JENIS
DAN TEKNIK STRATEGI BIMBINGAN
Diajukan untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling
Dosen
Pengampu :Nurjaman, M.Pd
Di Susun oleh : kelompok 3
Ø Amalia Gina Lestari (140641173)
Ø Nila Agustin (140641157)
Ø Mar’atusholicha
(
Kelas
: SD14. A-5
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLA DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
CIREBON
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena hanya atas rahmat dan
ridha-Nya semata makalah yang berjudul “Bimbingan Konseling” ini dapat
terselesaikan.
Penyusunan makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Bimbingan Konseling
Terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Nur Jaman, M.Pd.i selaku Dosen Pengampu mata kuliah Bimbingan
Konseling.
2. Teman- teman seperjuangan yang telah andil dalam penyelesaian makalah ini.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan. Penulis berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang mempelajari makalah ini.
Cirebon, november 20016
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................... 1
A.
Latar belakang.................................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................................. 3
C.
Tujuan............................................................................................................... 3
BAB II
PEMBAHASAN..................................................................................... 4
A.
Jenis-jenis
bimbingan dan konseling................................................................. 4
B.
Pengertian
teknik bimbingan dan konseling..................................................... 6
C.
Teknik-teknik
bimbingan konseling.................................................................. 7
D.
Strategi
bimbingan dan konseling.................................................................... 11
BAB III PENUTUP............................................................................................. 16
A.
Kesimpulan....................................................................................................... 16
B.
Saran................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Bimbingan
adalah suatu proses membantu individu melalui usaha sendiri untuk menentukan
dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan
kemanfaatan sosial.Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan
bimbingan dimana proses pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara
dalam serangkaian pertemuan langsung dan tatap muka antara guru atau konselor
dengan klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya,
mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu mengarahkan dirinya untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki kea rah perkembangan yang optimal, sehingga
ia dapat mencapai kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik
secara perorangan maupun berkelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara
optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan
bimbingan karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan
norma-norma yang berlaku. Dalam
pelaksanaan program bimbingan dan konseling, Prinsip-prinsip bimbingan harus
diterjemahkan kedalam program-program sebagai pedoman pelaksanaan di sekolah.
Kerjasama konselor dengan personel lain di sekolah merupakan suatu syarat
yang tidak boleh ditinggalkan. Kerjasama
ini akan menjamin tersusunnya program bimbingan dan konseling yang
komprehensif, memenuhi sasaran, serta realistik. Dasar pemikiran penyelenggaraan
bimbingan dan konseling di Sekolah atau madrasah, bukan semata-mata terletak
pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan
dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi
peserta didik yang selanjutnya disebut konseling, agar mampu mengembangkan
potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek
fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual). Program bimbingan dan
konseling mengandung empat komponen pelayanan, yaitu pelayanan dasar bimbingan,
pelayanan responsif, perencanaan individual, dan dukungan sistem.
Pada setiap sekolah peran seorang pendidik bimbingan dan konseling sangat
penting untuk semua siswa, karena semua siswa perlu bimbingan dalam menghadapi
perkembangan dan masalah yang dialaminya. Namun masih banyak dari pendidik yang
masih belum mengetahui tentang jenis juga teknik konseling yang harus ia fahami
dan terapkan di sekolah. Hal ini jika dibiarkan akan menghambat proses
konseling di sekolah, padahal konseling di sekolah sangat penting karena
berhubungan langsung dengan pembelajaran peserta didik. Karena hal itu, dalam
makalah ini kami akan membahas tentang jenis-jenis bimbingan dan konseling,
teknik-teknik bimbingan dan konseling, langkah bimbingan konseling, dan kode
etik pada bimbingan dan konseling.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Apa jenis-jenis bimbingan dan konseling ?
2. Apa pengertian teknik-teknik bimbingan dan konseling ?
3. Bagaimana teknik-teknik bimbingan dan konseling ?
4. Bagaimana strategi bimbingan dan
konseling?
C. TUJUAN
Adapun tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan
dan Konseling. Selain itu juga bertujuan agar dapat memahami secara mendalam mengenai :
1. Jenis-jenis bimbingan dan konseling .
2. Pengertian teknik-teknik bimbingan dan konseling.
3. Teknik-teknik bimbingan dan konseling.
4. Strategi bimbingan dan konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
A. JENIS-JENIS BIMBINGAN DAN KONSELING
Jenis bimbingan dan konseling yang timbul dalam ruang lingkup sekolah dapat
diklasifikasikan dalam 3 jenis masalah, sebagaimana berdasarkan yang
dikemukakan oleh Djumhur dan Moh. Surya dalam A. Salahudin
(2010) sebagai berikut :
1.
Masalah pendidikan
Individu merasa kesulitan dalam
menghadapi kegiatan belajar, misalnya sulit untuk memahami mata pelajaran yang
didapatkan, cara membagi waktu belajar, cara belajar, mengerjakan tugas,
berhubungan dengan lingkungan sekolah, guru-guru, dan tata tertib.
2. Masalah pribadi dan social
Masalah pribadi dalam lingkup sekolah umumnya berasal dari pribadi individu
yang berhadapan dengan lingkungan sekitarnya. Adapun masalah sosial yang
dihadapi oleh siswa dalam lingkup sekolah yang bersangkutan dengan hubungan
antar individu atau hubungan antara individu dan lingkungan sosialnya, misalnya
kesulitan mencari teman, merasa terasing dengan pekerjaan kelompok, dll.
3. Masalah
pekerjaan (karir)
Masalah ini
berhubungan dengan memilih pekerjaan. Misalnya adalah memilih jenis-jenis
pekerjaan yang cocok dengan dirinya, memilih latihan tertentu untuk suatu
pekerjaan, mendapatkan informasi tentang jenis pekerjaan, dan kesulitan untuk
menyesuaikan diri dalam lingkungan pekerjaan.
Menurut kami apa yang dikemukakan oleh Djumhur dan Moh. Surya dalam A.
Salahudin (2010) dalam Jenis bimbingan dan konseling yang timbul dalam ruang
lingkup sekolah diatas bahwa memiliki masalah pendidikan, masalah pribadi dan
sosial dan masalah pekerjaan.
Berdasarkan
kurikulum SMU 1994 dalam S. Willis (2004), jenis kegiatan layanan bimbingan dan
konseling terdiri dari :
a. Layanan orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang memiliki tujuan membantu
mengorientasikan (mengarahkan, membantu, mengadaptasi) siswa (juga pihak lain
yang dapat memberi pengaruh, terutama orang tuanya) dari situasi lama kepada
situasi baru khususnya untuk siswa baru.
b. Layanan informasi
Layanan informasi dilakukan sepanjang tahun jika
diperlukan siswa dan orang tuanya demi kemajuan studi. Karena itu layanan yang
satu ini harus diprogramkan dengan baik.
Materi layanan informasi meliputi
:
1)
Informasi pendidikan
Mencakup apa, bagaimana,
dimana, dan kapan (seperti proses studi lanjutan, cara belajar, cara
menggunakan perpustakaan, informasi kursus-kursus keterampilan yang ada, dan
sebagainya).
2)
Informasi
pekerjaan
Mencakup informasi tentang jenis atau macam pekerjaan yang ada, kesempatan
pekerjaan, peluang dari suatu pekerjaan, dan lain lain.
3) Informasi sosial budaya
Misalnya bagi para siswa yang akan melakukan pendakian gunung dimana mereka
akan menemui berbagai orang dan masyarakat yang berbeda sosial budaya dan
ekonominya, agar para siswa mudah memperoleh bantuan informasi dan bimbingan,
misalnya kunjungan karyawisata ke Bali dimana sosial budayanya mungkin amat
berbeda dengan para siswa.
4)
Informasi diri siswa
Suatu
kebutuhan siswa mengenal informasi mencakup tentang dirinya menurut catatan dan
persepsi pembimbing atau guru-guru. Tujuannya agar siswa bisa melakukan mawas
diri dan memacu diri untuk maju.
c. Layanan
bimbingan penempatan dan penyaluran
Layanan
bimbingan yang memungkinkan siswa memperoleh penempatan dan penyaluran secara
tepat (misalnya penempatan atau penyaluran didalam kelas, kelompok belajar,
jurusan atau program khusus, kegiatan ekstrakurikuler), sesuai dengan potensi,
bakat, dan minat, serta kondisi pribadinya.
d. Layanan bimbingan belajar
Layanan bimbingan belajar yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa
mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebisaan belajar yang baik,
materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta
berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
Diagnostik kesulitan belajar adalah suatu cara untuk membantu siswa
mengatasi kesulitan belajar yang dihadapinya. Dengan metode diagnostik ini akan
diketahui sebab-sebab kesulitan, setelah terlebih dahulu memahami gejala-gejala
kesulitan tersebut. Berdasarkan
pengetahuan itu, akan disusun strategi yang tepat untuk membantu mengatasi
kesulitan belajarnya
B. PENGERTIAN TEKNIK BIMBINGAN DAN
KONSELING
Bersesuaian dengan pendapat M. Arifin (2003), teknik adalah cara, langkah
atau metode yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Bimbingan ialah
mengarahkan, memandu, mengelola, dan menyetir. Bimbingan juga dapat diartikan
sebagai bantuan atau pertolongan.
Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan
sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien. Konseling
juga dapat diartikan upaya untuk membantu individu melalui proses interaksi
yang bersifat pribadi antara konselor dan klien agar klien mampu memahami diri
serta lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan
nilai yang diyakininya sehingga klien merasa bahagia dan efektif prilakunya.
Jadi, teknik bimbingan dan konseling adalah cara atau metode yang dilakukan
untuk membantu, mengarahkan atau memandu seseorang atau sekelompok orang agar
menyadari dan mengembangkan potensi-potensi dirinya, serta mampu mengambil
sebuah keputusan serta menentukan tujuan hidupnya dengan cara berinteraksi atau
tatap muka.
Menurut pendapat M. Arifin (2003), teknik adalah cara, langkah atau metode
yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Bimbingan ialah mengarahkan,
memandu, mengelola, dan menyetir. Bimbingan juga dapat diartikan sebagai
bantuan atau pertolongan. Menurut kelompok kami adalah benar karena teknik
adalah cara atau langkah sedangkan bimbingan adalah pertolongan atau bantuan.
C. TEKNIK-TEKNIK BIMBINGAN DAN KONSELING
Berdasarkan pendapat Setiawati dan I. Ni’mah (2007), pada umumnya
teknik-teknik yang dipergunakan dalam bimbingan mengambil dua pendekatan, yaitu
bimbingan secara kelompok (group
guidance)dan bimbingan secara individual (individual guidance counseling).
1.
Bimbingan
kelompok (group guidance)
Teknik ini dipergunakan dalam membantu murid atau sekelompok murid
memecahkan masalah-masalah dengan melakukan kegiatan kelompok, yaitu yang
dirasakan bersama oleh kelompok atau bersifat individual yaitu dirasakan oleh
individu sebagai anggota kelompok.
Ada
beberapa teknik dalam bimbingan kelompok, seperti :
a) Home
room program
Yaitu suatu
program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru dapat mengenal
murid-muridnya lebih baik, sehingga dapat membatunya secara efisien. Kegiatan
ini dilakukan dalam kelas dalam bentuk pertemuan antara guru dengan murid
diluar jam-jam pelajaran untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu.
home room program hendaknya diciptakan suatu situasi
yang bebas dan menyenangkan, sehingga murid-murid dapat mengutarakan
perasaannya seperti di rumah. Dalam kesempatan ini diadakan tanya jawab,
menampung pendapat, merancanakan suatu kegiatan, dan sebagainya.
b)
Karyawisata (Field trip)
Kegiatan
rekreasi yang dikemas dengan metode mengajar untuk bimbigan kelompok dengan
tujuan siswa dapat memperoleh penyesuaian dalam kelompok untuk dapat kerjasama
dan penuh tanggungjawab.
c) Diskusi kelompok
Diskusi kelompok merupakan suatu cara dimana
murid-murid akan mendapat kesempatan untuk memecahkan masalah bersama-sama.
Setiap murid dapat menyumbangkan pikiran masing-masing dalam memecahkan suatu
masalah. Dalam diskusi ini dapat tertanam pula rasa tanggungjawab dan harga
diri.
Masalah yang mungkin dapat didiskusikan antara lain :
a)
Pembagian kerja dalam suatu kelompok.
b)
Perencanaan suatu kegiatan.
c)
Masalah-masalah pekerjaan.
d) Masalah
belajar.
e) Masalah
penggunaan waktu senggang.
f) Masalah
sahabat, keluarga, dsb.
d) Kegiatan
kelompok
Kegiatan
kelompok merupakan teknik yang baik dalam bimbingan, karena kelompok memberikan
kesempatan kepada individu untuk berpartisipasi dengan sebaik-baiknya. Banyak
kegiatan tertentu yang lebih berhasil jika dilakukan dalam kelompok. Untuk
mengembangkan bakat-bakat dan menyalurkan dorongan-dorongan. Juga dapat melatih
tanggungjawab.
e)
Organisasi murid
Keorganisasian
baik dalam lingkungan pendidikan maupun lingkungan masyarakat. Melalui
organisasi ini banyak masalah individu maupun kelompok dapat diselesaikan.
Dalam organisasi murid mendapat kesempatan untuk belajar mengenal berbagai
aspek kehidupan sosial. Menjadikan murid aktif dalam mengembangkan bakat
kepemimpinan disamping memupuk rasa tanggungjawab dan harga diri.
f)
Sosiodrama
Sosiodrama
dipergunakan sebagai suatu teknik didalam memecahkan masalah-masalah sosial
dengan melalui kegiatan bermain peranan. Di dalam sosiodrama ini individu akan memerankan suatu peranan tertentu
dari suatu masalah sosial.
g)
Psikodrama
Psikodrama
adalah teknik untuk memecahkan masalah-masalah psikis yang dialami oleh
individu. Dengan memerankan suatu peranan tertentu, konflik atau ketegangan
yang ada dalam dirinya dapat dikurangi atau dihindari. Kepada sekelompok murid
dikemukakan suatu cerita yang didalamnya tergambarkan adanya ketegangan psikis
yang dialami individu.
h) Remedial
teaching
Bentuk
penambahan pelajaran, pengulangan kembali, latihan-latihan, dan penekanan
aspek-aspek tertentu. Hal itu tergantung dari jenis dan tingkat kesulitan
belajar yang dialami siswa.
2.
Bimbingan konseling individu (Individual guidance counseling)
Konseling
merupakan salah satu cara pemberian bantuan secara perseorangan dan secara
langsung. Pemberian bantuan dilaksanakan secara face to face relationship (hubungan langsung muka kemuka, atau
hubungan empat mata), antara konselor dan anak (kasus). Biasanya,
masalah-masalah yang dipecahkan melalui teknik atau cara ini iyalah
masalah-masalah yang sifatnya pribadi.
Konseling, konselor bersikap penuh simpati dan empati. Simpati artinya menunjukan
sikap turut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh klien. Adapun empati
artiya berusaha menempatkan diri dalam situasi diri klien dengan segala masalah
yag dihadapinya.dengan cara ini, segala masalah yang dihadapinya klien dapat
berkurang. Karena
dengan sikap ini, iaakan memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada counselor. Ini sangat membantu
kebersihan dalam konseling.
Bimbingan konseling individu yaitu bimbingan konseling yang memungkinkan
klien mendapat layanan langsung tatap muka dalam rangka pembahasan dan
pengentasan permasalahan yang sifatnya pribadi yang dideritanya.
Konseling ini hendaknya konselor bersikap penuh simpati dan empati. Simpati artinya menunjukan adanya sikap turut
merasakan apa yang sedang dirasakan oleh klien. Dan empati artinya berusaha
menempatkan diri dalam situasi diri klien dengan segala masalah-masalah yang
dihadapinya. Dengan sikap ini klien akan memberikan kepercayaan sepenuhnya
kepada konselor.
Konseling ini terdapat hubungan yang akrab dan dinamis. Murid merasa
diterima dan dimengerti oleh konselor. Dalam hubungan tersebut, konselor
menerima murid secara pribadi dan tidak memberikan penilaian. Murid merasakan ada orang yang mengerti masalah
pribadinya, mau mendengarkan keluhan dan curahan perasaannya.
Konseling ini berisi proses belajar yang ditujukan agar murid dapat
mengenal, menerima, mengarahkan, dan menyusuaikan diri secara realistis dalam
kehidupannya di sekolah maupun di rumah. Dalam konseling ini tercipta hubungan pribadi
yang unik dank has, dengan hubungan tersebut klien diarahkan agar dapat membuat
keputusan, pemilihan dan rencana yang bijaksana, serta dapat berkembang dan
berperan lebih baik di lingkungannya. Konseling ini membantu individu agar lebih
mengerti dirinya sendiri, mampu mengeksploitasi, dan memimpin diri sendiri,
serta menyelesaikan tugas-tugas kehidupannya. Proses konseling ini lebih
bersifat emosional diarahkan pada perubahan sikap, pola-pola hidup sebab hanya
dengan perubahan-perubahan tersebut memungkinkan terjadinya perubahan prilaku
dan penyelesaian masalah.
Jadi menurut pendapat Setiawati dan I. Ni’mah (2007), pada umumnya
teknik-teknik yang dipergunakan dalam bimbingan mengambil dua pendekatan, yaitu
bimbingan secara kelompok (group
guidance)dan bimbingan secara individual (individual guidance counseling).
D.
STRATEGI BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Pelayanan
dasar
a. Bimbingan kelas
Program yang dirancang menuntut konselor untuk
melakukan kontak langsung dengan para peserta didik di kelas.
b. Pelayanan orientasi
Pelayanan ini merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan peserta didik
dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, terutama
lingkungan sekolah/madrasah, untuk mempermudah atau memperlancar berperannya mereka
dilingkungan baru tersebut.
c. Pelayanan infomasi
Pelayanan informasi yaitu pemberian informasi tentang berbagai hal yang
dipandang bermanfaat bagi peserta didik melalui komunikasi langsung maupun
tidak langsung.
d. Bimbingan kelompok
Konselor memberikan pelayanan
bimbingan kepada peserta didik melalui kelompok-kelompok kecil (5 s.d. 10
orang).
e. Pelayanan pengumpulan data
(aplikasi instrumentasi)
Pelayanan pengumpulan data merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data atau
informasi tentang pribadi peserta didik, dan lingkungan peserta didik.
2. Pelayana responsif
a. Konseling individual dan
kelompok
Konseling ini ditujukan untuk
membantu peserta didik yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam
mencapai tugas-tugas perkembangannya.
b. Referal (rujukan atau alih
tangan)
Apabila konselor merasa kurang memiliki
kemampuan untuk menangani masalah konseli, maka sebaiknya dia mereferal atau
mengalih tangankan konseli kepada pihak lain yang lebih berwenang, seperti
psikolog, dokter, dan kepolisian.
c. Kolaborasi dengan guru mata
pelajaran atau wali kelas
Kolaborasi dengan guru mata
pelajaran atau wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang peserta
didik (seperti prestasi belajar, kehadiran dan pribadinya), membantu masalah
peserta didik, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan
oleh guru mata pelajran.
d. Kolaborasi dengan orang tua
Konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang
tua peserta didik. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap
peserta didik tidak hanya berlangsung di sekolah/madrasah, tetapi juga oleh
orang tua di rumah. Bertujuan untuk saling memberikan informasi, pengertian,
dan tukar pikiran antara konselor dan orang tua dalam upaya mengembangkan
potensi peserta didik atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi peserta
didik.
e. Kolaborasi dengan pihak-pihak
terkait di luar sekolah/madrasah
Kolaborasi dengan pihak-pihak
terkait di luar sekolah/madrasah yaitu berkaitan dengan upaya sekolah/madrasah
untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan
dengan peningkatan mutu pelayanan bimbingan.
f. Konsultasi
Konselor menerima pelayanan
konsultasi bagi guru, orang tua, atau pihak pimpinan sekolah/madrasah yang
terkait dengan upaya membangun kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan
kepada peserta didik, menciptakan lingkungan sekolah/madrasah yang kondusif bagi
perkembangan peserta didik, melakukan referal, dan meningkatkan program
bimbingan dan konseling.
g. Bimbingan teman sebaya (peer
guidance/peer facilitation)
Bimbingam teman sebaya ini adalah bimbingan yang
dilakukan oleh peserta didik terhadap peserta didik yang lainnya.
h. Konferensi kasus
Konferensi kasus yaitu kegiatan
untuk membahas permasalahan peserta ddik dalam suatu pertemuan yang dihadiri
oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen
terentaskannya permasalahan peserta didik itu.
i. Kunjungan rumah
Kunjungan rumah yaitu kegiatan
untuk memperoleh data atau keterangan tentang peserta didik tertentu yang
sedang ditangani, dalam upaya mengentaskan masalahnya, melalui kunjungan
kerumahnya.
3. Perencanaan individual.
Konselor membantu peserta didik
menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasi
yang diperoleh, yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangan, atau
aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Melalui kegiatan penilaian diri
ini, peserta didik akan memiliki pemahaman, penerimaan dan pengarahan dirinya
secara positif dan konstruktif. Pelayanan perencanaan individul ini dapat
dilakukan melalui pelayanan penempatan (penjurusan dan penyaluran), untuk
membentuk peserta didik menempati posisi sesuai dengan bakat dan minatnya.
4. Dukungan sistem
a. Pengembangan profesi
Konselor secara terus menerus berusaha untuk “meng-update”pengetahuan
dan keterampilannya melalui:
1) In-service training,
2) Aktif dalam organisasi profesi,
3) Aktif dalam kegiatatn-kegiatan
ilmiah, seperti seminar danworkshop (lokakarya), atau
4) Melanjutkan studi ke program
yang lebih tinggi (pascasarjana)
b. Manajemen program
Program pelayanan bimbingan dan konseling tidak
mungkin akan tercipta, terselenggara, dan tercapai bila tidak memiliki suatu
sistem manajemen yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis
dan terarah. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling harus ditempatkan sebagai
bagian terpadu dari seluruh program sekolah/madrasah dengan dukungan yang wajar
dalam aspek ketersediaan sumber daya manusia (konselor), maupun sarana dan
pembiayaan.
c. Riset dan pengembangan
Strategi: melakukan penelitian, mengikuti kegiatan
profesi dan mengikuti aktifitas peningkatan profesi serta kegiatan pada
organisasi profesi.
Strategi bimbingan dan
konseling yaitu: Pelayanan dasar (Bimbingan kelas, Pelayanan orientasi,
Pelayanan infomasi, Bimbingan kelompok, Pelayanan pengumpulan data); Pelayana
responsif (Konseling individual dan kelompok, Referal (rujukan atau alih
tangan), Kolaborasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas, Kolaborasi
dengan orang tua, Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar
sekolah/madrasah, Konsultasi, Bimbingan teman sebaya (peer guidance/peer
facilitation), Konferensi kasus, Kunjungan rumah); Perencanaan individual;
Dukungan sistem (Pengembangan profesi, Manajemen program, Riset dan
pengembangan).
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Jenis bimbingan dan konseling yang timbul dalam ruang lingkup sekolah dapat
diklasifikasikan dalam 3 jenis masalah,
1. Masalah pendidikan
2. Masalah pribadi
dan sosial
3. Masalah pekerjaan
(karir)
Jadi, teknik bimbingan dan konseling adalah cara atau metode yang dilakukan
untuk membantu, mengarahkan atau memandu seseorang atau sekelompok orang agar
menyadari dan mengembangkan potensi-potensi dirinya, serta mampu mengambil
sebuah keputusan serta menentukan tujuan hidupnya dengan cara berinteraksi atau
tatap muka.
Berdasarkan pendapat Setiawati dan I. Ni’mah (2007), pada umumnya
teknik-teknik yang dipergunakan dalam bimbingan mengambil dua pendekatan, yaitu
pendekatan secara kelompok (group guidance)dan pendekatan secara
individual (individual guidance counseling).
1.
Bimbingan kelompok (group guidance)
2.
Bimbingan konseling individu (Individual guidance counseling)
B. Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah
ini dapat menambah pengetahuan tentang komponen dan strategi bimbingan dan
konseling serta menjadi sumber refrensi bagi pembacanyA.
DAFTAR PUSTAKA
Ni’mah. I. Penataan Pendidikan Profesional
Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Depdiknas, 2007.
Salahudin. A. Bimbingan & Konseling dalam
Berbagai Latar Kehidupan. Cet. IV; Bandung: PT Refika Aditama, 2011.
Willis.S. Landasan
Bimbingan dan Konseling.Cet.
IV; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.
Depdiknas. Bimbingan
dan Konseling di sekolah. Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Jakarta:2008.
Arifin.M. bimbingan dan Konseling. Jakarta: Liputan Press. 2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar