Selasa, 31 Januari 2017

KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING

KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu : Nurjaman, M. Pd




Disusun oleh :
Kelompok 2
1.      Abi Basti                     (140641160)
2.      Legiya Agustina          (140641158)
3.      Maya Sari                    (140641160)
Kelas : SD14-A5

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
CIREBON
2016

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Alhamdulillahirabbil’alamin, sungguh tidak ada ucapan yang lebih pantas kita ucapkan kecuali rasa syukur kepada Allah SWT, atas nikmat dan karunia yang terlimpah kepada kita. Shalawat serta salam semoga Allah curahkan kepada kita manusia pilihan Rasulullah Saw juga kepada keluarganya, para sahabat, dan kita sebagai umatnya.
Ucapan syukur kami tidak terhenti karena Alhamdulillah kami telah menyelesaikan tugas makalah Bimbingan Konseling ini. Terimakasih juga kepada dosen pengampu kami Nurjaman, M. Pd karena tanpa bantuan beliau kami tidak bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Mohon maaf apabila di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kami sangat berterima kasih apabila kami di beri kritik dan saran atas pembuatan makalah ini agar kami tahu dan lebih baik lagi.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Cirebon, November 2016
Penulis,



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang............................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C.     Tujuan Penulisan............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Prinsip Bimbingan Konseling......................................................................... 3
B.     Fungsi Bimbingan Konseling......................................................................... 7
C.     Azas Bimbingan Konseling............................................................................ 8
D.    Tujuan Bimbingan Konseling......................................................................... 11
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................................... 14
B.     Saran............................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 16

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bimbingan merupakan salah satu kompenen penyelengraan pendidikan di sekolah yang keberadaannya dibutuhkan, khususnya untuk membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kehidupan sosial, kegitana belajar, serta perencaan dan pengembangan karir. Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling dan ekstra kulikuler.
Bimbingan konseling ini sudah dimulai sejak zaman yunani kuno, karena mereka menekankan tentang upaya mengembangkan individu melalui pendidikan sehingga bisa dapat berperan dalam masyarkat pada masa itu. Diantara tokoh konselor pada masa itu yaitu kita sebut Plato dimana ia telah memusatkan perjhatiannya pada masalah yang menyangkut bagaimana membangunn pribadi manusia yang baiik dan teknik pap yang bisa mempengaruhi manusia dalam mengembangkkan keyakinannya.
Pentingnnya bimbingan dan konseling dilingkunagn dunia pendidikan bukian saja mengacu pada kenyatan bahwa siswa-siswa peserta didik yang ada dilingkungan sekolah itu tidak sama, masing – masing individu siswa memiliki latarbelakang sosial yang berbeda anatara 1 dengan yang lainnya karna itu, ketika menghadapi lingkunagn sekolah, tentu ada saja pesertadidikyang tidak bisa mengikuti lingkungan barunya, baik karena kesehatan mentalnya, maupun karena alasan – alasan lain. Disinilah tampak pentingnya posisi bimbingan dan konseling di lingkungan sekolah.
Dalam permendikbud no.111 tahun 2014 pemerintah telah mengatur penyelenggraan bimbingan konseling di satuan pendidikan dengan implementasi pelaksanaan kurikulum 2013. Layaanan bimbingan konseling memiliki tujuan membantu pesertadidik dalam mencapai perkembangan opmtimal dan kemandirian secara utuh dalam aspek pribadi, belajar, dan sosial.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana prinsip-prinsip dari bimbingan dan konseling?
2.      Apa saja fungsi dari bimbingan dan konseling?
3.      Apa saja azas-azas dari bimbingan dan konseling?
4.      Apa saja tujuan dari bimbingan dan konseling?
C.    Tujuan
Untuk memahami prinsip, fungsi, azas, tujuan dari bimbingan dan konseling.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
Prinsip merupakan panduan hasil kajian teorik dan telaah lapang yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksud. Prinsip berasal dari kata “prinsipra” yang artinya permulaan dengan cara tertentu yang melahirkan hal-hal lain, yang keberadaannya tergantung pada pemula itu. Prinsip ini merupakan hasil prpaduan antara kajian teoritis dan teori lapangan yang terarah digunakan sebagai pedoman dalam pelaksaan sesuatu yang dimaksud (Halaen, 2002 : 63).
Prinsip bimbingan dan konseling mmenguraikan pokok-pokok dasar pemikiran yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan dapat juga dijadikan sebagai seperangkat landasan praktis atau aturan mainn yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling disekolah.
Prayitno mengatakan, “prinsip merupakan hasil kajian teoritis, dan talaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudan.” Dari pendapat ini dinyatakan bahwa prinsip-prinsip bimbinga dan konseling merupakan pemaduan hasil hasil teori dan praktik yang dirumuskan dan dijadikan pedoman, sekaligus dasar bagi penyelenggaraan pelayanan.
Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan masalah, program pelayanan, penyelenggaraan pelayanan.
            Diantara prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Prisip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan.
Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu-individu, baik secara perseorangan ataupun kelompok. Pada umumnya, sasaran pelayanan ini adalah perkembangan dan perikehidupan individu, namun asaran yang lebih nyata dana langsung adalah sikap dan tingaah lakunya yang dopengaruhioleh aspek-aspek kepribadian dan kondisi diri sendiri, serta kondisi lingkungannya. Sikap dan tingkahlaku dalam perkembangan dan kehidupan tersebut mendorong dirumuskan nya prinsip-prinsip bimingan dan konseling sebagai berikut:
a)      BK melayaani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama, dan sstatus social ekonomi.
b)      BK berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis.
c)      BK memperhatikan sepenuhnya tahan-tahanp dan berbagai aspek perkembngan individu.
d)     BK memberikan perhatian utama pada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.
2.      Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah inddividu
Berbagai factor yang mempengaruhi perkembangan kehidupan individu tidaklah selalu positif, tapi ada pula factor-faktor negative yang berpengaruh dan dapat menimbulkan hambatan-hambatan terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan individu yang berupa masalah. Pelayanan BK hanya mampu menangani masalah klien secara terbatas yang berkenaan dengan :
a)      BK berurusan dengan haal-hal yang menyangkut pengaruh kondisimental atau fisik individu terhadap penyesuaian dirinya dirumah, sekolah, serta dalam kaitan nya dengan kontak social dan pekerjan dan sebaliknya pengaruh lingkungan dan kondisi mental dan fisik individu.
b)      Kesenjangan social, ekonomi dan kebudayaan merupakan factor timbulnya masalah pada individu yang semuanya menjadi perhatian utama pelayanan BK.
3.       Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan
a)      BK merupakan bagian integrasi dari proses pendidikan dan pengembangan. Oleh karena itu, BK harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan siswa.
b)      Program BK harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga.
c)      Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.
4.      Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan
Pelaksanaan pelayanan BK, baik yang bersifat incidental maupun terprogram, dimulai dengan pemahaman tentang tujuan layanan. Tujuan ini diwujudkan melalui proses tertentu yang dilaksakan oleh tenaga ahli dalam bidangnya, yaitu konselor professional.
Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan tersebut adalah:
a)      BK harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahannnya.
b)      Keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari pihak lain.
c)      Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
d)     Kerja sama antara guru pembimbing, guru-guru lain, dan orang tua peserta didik sangat menentukan hasil pelayanan bimbingan.
e)      Pengembangan program pelayanan BK ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri. (Hallen, 2002)
5.      Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling di sekolah dalam lapangan operasional bimbingan dan konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik karena sekolah merupakan lahan yang potensial dan memiliki kondisi dasar ynag menurut adanya pelayanan ini pada kadar yang tinggi. Pelayanan BK secara resmi memeng ada di sekolah, tetapi keberadaannya belum maksimal. Dalam kaitan ini, Belkin (dalam Prayitno, 1994) menegaskan enam prinsip menumbuhkembangkan pelayanan BK di sekolah.
Ringkasnya prinsip-prinsip dalam bimbingan konseling, antara lain sebagai berikut:
1.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan
a)      Melayani semua individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, suku, agama, dan status social.
b)      Memperhatikan tahap perkembangan.
c)      Memperhatikan perbedaan individu dalam layanan.
2.      Prinsip-prinsip ynag berkenaan dengan permasalahan yang dialami individu
a)      Menyangkut pengaruh kondisi mental maupun fisik individu dan masyarakat sekitar
b)      Timbulnya masalah pada individu kerena adanya kesenjangan social,ekonomi, dan budaya.
3.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan bimbingan dan konseling
a)      Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan dan pengembangan individu, sehingga program bimbingan dan konseling diselaraskan dengan program pendidikan dan pengembangan diri siswa.
b)      Program bimbingan dan konseling harus fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa maupun lingkungan.
c)      Program bimbingan dan konseling disussun dengan mempertimbangkan adanya tahap perkembangan indivivdu.
d)     Program layanan bimbingan dan konseling perlu memberikan penilaian hasil layanan.
4.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan
a)      Diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu secara mandiri membimbing diri sendiri.
b)      Pengambilan keputusan yang diambil oleh individu hendaknya atas kemauan diri sendiri.
c)      Permasalahan individu dilayani oleh tenaga ahli/ professional yang relevan dengan permasalahan individu.
d)     Perlu adanya kerja sama dengan personal sekolah dan orang tua dan bila perlu dengn pihak lain yang berwenang dalam permasalahan individu.
e)      Proses pelayanan bimbingan dan konseling melibatkan individu yang telah memperoleh hasil pengujkuran dan penilaian layanan (Wawan Junaid, 2009)

B.     Fungsi Bimbingan Konseling
Dimana fungsi BK adalah sebagai berikut:
1.      Fungsi pemahaman: bimbingan dan konseling yang membantu konseli (dalam hal ini peserta didik ) agar memiliki pemahaman terhadap dirinya dan lingkungannya.
2.      Fungsi fasilitasi: fungsi bimbingan dan konseling bertujuan memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai perkembangan yang optimal, serasi, selaras, dan seimbang seluruh aspek pada diri konseli.
3.      Fungsi penyesuaian: fungsi bimbingan dan konseling yang membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan dirinya dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
4.      Fungsi adaptasi: fungsi bimbingan dan konseling yang membantu para pelaksana pendidikan menyesuaikan program pendidikan dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli.
5.      Funsi penyaluran: fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan eksra kulikuler,jurusan atau program studi.
6.      Fungsi pencegahan: fungsi bimbingan dan konseling yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya mencegahnya supaya tidak dialami konseli.
7.      Fungsi perbaikan: fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli hingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan, dan bertindak.
8.      Fungsi pemeliharaan: fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.
9.      Fungsi pengembangan: fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih pro-aktif dari fungsi-fungsi lainnya, konselor senantiasa berupaya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

C.    Asas-asas Bimbingan dan Konseling
Menurut Fredy Pantar (2009) penyelenggaraan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling , selain dimuati oleh fungsi dan didasarkan prinsip-prinsip tertentu, juga harus memenuhi sejumlah asas bimbingan. Pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan pengingkarannya dapat menghambat atau bahkan menggagalkan pelaksanaan, serta mengurangi atau megaburkan hasil layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri.
Betapa pentingnya asas-asas bimbingan konseling ini sehingga dikatakan sebagai jiwa dan napas dari keseluruhan kehidupan layanan bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas ini tidak dijalankan dengan baik, penyelenggaraan bimbingan dan konseling akan berjalan tersendat-sendat atau bahkan terhenti sama sekali.
Para pengkaji mata kuliah bimbingan dan konseling mengungkapkan beberapa asas dalam bimbingan dan konseling. Diantaranya adalah Fredy Pantar dan Wawan Junaedi yang dalam blognya menguraikan secara panjang lebar tentang asas-aas tersebut.
1.      Asas kerahasiaan
Asas yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan siswa yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini, guru guru pembingbing berkewajiban memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin.
2.      Asas kesukarelaan
Asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan siswa mengikuti/ menjalani layanan/ kegiatan yang diperuntukan baginya. Guru pembimbing berkewajiban membina dan megembangkan kesukarelaan seperti itu.
3.      Asas keterbukaan
Asas yang menghendaki agar siswa (klien) yang menjadi sasaran layanan/ kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam memerikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban megembangkan keterbukaan siswa (klien). Agar siswa mau terbuka, guru pembingbing terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan kesukarelaan.
4.      Asas kegiatan
Asas yang menghendaki agar siswa yang menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan/ kegiatan bimbingan. Guru pembimbing harus mendorong dan memotovasi siswa untuk aktif dalam setiap layanan/ kegiatan yang diberikan kepadanya.
5.      Asas kemandirian
Asas yang menunjukan pada tujuan pembimbingan dan konselig yaitu siswa sebagai sasaran layanan/ kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan lingkunagnnya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya kemandirian siswa.

6.      Asas kekinian
Asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling, yakni permasalah yang dihadapi siswa atau klien adalah dalam kondisi sekarang. Adapun kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat siswa pada saat sekarang.
7.      Asas kedinamisan
Asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (siswa atau klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuia dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8.      Asas keterpaduan
Asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Dalam hal ini kerjasama dan kordinasi dengan berbagai pihak yang terkait dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya.
9.      Asas kenormatifan
Asas yang menghendaki agar seluruh layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku. Bahkan, lebih jauh lagi, layanan/ kegiatan bimbingan dan konselig ini harus dapat ,meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan norma-norma tersebut.
10.  Asas keahlian
Asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah professional. Dalam hal ini, parra pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling lainnya hendaknya merupakan tenaga yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru pembimbing harus terwujud, baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konselin maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan konselig.
11.  Asas ahli tangan kasus
Asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu meyelenggarakan layanan bimingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalah siswa dapat megalihtangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima ahli tangan kasus dari orangtua, guru-guru lain, atau ahli lain. demikian pula, sebalaiknya guru pembimbing, dapat mengalihtangankan kasus kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang berada di dalam lembaga sekolah mauppun diluar sekolah.
12.  Asas Tut Wuri Handayani
Asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk maju.
Keduabelas asas bimbingan dan konseling tersebut pada dasarnya menegaskan bahwa para konselor merupakan para ahli yang memiliki kemampuan untuk membimbing kliennya, baik secara ikhlas maupun professional sehingga mereka mampu meningkatkan taraf kehidupannya yang lebih baik, terutama berkaitan dengan persoalan mentalitas klien, baik dalam menghadapi lingkungannya maupun orang-orang yang ada disekelilingnya.
D.    Tujuan Bimbingan dan Konseling
        Pada Undang-undang No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa tujua pendidikan adalah terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman dan bertaqwa pada tuhan Yang Maha Esa yang berbudi pekertiluhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
        Maka dari itu, tujuan dari pada bimbingan dan konseling itu yaitu terbagi kepada dua tujuan yakni:
1.      Tujuan Umum yaitu: untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (misalnya kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (misalnya keluarga, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntunan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini tujuan nya yaitu membantukan individu itu menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya. Karena insan seperti inilah adalah insan yang mandiri yang memiliki kemampua untuk memahami diri sendiri dan lingkungannya, dan ia juga menjadi insan yang mempunyai intelektual yang tinggi.
2.      Tujuan Khusus yaitu: merupakan penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkn langsung dengan permasalahan yang dialami oleh individu yang bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahnya itu. Karena  masalah individual itu mempunyai macam ragam jenis, intensitas, dan sangkutpautnya, dan masing-masing bersifat unik.
            Namun menurut H.M. Umar, dkk (1989: 20-21) menguraikan bahwa Tujuan khusus Bimbingan dan Konseling yaitu sebagai berikut:
1.      Membantu siswa untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai kecakapan, minat, pribadi, hasil belajar, serta kesempatan yang ada.
2.      Membantu siswa mengembangkan motif-motif dalam  belajar sehingga tercapai kemajuan pengajaran yang berarti.
3.      Memberikan dorongan didalam pegarahan diri, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan
4.      Membantu siswa-siswa untuk memperoleh kepuasan pribadi dalam penyesuaian diri secara maksimum terhadap masyarakat.
5.      Membantu siswa-siswa untuk hidup didalam kehidupan yang seimbang dalam berbagai aspek fisik, mental dan sosial.
Tujuan bimbingan bagi guru:
1.      Membantu guru dalam berhubungan dalam siswa-siswa.
2.      Membantu guru dalam menyesuaikan keunikan dalam individual, dengan tuntutan umum sekolah dan masyarakat.
3.      Membantu guru dalam mengenal pentingnya keterlibatan diri dalam keseluruhan program pendidikan.
4.      Membantu keseluruhan program pendidikan untuk memnemukan kebutuhan-kebutuhan seluruh siswa.
Adapun tujuan bimbingan  bagi sekolah:
1.      Menyususn dan menyesuaikan data tentang siswa yang bermacam-macam
2.      Mengadakan penelitian tentang siswa dari latar belakangnya
3.      Membantu menyelenggarakan kegiatan penataran bagi para guru dan personil lainnya, yang berhubungan dengan kegiatan bimbingan
4.      Mengadakan penelitian lanjutan terhadap siswa-siswa yang telah meninggalkan sekolah
Demikian tujuan bimbingan dan konseling disekolah. Berhasil atau tidaknya bergantung pada pelaksanaan bimbingan itu sendiri.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Prinsip bimbingan dan konseling merupakan pemaduan hasil-hasil teori dan praktik yang dirumuskan dan dijadikan pedoman, sekaligus dasar bagi penyelenggaraan pelayanan. Ada 5 prinsip Bimbingan Konseling:
1.      Prisip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan.
2.      Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah inddividu
3.      Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan
4.      Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan
5.      Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling di sekolah dalam lapangan operasional bimbingan dan konseling
Fungsi BK sebagai salah cara agar guru dapat mengenal lebih seksama siswanya dan mampu menggunakan cara yang efektif serta efisien menyalurkan minat, makan siswa juga menyelesaikan masalah siswa. Dimana fungsi BK juga adalah sebagai berikut:
1.      Fungsi pemahaman
2.      Fungsi fasilitasi
3.      Fungsi penyesuaian
4.      Fungsi adaptasi
5.      Funsi penyaluran
6.      Fungsi pencegahan
7.      Fungsi perbaikan
8.      Fungsi pemeliharaan
9.      Fungsi pengembangan
           Azas Bimbingan Konseling merupakan kode etik dalam penyelenggaraan bimbingan konseling, dengan adanya azas ini, pelaksanaan BK dapat lebih terjamin keberhasilnya.
           Tujuan BK membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (misalnya kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (misalnya keluarga, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntunan positif lingkungannya.

B.     Saran
            Menyadari keterbatasan yang kami alami dalam membuat makalah ini, banyak hal yang belum kami muat dalam makalah ini. Jadi semoga kritikn dan sarandibutuhkan guna penyempurnaan makalh ini. Namun menurut kami, pada kenyataan nya guru di Sekolah Dasar masih perlu stimulus, bimbingan, atau pun pelatihan guna meningkatkan kesadaran bahwa Bimbingan dan Konseling ini perlu dilakukan secara berkesinambungan dan terarah agar siswa di sekolah dasar lebih mampu mengenal diri, lingkungan, minat dan bakan nya agar diri nya bisa mengoptimalkan apa yang sudah di anugerahi Sang Pencipta.






DAFTAR PUSTAKA
Anas salahudin. Bimbingan dan Konseling. Bandung: CV Pustaka Setia. 2010.
Daryanto, Muhammad Farid. Bimbingan Konseling Panduan Guru BK dan Guru Umum. Yogyakarta: Gava Media. 2015.
Hallen. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Liputan Press. 2002.
H.M. Arifin. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Universitas Terbuka. 1992.
Juntika N. Landasan Bimbingan dan Konseling. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung: 2005.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar