KONSEP DASAR
BIMBINGAN DAN KONSELING
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu : Nurjaman, M. Pd
Disusun
oleh :
Kelompok
2
1.
Abi Basti (140641160)
2.
Legiya Agustina (140641158)
3.
Maya
Sari (140641160)
Kelas : SD14-A5
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENGETAHUAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
CIREBON
2016
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Alhamdulillahirabbil’alamin, sungguh tidak ada
ucapan yang lebih pantas kita ucapkan kecuali rasa syukur kepada Allah SWT,
atas nikmat dan karunia yang terlimpah kepada kita. Shalawat serta salam semoga
Allah curahkan kepada kita manusia pilihan Rasulullah Saw juga kepada
keluarganya, para sahabat, dan kita sebagai umatnya.
Ucapan syukur kami tidak terhenti karena Alhamdulillah
kami telah menyelesaikan tugas makalah Bimbingan Konseling ini. Terimakasih
juga kepada dosen pengampu kami Nurjaman, M. Pd karena tanpa bantuan beliau
kami tidak bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Mohon maaf
apabila di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kami sangat
berterima kasih apabila kami di beri kritik dan saran atas pembuatan makalah
ini agar kami tahu dan lebih baik lagi.
Wassalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Cirebon, November 2016
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR
ISI............................................................................................................ ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang............................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah.......................................................................................... 2
C.
Tujuan
Penulisan............................................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Prinsip
Bimbingan Konseling......................................................................... 3
B.
Fungsi
Bimbingan Konseling......................................................................... 7
C.
Azas
Bimbingan Konseling............................................................................ 8
D.
Tujuan
Bimbingan Konseling......................................................................... 11
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................................... 14
B.
Saran............................................................................................................. 15
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bimbingan merupakan salah satu
kompenen penyelengraan pendidikan di sekolah yang keberadaannya dibutuhkan,
khususnya untuk membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kehidupan
sosial, kegitana belajar, serta perencaan dan pengembangan karir. Pengembangan
diri merupakan kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran sebagai bagian integral
dari kurikulum sekolah. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan
pelayanan konseling dan ekstra kulikuler.
Bimbingan konseling ini sudah
dimulai sejak zaman yunani kuno, karena mereka menekankan tentang upaya
mengembangkan individu melalui pendidikan sehingga bisa dapat berperan dalam masyarkat
pada masa itu. Diantara tokoh konselor pada masa itu yaitu kita sebut Plato
dimana ia telah memusatkan perjhatiannya pada masalah yang menyangkut bagaimana
membangunn pribadi manusia yang baiik dan teknik pap yang bisa mempengaruhi
manusia dalam mengembangkkan keyakinannya.
Pentingnnya bimbingan dan konseling
dilingkunagn dunia pendidikan bukian saja mengacu pada kenyatan bahwa
siswa-siswa peserta didik yang ada dilingkungan sekolah itu tidak sama, masing
– masing individu siswa memiliki latarbelakang sosial yang berbeda anatara 1
dengan yang lainnya karna itu, ketika menghadapi lingkunagn sekolah, tentu ada
saja pesertadidikyang tidak bisa mengikuti lingkungan barunya, baik karena
kesehatan mentalnya, maupun karena alasan – alasan lain. Disinilah tampak
pentingnya posisi bimbingan dan konseling di lingkungan sekolah.
Dalam permendikbud no.111 tahun 2014
pemerintah telah mengatur penyelenggraan bimbingan konseling di satuan
pendidikan dengan implementasi pelaksanaan kurikulum 2013. Layaanan bimbingan
konseling memiliki tujuan membantu pesertadidik dalam mencapai perkembangan
opmtimal dan kemandirian secara utuh dalam aspek pribadi, belajar, dan sosial.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
prinsip-prinsip dari bimbingan dan konseling?
2.
Apa saja fungsi
dari bimbingan dan konseling?
3.
Apa saja
azas-azas dari bimbingan dan konseling?
4.
Apa saja tujuan
dari bimbingan dan konseling?
C.
Tujuan
Untuk
memahami prinsip, fungsi, azas, tujuan dari bimbingan dan konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Prinsip-prinsip
Bimbingan dan Konseling
Prinsip merupakan panduan hasil
kajian teorik dan telaah lapang yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan
sesuatu yang dimaksud. Prinsip berasal dari kata “prinsipra” yang
artinya permulaan dengan cara tertentu yang melahirkan hal-hal lain, yang
keberadaannya tergantung pada pemula itu. Prinsip ini merupakan hasil prpaduan
antara kajian teoritis dan teori lapangan yang terarah digunakan sebagai
pedoman dalam pelaksaan sesuatu yang dimaksud (Halaen, 2002 : 63).
Prinsip bimbingan dan konseling
mmenguraikan pokok-pokok dasar pemikiran yang dijadikan pedoman program
pelaksanaan atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program
pelayanan bimbingan dan dapat juga dijadikan sebagai seperangkat landasan
praktis atau aturan mainn yang harus diikuti dalam pelaksanaan program
pelayanan bimbingan dan konseling disekolah.
Prayitno mengatakan, “prinsip
merupakan hasil kajian teoritis, dan talaah lapangan yang digunakan sebagai
pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudan.” Dari pendapat ini dinyatakan
bahwa prinsip-prinsip bimbinga dan konseling merupakan pemaduan hasil hasil
teori dan praktik yang dirumuskan dan dijadikan pedoman, sekaligus dasar bagi
penyelenggaraan pelayanan.
Rumusan prinsip-prinsip bimbingan
dan konseling pada umumnya berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah klien,
tujuan dan proses penanganan masalah, program pelayanan, penyelenggaraan
pelayanan.
Diantara prinsip-prinsip tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Prisip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan.
Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling
adalah individu-individu, baik secara perseorangan ataupun kelompok. Pada
umumnya, sasaran pelayanan ini adalah perkembangan dan perikehidupan individu,
namun asaran yang lebih nyata dana langsung adalah sikap dan tingaah lakunya
yang dopengaruhioleh aspek-aspek kepribadian dan kondisi diri sendiri, serta
kondisi lingkungannya. Sikap dan tingkahlaku dalam perkembangan dan kehidupan
tersebut mendorong dirumuskan nya prinsip-prinsip bimingan dan konseling
sebagai berikut:
a) BK melayaani semua individu tanpa memandang
umur, jenis kelamin, suku, agama, dan sstatus social ekonomi.
b) BK berurusan dengan pribadi dan tingkah
laku individu yang unik dan dinamis.
c) BK memperhatikan sepenuhnya tahan-tahanp
dan berbagai aspek perkembngan individu.
d) BK memberikan perhatian utama pada
perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.
2. Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah inddividu
Berbagai factor yang mempengaruhi
perkembangan kehidupan individu tidaklah selalu positif, tapi ada pula
factor-faktor negative yang berpengaruh dan dapat menimbulkan hambatan-hambatan
terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan individu yang berupa masalah.
Pelayanan BK hanya mampu menangani masalah klien secara terbatas yang berkenaan
dengan :
a) BK berurusan dengan haal-hal yang
menyangkut pengaruh kondisimental atau fisik individu terhadap penyesuaian
dirinya dirumah, sekolah, serta dalam kaitan nya dengan kontak social dan
pekerjan dan sebaliknya pengaruh lingkungan dan kondisi mental dan fisik
individu.
b) Kesenjangan social, ekonomi dan kebudayaan
merupakan factor timbulnya masalah pada individu yang semuanya menjadi
perhatian utama pelayanan BK.
3.
Prinsip-prinsip
berkenaan dengan program pelayanan
a) BK merupakan bagian integrasi dari proses
pendidikan dan pengembangan. Oleh karena itu, BK harus diselaraskan dan
dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan siswa.
b) Program BK harus fleksibel disesuaikan
dengan kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga.
c) Program bimbingan dan konseling disusun
secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.
4.
Prinsip-prinsip berkenaan dengan
pelaksanaan pelayanan
Pelaksanaan pelayanan BK, baik yang
bersifat incidental maupun terprogram, dimulai dengan pemahaman tentang tujuan
layanan. Tujuan ini diwujudkan melalui proses tertentu yang dilaksakan oleh
tenaga ahli dalam bidangnya, yaitu konselor professional.
Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan tersebut
adalah:
a) BK harus diarahkan untuk pengembangan
individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi
permasalahannnya.
b) Keputusan yang diambil dan akan dilakukan
oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri, bukan karena kemauan
atau desakan dari pihak lain.
c) Permasalahan individu harus ditangani oleh
tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
d) Kerja sama antara guru pembimbing,
guru-guru lain, dan orang tua peserta didik sangat menentukan hasil pelayanan
bimbingan.
e) Pengembangan program pelayanan BK ditempuh
melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap
individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan
konseling itu sendiri. (Hallen, 2002)
5. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling di sekolah
dalam lapangan operasional bimbingan dan konseling
Pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah diharapkan dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik karena sekolah merupakan lahan yang potensial dan memiliki kondisi
dasar ynag menurut adanya pelayanan ini pada kadar yang tinggi. Pelayanan BK
secara resmi memeng ada di sekolah, tetapi keberadaannya belum maksimal. Dalam kaitan
ini, Belkin (dalam Prayitno, 1994) menegaskan enam prinsip menumbuhkembangkan
pelayanan BK di sekolah.
Ringkasnya prinsip-prinsip dalam bimbingan
konseling, antara lain sebagai berikut:
1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan
sasaran layanan
a) Melayani semua individu tanpa memandang
usia, jenis kelamin, suku, agama, dan status social.
b) Memperhatikan tahap perkembangan.
c) Memperhatikan perbedaan individu dalam
layanan.
2. Prinsip-prinsip ynag berkenaan dengan
permasalahan yang dialami individu
a) Menyangkut pengaruh kondisi mental maupun
fisik individu dan masyarakat sekitar
b) Timbulnya masalah pada individu kerena
adanya kesenjangan social,ekonomi, dan budaya.
3. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan
program pelayanan bimbingan dan konseling
a) Bimbingan dan konseling merupakan bagian
integral dari pendidikan dan pengembangan individu, sehingga program bimbingan
dan konseling diselaraskan dengan program pendidikan dan pengembangan diri
siswa.
b) Program bimbingan dan konseling harus
fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa maupun lingkungan.
c) Program bimbingan dan konseling disussun
dengan mempertimbangkan adanya tahap perkembangan indivivdu.
d) Program layanan bimbingan dan konseling
perlu memberikan penilaian hasil layanan.
4. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan
tujuan dan pelaksanaan pelayanan
a) Diarahkan untuk pengembangan individu yang
akhirnya mampu secara mandiri membimbing diri sendiri.
b) Pengambilan keputusan yang diambil oleh
individu hendaknya atas kemauan diri sendiri.
c) Permasalahan individu dilayani oleh tenaga
ahli/ professional yang relevan dengan permasalahan individu.
d) Perlu adanya kerja sama dengan personal
sekolah dan orang tua dan bila perlu dengn pihak lain yang berwenang dalam
permasalahan individu.
e) Proses pelayanan bimbingan dan konseling
melibatkan individu yang telah memperoleh hasil pengujkuran dan penilaian
layanan (Wawan Junaid, 2009)
B. Fungsi Bimbingan Konseling
Dimana fungsi BK adalah sebagai berikut:
1. Fungsi pemahaman: bimbingan dan konseling
yang membantu konseli (dalam hal ini peserta didik ) agar memiliki pemahaman
terhadap dirinya dan lingkungannya.
2. Fungsi fasilitasi: fungsi bimbingan dan
konseling bertujuan memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai
perkembangan yang optimal, serasi, selaras, dan seimbang seluruh aspek pada
diri konseli.
3. Fungsi penyesuaian: fungsi bimbingan dan
konseling yang membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan dirinya dan
lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
4. Fungsi adaptasi: fungsi bimbingan dan
konseling yang membantu para pelaksana pendidikan menyesuaikan program
pendidikan dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli.
5. Funsi penyaluran: fungsi bimbingan dan
konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan eksra kulikuler,jurusan atau
program studi.
6. Fungsi pencegahan: fungsi bimbingan dan
konseling yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi
berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya mencegahnya supaya tidak
dialami konseli.
7. Fungsi perbaikan: fungsi bimbingan dan
konseling untuk membantu konseli hingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam
berfikir, berperasaan, dan bertindak.
8. Fungsi pemeliharaan: fungsi bimbingan dan
konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan
situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.
9. Fungsi pengembangan: fungsi bimbingan dan
konseling yang sifatnya lebih pro-aktif dari fungsi-fungsi lainnya, konselor
senantiasa berupaya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
C.
Asas-asas
Bimbingan dan Konseling
Menurut Fredy
Pantar (2009) penyelenggaraan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling , selain dimuati oleh fungsi dan didasarkan prinsip-prinsip tertentu,
juga harus memenuhi sejumlah asas bimbingan. Pemenuhan asas-asas bimbingan itu
akan memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan,
sedangkan pengingkarannya dapat menghambat atau bahkan menggagalkan
pelaksanaan, serta mengurangi atau megaburkan hasil layanan/kegiatan bimbingan
dan konseling itu sendiri.
Betapa pentingnya asas-asas bimbingan
konseling ini sehingga dikatakan sebagai jiwa dan napas dari keseluruhan
kehidupan layanan bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas ini tidak
dijalankan dengan baik, penyelenggaraan bimbingan dan konseling akan berjalan
tersendat-sendat atau bahkan terhenti sama sekali.
Para pengkaji mata kuliah bimbingan dan
konseling mengungkapkan beberapa asas dalam bimbingan dan konseling.
Diantaranya adalah Fredy Pantar dan Wawan Junaedi yang dalam blognya
menguraikan secara panjang lebar tentang asas-aas tersebut.
1.
Asas
kerahasiaan
Asas yang menuntut
dirahasiakannya segenap data dan keterangan siswa yang menjadi sasaran layanan,
yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang
lain. Dalam hal ini, guru guru pembingbing berkewajiban memelihara dan menjaga
semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin.
2.
Asas
kesukarelaan
Asas yang menghendaki
adanya kesukaan dan kerelaan siswa mengikuti/ menjalani layanan/ kegiatan yang
diperuntukan baginya. Guru pembimbing berkewajiban membina dan megembangkan
kesukarelaan seperti itu.
3.
Asas
keterbukaan
Asas yang menghendaki
agar siswa (klien) yang menjadi sasaran layanan/ kegiatan bersikap terbuka dan
tidak berpura-pura, baik dalam memerikan keterangan tentang dirinya sendiri
maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi
pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban megembangkan
keterbukaan siswa (klien). Agar siswa mau terbuka, guru pembingbing terlebih
dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini bertalian
erat dengan asas kerahasiaan dan kesukarelaan.
4.
Asas
kegiatan
Asas yang menghendaki
agar siswa yang menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif dalam
penyelenggaraan/ kegiatan bimbingan. Guru pembimbing harus mendorong dan
memotovasi siswa untuk aktif dalam setiap layanan/ kegiatan yang diberikan
kepadanya.
5.
Asas
kemandirian
Asas yang menunjukan
pada tujuan pembimbingan dan konselig yaitu siswa sebagai sasaran layanan/
kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang
mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan lingkunagnnya, mampu
mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing
hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling bagi
berkembangnya kemandirian siswa.
6.
Asas
kekinian
Asas yang menghendaki
agar obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling, yakni permasalah yang
dihadapi siswa atau klien adalah dalam kondisi sekarang. Adapun kondisi masa
lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan
apa yang ada dan diperbuat siswa pada saat sekarang.
7.
Asas
kedinamisan
Asas yang menghendaki
agar isi layanan terhadap sasaran layanan (siswa atau klien) hendaknya selalu
bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuia
dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8.
Asas
keterpaduan
Asas yang menghendaki
agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan
oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan
terpadu. Dalam hal ini kerjasama dan kordinasi dengan berbagai pihak yang
terkait dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus
dilaksanakan sebaik-baiknya.
9.
Asas
kenormatifan
Asas yang menghendaki
agar seluruh layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada
norma-norma, baik norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu
pengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku. Bahkan, lebih jauh lagi,
layanan/ kegiatan bimbingan dan konselig ini harus dapat ,meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan norma-norma
tersebut.
10. Asas keahlian
Asas yang menghendaki
agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar
kaidah-kaidah professional. Dalam hal ini, parra pelaksana layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling lainnya hendaknya merupakan tenaga yang benar-benar ahli
dalam bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru pembimbing harus terwujud,
baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan
konselin maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan konselig.
11. Asas ahli tangan kasus
Asas yang menghendaki
agar pihak-pihak yang tidak mampu meyelenggarakan layanan bimingan dan
konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalah siswa dapat
megalihtangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima
ahli tangan kasus dari orangtua, guru-guru lain, atau ahli lain. demikian pula,
sebalaiknya guru pembimbing, dapat mengalihtangankan kasus kepada pihak yang
lebih kompeten, baik yang berada di dalam lembaga sekolah mauppun diluar
sekolah.
12. Asas Tut Wuri Handayani
Asas yang menghendaki agar
pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana
mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan
rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa
untuk maju.
Keduabelas asas bimbingan dan konseling
tersebut pada dasarnya menegaskan bahwa para konselor merupakan para ahli yang
memiliki kemampuan untuk membimbing kliennya, baik secara ikhlas maupun
professional sehingga mereka mampu meningkatkan taraf kehidupannya yang lebih
baik, terutama berkaitan dengan persoalan mentalitas klien, baik dalam
menghadapi lingkungannya maupun orang-orang yang ada disekelilingnya.
D. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Pada
Undang-undang No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan
bahwa tujua pendidikan adalah terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang
cerdas, yang beriman dan bertaqwa pada tuhan Yang Maha Esa yang berbudi
pekertiluhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Maka
dari itu, tujuan dari pada bimbingan dan konseling itu yaitu terbagi kepada dua
tujuan yakni:
1. Tujuan Umum yaitu: untuk membantu individu
memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan
predisposisi yang dimilikinya (misalnya kemampuan dasar dan bakat-bakatnya),
berbagai latar belakang yang ada (misalnya keluarga, status sosial ekonomi),
serta sesuai dengan tuntunan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini tujuan nya
yaitu membantukan individu itu menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya.
Karena insan seperti inilah adalah insan yang mandiri yang memiliki kemampua
untuk memahami diri sendiri dan lingkungannya, dan ia juga menjadi insan yang
mempunyai intelektual yang tinggi.
2. Tujuan Khusus yaitu: merupakan penjabaran
tujuan umum tersebut yang dikaitkn langsung dengan permasalahan yang dialami
oleh individu yang bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahnya itu.
Karena masalah individual itu mempunyai
macam ragam jenis, intensitas, dan sangkutpautnya, dan masing-masing bersifat
unik.
Namun
menurut H.M. Umar, dkk (1989: 20-21) menguraikan bahwa Tujuan khusus Bimbingan dan
Konseling yaitu sebagai berikut:
1. Membantu siswa untuk mengembangkan
pemahaman diri sesuai kecakapan, minat, pribadi, hasil belajar, serta
kesempatan yang ada.
2. Membantu siswa mengembangkan motif-motif
dalam belajar sehingga tercapai kemajuan
pengajaran yang berarti.
3. Memberikan dorongan didalam pegarahan diri,
pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan keterlibatan diri dalam proses
pendidikan
4. Membantu siswa-siswa untuk memperoleh
kepuasan pribadi dalam penyesuaian diri secara maksimum terhadap masyarakat.
5. Membantu siswa-siswa untuk hidup didalam
kehidupan yang seimbang dalam berbagai aspek fisik, mental dan sosial.
Tujuan bimbingan bagi guru:
1. Membantu guru dalam berhubungan dalam
siswa-siswa.
2. Membantu guru dalam menyesuaikan keunikan
dalam individual, dengan tuntutan umum sekolah dan masyarakat.
3. Membantu guru dalam mengenal pentingnya
keterlibatan diri dalam keseluruhan program pendidikan.
4. Membantu keseluruhan program pendidikan
untuk memnemukan kebutuhan-kebutuhan seluruh siswa.
Adapun tujuan bimbingan bagi
sekolah:
1. Menyususn dan menyesuaikan data tentang
siswa yang bermacam-macam
2. Mengadakan penelitian tentang siswa dari
latar belakangnya
3. Membantu menyelenggarakan kegiatan
penataran bagi para guru dan personil lainnya, yang berhubungan dengan kegiatan
bimbingan
4. Mengadakan penelitian lanjutan terhadap
siswa-siswa yang telah meninggalkan sekolah
Demikian tujuan bimbingan dan konseling disekolah.
Berhasil atau tidaknya bergantung pada pelaksanaan bimbingan itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prinsip bimbingan dan konseling
merupakan pemaduan hasil-hasil teori dan
praktik yang dirumuskan dan dijadikan pedoman, sekaligus dasar bagi
penyelenggaraan pelayanan. Ada 5 prinsip Bimbingan Konseling:
1. Prisip-prinsip berkenaan dengan sasaran
pelayanan.
2. Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah
inddividu
3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program
pelayanan
4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan
pelaksanaan pelayanan
5. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling di
sekolah dalam lapangan operasional bimbingan dan konseling
Fungsi BK sebagai salah cara agar guru dapat mengenal lebih seksama
siswanya dan mampu menggunakan cara yang efektif serta efisien menyalurkan
minat, makan siswa juga menyelesaikan masalah siswa. Dimana fungsi BK juga
adalah sebagai berikut:
1. Fungsi pemahaman
2. Fungsi fasilitasi
3. Fungsi penyesuaian
4. Fungsi adaptasi
5. Funsi penyaluran
6. Fungsi pencegahan
7. Fungsi perbaikan
8. Fungsi pemeliharaan
9. Fungsi pengembangan
Azas Bimbingan Konseling
merupakan kode etik dalam penyelenggaraan bimbingan konseling, dengan adanya
azas ini, pelaksanaan BK dapat lebih terjamin keberhasilnya.
Tujuan BK membantu
individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan
dan predisposisi yang dimilikinya (misalnya kemampuan dasar dan
bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (misalnya keluarga, status
sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntunan positif lingkungannya.
B. Saran
Menyadari
keterbatasan yang kami alami dalam membuat makalah ini, banyak hal yang belum
kami muat dalam makalah ini. Jadi semoga kritikn dan sarandibutuhkan guna
penyempurnaan makalh ini. Namun menurut kami, pada kenyataan nya guru di
Sekolah Dasar masih perlu stimulus, bimbingan, atau pun pelatihan guna
meningkatkan kesadaran bahwa Bimbingan dan Konseling ini perlu dilakukan secara
berkesinambungan dan terarah agar siswa di sekolah dasar lebih mampu mengenal
diri, lingkungan, minat dan bakan nya agar diri nya bisa mengoptimalkan apa
yang sudah di anugerahi Sang Pencipta.
DAFTAR PUSTAKA
Anas salahudin.
Bimbingan
dan Konseling.
Bandung: CV Pustaka Setia. 2010.
Daryanto, Muhammad Farid. Bimbingan Konseling Panduan Guru BK dan Guru Umum. Yogyakarta: Gava Media. 2015.
Hallen. Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Liputan Press. 2002.
H.M. Arifin. Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Universitas Terbuka. 1992.
Juntika
N. Landasan Bimbingan dan Konseling. PT.
Remaja Rosda Karya. Bandung: 2005.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar