didik,
disajikan atau diluncurkan dengan menggunakan strategi klasikal dan dinamika
kelompok. Layanan dasar bimbingan ini berisi layanan dasar bimbingan
pribadi-sosial, layanan dasar bimbingan belajar, dan layanan dasar bimbingan karir. Layanan ini
bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal,
memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atau
dengan kata lain membantu siswa agar mereka dapat mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Secara rinci tujuan layanan dirumuskan sebagai upaya untuk
membantu siswa agar:
1)
Memiliki kesadaran (pemahaman)tentang diri dan
lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama).
2)
Mampu mengembangkan keterampilan untuk
mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi
penyesuaian diri dengan lingkungannya.
3)
Mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan
masalahnya.
4)
Mampu mengembangkan dirinya dalam rangka
mencapai tujuan hidupnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut,
kepada siswa disajikan materi layanan yang menyangkut aspek-aspek pribadi,
sosial, belajar dan karir. Semua ini berkaitan erat dengan uapaya membantu
siswa dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Materi layanan dasar
bimbingan dapat diambil dari berbagai sumber, seperti majalah, buku, dan koran.
Menurut
Suherman, beberapa strategi untuk melaksanakan layanan dasar bimbingan dan
konseling ini adalah dengan bimbingan kelas; layanan orientasi; layanan
informasi; bimbingan kelompok; dan layanan pengumpulan data (aplikasi
instrumentasi).
1) Layanan
Orientasi
Layanan Orientasi adalah layanan
bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang
terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. Pemberian layanan ini bertolak dari
anggapan bahwa memasuki lingkungan baru bukanlah hal yang selalu dapat beerlangsung
dengan mudah dan menyenangkan.
2) Layanan
Informasi
Layanan informasi bermaksud
memberikan pemahaman kepada individu- individu yang berkepentingan tentang
berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau
untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki.
3) Layanan
Penempatan dan Penyaluran
Individu sering mengalami kesulitan
dalam menentukan pilihan, sehingga tidak sedikit individu yang bakat, kemampuan
minat, dan hobinya tidak tersalurkan dengan baik. Individu seperti itu tidak
mencapai perkembangan secara optimal. Mereka memerlukan bantuan atau bimbingan
dari orang- orang dewasa, terutama konselor, dalam menyalurkan potensi dan
mengembangkan dirinya.
4) Layanan
Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan salah
satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah.
Pengalaman menunjukan bahwa kegagalan- kegagalan yang dialami siswa dalam
belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya inteligensi.
Sering kegagalan itu terjadi desebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan
yang memadai. Layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui tahap- tahap : (a)
pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar, (b) pengungkapan sebab- sebab
timbulnya masalah belajar, dan (c) pemberian bantuan pengentasan masalah
belajar.
5) Layanan
Konseling Perorangan
Konseling ini dimaksudkan sebagai
pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antar konselor dan klien.
Dalam hubungan itu masalah klien dicermati dan diupayakan pengentasannya, sedapat-
dapatnya dengan kekuatan klien sendiri. Dalam kaitan itu, konseling dianggap
sebagai upaya layanan yang paling utama dalam pelaksanaan fungsi pengentasan
masalah klien.
6) Layanan
Bimbingan dan Konseling Kelompok
Bimbingan dan konseling kelompok
mengarahkan layanan kepada sekelompok individu. Dengan satu kali kegiatan,
layanan kelompok itu memberikan manfaat atau jasa kepada sejumlah orang.
Kemanfaatan yang lebih meluas inilah yang paling menjadi perhatian semua pihak
berkenaan dengan layanan kelompok itu. Apalagi pada zaman yang menekankan
perlunya efesiensi, perlunya perluasan pelayanan jasa yang mampu menjangkau
lebih banyak konsumen secara tepat dan cepat, layanan kelompok semakin menarik.
2.
Layanan
Responsif
Layanan Responsif, merupakan bentuk layanan BK yang
ditujukan kepada konseli yang memerlukan penyelesaian segera. Penanganan segera
ini diperlukan karena jika sampai terjadi penundaan atau keterlambatan dalam
menangani kasus itu akan berakibat terhambatnya peserta didik dalam mencapai
SKKPD. Layanan Responsif
adalah layanan bimbingan yang bertujuan membantu memenuhi kebutuhan yang
dirasakan sangat penting oleh siswa pada saat ini atau para siswa yang
dipandang mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya
dan layanan ini diberikan kepada siswa dengan segera.
Cara menangani masalah demikian biasanya dilakukan
secara individual yakni dengan melakukan interaksi dengan konseli secara
intensif agar dapat dikenali permasalahan yang sedang dihadapi secara mendalam
dan komprehensif untuk selanjutnya memudahkan dalam menemukan solusinya.
Meskipun strategi pemecahan masalah lebih difokuskan secara individual, dalam
hal tertentu sesungguhnya dimungkinkan pula melalui cara kelompok. Bagaimana
mungkin seorang peserta didik yang merasa minder dalam pergaulan hanya
dilakukan bimbingannya melalui konseling atau konsultasi secara perorangan,
padahal jelas-jelas munculnya rasa minder itu disebabkan cara memandang dirinya
dalam kaitannya dengan teman-temannya itu. Adalah menjadi suatu keharusan melibatkan
teman-temannya ketika dilaksanakan bimbingan untuk mengatasi minder yang
dialaminya itu. Dalam kasus demikian cara kelompok dipandang lebih cocok dari pada
cara individual. Dalam rangka pelaksanaan layanan responsif dimungkinkan pula
melibatkan pihak lain atau helper lain di luar sekolah. Hal ini bisa
saja terjadi bilamana masalah yang muncul itu di luar kewenangan konselor atau
personil lain yang ada di sekolah.
Helper yang
berkeahlian seperti apa sangat tergantung dari masalah yang ada pada peserta didik.
Jika masalah itu berkaitan dengan kesehatan fisik, helper yang
diperlukan seorang dokter. Seorang psikiater diperlukan ketika masalah yang
muncul ialah yang berkaitan dengan penyakit jiwa. Institusi pengasuhan anak
dibutuhkan ketika masalah yang muncul berkaitan dengan penelantaran anak.
Indikator
dari kegagalan itu berupa ketidak mampuan untuk menyesuaikan dari atau perilaku
bermasalah, atau malasuai (maladjustment).
Layanan ini lebih bersifat preventif atau mungkin
kuratif. Strategi yang digunakan adalah konseling individual, konseling
kelompok, dan konsultasi. Isi layanan responsive ini meliputi:
a.
Bidang
pendidikan
Bidang pendidikan adalah pemilihan
program studi di sekolah sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan; dan
pemilihan program studi lanjutan di perguruan tinggi.
b.
Bidang belajar
Bidang belajar adalah cara belajar
efektif dan cara mengatasi kesulitan belajar.
c.
Bidang social
Bidang
social adalah cara memilih teman yang baik, cara memelihara persahabatan yang
baik, dan cara pembentukan pola karier.
d.
Bidang pribadi
Bidang pribadi adalah pembentukan
identifikasi karier, pengenalan karakteristik dan lingkungan pekerjaan, dan
pembentukan pola karier.
e.
Bidang tata
tertib sekolah
Bidang tata tertib di sekolah adalah
pengenalan tata tertib sekolah dan pengembangan sikap serta perilaku disiplin.
f.
Bidang narkotika
dan perjudian
Bidang narkotika dan perjudian
adalah penegenalan bahaya penggunaan narkotika dan pencegahan terhadap bahaya
narkotika.
Menurut Suherman, strategi yang dapat dilakukan dalam
layanan bimbingan responsive ini adalah:
a.
Konseling
Individual dan Kelompok
b.
Referal (Rujukan
atau Alih Tangan)
c.
Kolaborasi
dengan Guru atau Wali Kelas
d.
Kolaborasi
dengan Orang tua
e.
Kolaborasi
dengan pihak Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait pihak terkait
f.
Konsultasi
onsultasi
g.
Bimbingan Teman
Sebaya
h.
Konferensi Kasus
i.
Kunjungan Rumah
Fokus pelayanan responsif bergantung
kepada masalah atau kebutuhan konseli. Masalah dan kebutuhan konseli berkaitan
dengan keinginan untuk memahami sesuatu hal karena dipandang penting bagi
perkembangan dirinya secara positif. Kebutuhan ini seperti kebutuhan untuk
memperoleh informasi antara lain tentang pilihan karir dan program studi,
sumber-sumber belajar, bahaya obat terlarang, minuman keras, narkotika,
pergaulan bebas.
Masalah lainnya adalah yang
berkaitan dengan berbagai hal yang dirasakan mengganggu kenyamanan hidup atau
menghambat perkembangan diri konseli, karena tidak terpenuhi kebutuhannya, atau
gagal dalam mencapai tugas-tugas perkembangan. Masalah konseli pada umumnya tidak
mudah diketahui secara langsung tetapi dapat dipahami melalui gejala-gejala
perilaku yang ditampilkannya.
Pelaksanaan layanan responsif di
sekolah dalam bimbingan dan konseling adalah segenap unsur yang terkait dalam
organigram pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dengan koordinator dan
guru pembimbing/konselor sebagai pelaksanaan utamanya. Pelaksanaan layanan
responsif adalah pelaksanaan atau layanan bantuan yang diberikan kepada siswa
dengan segera seperti siswa tersebut mengalami masalah maka layanan responsif
sangat dibutuhkan untuk memerlukan kebutuhannya. Uraian tugas masing-masing perindividu
tersebut yaitu:
1)
Kepala sekolah penanggung jawab kegiatan pendidikan
secara menyeluruh, khusunya pelayanan bimbingan dan konseling bertugas :
a) Mengkoordinasikan
segenap kegiatan yang diprogramkan di sekolah.
b) Menyediakan
sarana, prasarana, tenaga pelayanan bimbingan dan konseling,
c) Melakukan
pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program,
penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling, dan
d) Mempertanggungjawabkan
pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah kepala dinas pendidikan yang
menjadi atasanya.
2)
Wakil kepada sekolah bertugas :
Membantu
melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah termasuk pelaksanaan bimbingan dan
konseling.
3)
Koordinator bimbingan dan konseling
a) Mengkoordinasikan
para guru pembimbing dalam memasayarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling,
menyusun program pelayanan bimbingan dan konseling, melaksanakan program
bimbingan dan konseling, mengadministrasikan program kegiatan bimbingan dan
konseling, mengevaluasi pelaksanaan program, melaksanakan tindak lanjut hasil
evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling.
b) Mengusulkan
kepada sekolah d mengusahakan terpenuhinya sarana, prasarana, tenaga, dan alat
serta perlengkapan pelayanan bimbingan dan konseling, dan
c) Mempertanggungjawabkan
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah.
4)
Tugas guru pembimbingan dalam pelayanan bimbingan dan
konseling :
a)
Melakasankan layanan bimbingan dan konseling,
b)
Memasyarakatkan layanan boimbingan dan konseling,
c)
Merencanakan program bimbingan dan konseling,
d)
Melaksanakan segenap program layanan responsif
bimbingan dan konseling,
e)
Mengevaluasi proses dan hasil pelaksanaan program
layanan responsif bimbingan dan konseling,
f)
Mengadministrasikan kegiatan layanan responsif
bimbingan dan konseling,
g)
Melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi program
pelayanan responsif bimbingan dan konseling, dan
h)
Memepertanggungjawabkan tugas dan kegiatannya dalam
pelayanan responsif bimbingan dan konseling kepada coordinator bimbingan dan
konseling.
5)
Peran guru bimbingan dan konseling dalam melaksanakan
layanan responsif
a)
Membantu dan mengidentifikasikan peserta didik yang
memerlukan layanan bimbingan dan konseling serta mengumpulkan data peserta
didik tersebut,
b)
Mengalihtangankan peserta didik yang memerlukan
layanan responsif bimbingan dan konseling,
c)
Memberikan kemudahan bagi peserta didik yang
memerlukan palayanan responsif bimbingan dan konseling,
d)
Berpasitipasi dalam kegiatan penanganan masalah
peserta didik, seperti konferensi kasus, dan
e)
Membantu
pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka evaluasi pelayanan bimbingan
dan konseling, upaya tindak lanjutnya.
3.
Layanan
Perencanaan Individual
Layanan Perencanaan Individual merupakan bentuk
bantuan kepada konseli agar ia mampu membuat rencana secara terprogram dalam
kehidupannya. Perencanaan yang diperlukan meliputi perencanaan kelanjutan
studi, perencanaan karir, maupun perencanaan hidup di masyarakat. Suatu perencanaan
bagi masa depan perlu disiapkan, karena hal ini akan menjadi semacam arah yang
akan dituju atau dicapai dalam hidup seseorang. Agar seseorang mampu membuat
perencanaan maka diperlukan pemahaman diri baik pemahaman potensi lebih maupun
potensi yang kurang. Demikian pula pemahaman lingkungan yang berupa peluang
yang tersedia, institusi yang mungkin dapat dimanfaatkan, infrastruktur yang
ada yang dapat mendukungnya, maupun hal lainnya sangat diperlukan untuk dapat
membuat sebuah perencanaan yang feasibel. Terus menerus memotivasi siswa
akan pentingnya sebuah perencanaan hidup juga perlu selalu dikobarkan pada diri
peserta didik agar pembuatan perencanaan itu dapat terwujud.
Perencanaan individual diartikan
sebagai bantuan kepada konseli agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas
yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan
kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan
yang tersedia di lingkungannya. Pemahaman konseli secara mendalam dengan segala
karakteristiknya, penafsiran hasil asesmen, dan penyediaan informasi yang
akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang dimiliki konseliamat diperlukan
sehingga konseli mampu memilih dan mengambil keputusan yang tepat di dalam
mengembangkan potensinya secara optimal, termasuk keber-bakatan dan kebutuhan
khusus konseli. Kegiatan orientasi, informasi, konseling individual, rujukan,
kola-borasi, dan advokasi diperlukan di dalam implementasi pelayanan ini.
Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan
yang bertujuan membantu seluruh peserta didik membuat dan mengimplementassikan
rencana – rencana pendidikan, karir, dan social-pribadinya. Tujuan utama dari
layanan ini adalah membantu peserta didik memantau dan memahami pertumbuhan dan
perkembangannya sendiri, kemudian merencanakan dan mengimplementasikan rencana
– rencananya itu atas dasar hasil pemantauan dan pemahamannya itu. Strategi
peluncurannya adalah konsultasi dan konseling.
Perencanaan individual bertujuan
untuk membantu konseli agar (1) memiliki pemahaman tentang diri dan
lingkungannya, (2) mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan
terhadap perkembang-an dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar,
maupun karir, dan (3) dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan,
dan rencana yang telah dirumuskannya.
Tujuan perencanaan individual ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya memfasilitasi konseli untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola rencanapendidikan, karir, dan pengembangan sosial-pribadi oleh dirinya sendiri.
Tujuan perencanaan individual ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya memfasilitasi konseli untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola rencanapendidikan, karir, dan pengembangan sosial-pribadi oleh dirinya sendiri.
Isi layanan
perencanaan individual adalah hal-hal yang menjadi kebutuhan konseli untuk
memahami secara khusus tentang perkembangan dirinya sendiri. Dengan demikian
meskipun perencanaan individual ditujukan untuk memandu seluruh konseli,
pelayanan yang diberikan lebih bersifat individual karena didasarkan atas
perencanaan, tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh masing-masing konseli. Isi layanan perencanaan individual sebagai berikut:
a.
Bidang
pendidikan dengan topik-topiknya belajar yang efektif, belajar memantapkan
program keahlian yang sesuai dengan bakat, minat, dan karakteristik kepribadian
lainnya.
b.
Bidang karir
dengan topik-topiknya mengidentifikasi kesempatan karir yang ada di lingkungan
masyarakat, mengembangkan sikap yang positif terhadap dunia kerja, dan
merencanakan kehidupan karirnya.
c.
Bidang
social-pribadi dengan topik-topiknya adalah mengembangkan konsep diri yang
positif, mengembangkan keterampilan – keterampilan social yang tepat, belajar
menghindari konflik dengan teman, dan belajar memahami perasaan orang lain
Melalui pelayanan perencanaan
individual, konseli diharapkan dapat:
1.
Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan
lanjutan, merencanakan karir, dan mengembangkan kemampuan sosial-pribadi, yang
didasarkan atas pengetahuan akan dirinya, informasi tentang Sekolah/Madrasah,
dunia kerja, dan masyarakatnya.
- Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam
rangka pencapaian tujuannya.
- Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.
- Mengambil keputusan yang merefleksikan
perencanaan dirinya
Fokus pelayanan perencanaan
individual berkaitan erat dengan pengembangan aspek akademik, karir, dan
sosial-pribadi. Secara rinci cakupan fokus tersebut antara lain mencakup
pengembangan aspek (1) akademik meliputi memanfaatkan keterampilan belajar,
melakukan pemilihan pendidikan lanjutan atau pilihan jurusan, memilih kursus
atau pelajar-an tambahan yang tepat, dan memahami nilai belajar sepanjang
hayat; (2) karir meliputi mengeksplorasi peluang-peluang karir, mengeksplorasi
latihan-latihan pekerjaan, memahami kebutuhan untuk kebiasaan bekerja yang
positif; dan (3) sosial-pribadi meliputi pengembangan konsep diri yang positif,
dan pengembangan keterampilan sosial yang efektif
Menurut Suherman, layanan perencanaan individual ini
dapat dilakukan melalui layanan penempatan (penjurusan, dan penyaluran), untuk
membantu siswa menempati posisi yang sesuai dengan bakat dan minatnya.
4.
Dukungan
Sistem
Dukungan Sistem, merupakan kegiatan pendukung bagi
terlaksananya pemberian layanan BK yang merupakan isi dari ketiga komponen
program BK (layanan dasar bimbingan, layanan responsif, dan layanan perencanaan
individual). Dukungan sistem lebih banyak berkaitan dengan pengelolaan BK.
Bagaimana profesionalitas personil bisa dicapai, kebijakan apa yang perlu
diadakan sehingga berangsur-angsur layanan BK yang diterima peserta didik
memenuhi kebutuhan dan pada gilirannya memberi makna baginya. Untuk dapat
memberikan layanan BK sesuai dengan kebutuhan siswa, diperlukan pula adanya
berbagai inovasi baik yang menyangkut teknik pemberian layanan, instrumen yang
digunakan sebagai pengumpul data, cara mengolah data. Pemanfaatan teknologi
komputer menjadi mendesak dilakukan agar kegiatan BK dapat dilaksanakan dengan
cepat dan akurat. Agar semua ini dapat terwujud kegiatan riset dan pengembangan
menjadi urgen dilakukan.
Pelayanan dukungan system
merupakan komponan pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infra struktur
(misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan pengembangan lemampuan
professional konselor secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung
memberikan bantuan kepada konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan
konseli.
Menurut Ellis dalam Nurihsan (2007), dukungan system
adalah kegiatan – kegiatan manajemen yang bertujuan untuk memantapkan,
memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui
pengembangan professional; hubungan masyarakat dan staff; konsultasi dengan
guru/staff ahli/penasehat/masyarakat yang lebih luas; manajemen program;
penelitian dan pengembangan.
Dukungan system sebagai
fasilitas supaya ketiga layanan tersebut di atas dalam berjalan sesuai dengan
fungsi dan tujuannya masing-masing. Berbagai kegiatan yang dilakukan guru untuk
menunjang BK sarana dan prasarana yang mununjang demi kelancaran program untuk
konkrit dan diimplementasikan dalam program.
Bertujuan untuk memantapkan,
memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui
pengembangan profesinal; hubungan
masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli / penasehat, masyarakat yang
lebih luas; manajemen program; peneliti dan pengembangan. Program ini
memberikan dukungan kepada guru pembimbing dalam memperlancar penyelenggaraan
layanan diatas. Sedangkan bagi personal pendidik lainnya adalah untuk
memperlancar penyelenggaraan program pendidikan disekolah. Dukungan system ini
meliputi dua aspek, yaitu : 1. Pemberian layanan, dan 2. Kegiatan manajemen.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Layanan dasar bimbingan diartikan
sebagai proses pemberian bantuan kepada semua siswa melalui kegiatan-kegiatan
secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka
membantu perkembangan dirinya secara optimal. Layanan dasar bimbingan bertujuan
untuk membantu seluruh siswa dalam mengembangkan perilaku efektif dan
ketrampilan-ketrampilan hidup yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan siswa.
Layanan
Responsif merupakan bentuk layanan BK yang ditujukan kepada konseli yang
memerlukan penyelesaian segera. Layanan Responsif bertujuan membantu memenuhi
kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh siswa pada saat ini atau para
siswa yang dipandang mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas-tugas
perkembangannya dan layanan ini diberikan kepada siswa dengan segera.
Layanan
Perencanaan Individual merupakan bentuk bantuan kepada konseli agar ia mampu
membuat rencana secara terprogram dalam kehidupannya. Layanan perencanaan individual bertujuan membantu
seluruh peserta didik membuat dan mengimplementassikan rencana – rencana pendidikan,
karir, dan social-pribadinya. Dukungan Sistem, merupakan kegiatan
pendukung bagi terlaksananya pemberian layanan BK yang merupakan isi dari
ketiga komponen program BK (layanan dasar bimbingan, layanan responsif, dan
layanan perencanaan individual). Bertujuan
untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara
menyeluruh melalui pengembangan profesinal;
hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli /
penasehat, masyarakat yang lebih luas; manajemen program; peneliti dan
pengembangan.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas.
2008. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur
Pendidikan Formal, Jakarta: Depdiknas.
Gysbers,
N. & Henderson, P. 2005. Developing & Managing Your School Guidance
and Counseling Program, American Counseling Association.
Nurihsan, Achmad Juntika. 2007. Strategi
Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Refika Aditama
Suherman. 2015. Fokus Bimbingan
Layanan dan Konseling. [Online]. Diakses dari: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN/195903311986031-SUHERMAN/Bimbingan_Konseling_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf
Yusuf.
A. M. 2009. Menata Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif di Sekolah, FIP
Univesitas Negeri Padang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar